Tidak layak, Vietnam juga mengeluhkan hal yang sama
Salah satu anggota staff kepelatihan timn Garuda baru saja menyampaikan keluhan soal kelayakan makanan yang diberikan oleh tim penyelenggara tuan rumah, Singapura di Piala AFF 2020.

Tim Indonesia baru tiba di Singapura pada 2 Desember lalu dan menginap di Hotel Orchard, Singapura. Kurang dari sehari, asisten pelatih tim Indonesia, Dzenan Radoncic, mengeluhkan layanan makanan dari akomodasi penyelenggara Piala AFF 2020.

Keluhan dari asisten pelatih asal Montenegro itu soal menu Indonesia. Dalam postingan di akun Instagram pribadinya @dzenoalis, asisten pelatih Shin Tae-yong itu membagikan foto kotak makan siang. Biasanya, tim akan disajikan gaya prasmanan saat menghadiri turnamen, termasuk Piala AFF. Namun, kali ini tim Indonesia cukup kaget karena hanya bisa memakan apa yang sudah disiapkan panitia di kotak makanan.



"Begitulah cara mereka memperlakukan orang-orang di 'gelembung' di Singapura!.. Semoga sukses di Piala AFF !," tulis Radoncic di keterangan fotonya. 

Sebelumnya, tim Vietnam juga mengeluhkan hal yang sama, kemudian harus menghubungi rekan-rekan mereka yang tinggal di Singapura untuk memberikan makanan tambahan untuk setiap makan ayam, daging rebus, ikan rebus.



Sementara itu, pihak penyelenggara tuan rumah Singapura menjelaskan layanan catering tersebut di atas untuk meminimalisir penyebaran Covid-19. Namun, apa yang terjadi tampaknya telah merenggut kenyamanan peserta Piala AFF 2020 yang dimulai pada 5 Desember mendatang.

Untuk meyakinkan anggota tim, Sekjen Federasi Sepak Bola Indonesia, Yunus Nusi mengatakan, pemberian makanan untuk para delegasi turnamen telah diumumkan oleh Federasi Sepak Bola Singapura (FAS). "Itu keputusan FAS. Federasi juga sudah mengeluh, tapi mereka harus mematuhi dan bisa meminta tambahan makanan saat datang," ujar Yunus kepada Sportsstars.id.

Di Piala AFF 2020, tim Indonesia berada di Grup B bersama Vietnam, Malaysia, Laos, dan Kamboja. Setelah tiba di Singapura, Evan Dimas dkk menjalani sesi latihan pertama mereka pada 3 Desember, tetapi masih kekurangan 6 pemain yang bermain di luar negeri, tidak dapat bergabung dengan timnas Garuda.