Perbedaan sistemnya sangat signifikan sehingga Lukaku harus mulai dari nol. Apa itu?
Baru-baru ini, Romelu Lukaku memberikan komentar menohok terkait sistem yang digunakan Thomas Tuchel di Chelsea. Dia bilang taktik dan strategi pelatih asal Jerman tersebut membatasi pergerakannya.

Striker asal Belgia ini sedang berusaha untuk kembali ke kebugaran penuh setelah sempat cedera dan serangan Covid-19. Pemain berusia 28 tahun ini hanya mencetak 5 gol dari 13 penampilannya di Liga Premier. Dia merasa sistem yang diterapkan oleh pelatih tidak cocok untuknya.

"Secara fisik saya baik-baik saja. Bahkan lebih baik dari sebelumnya. Setelah dua tahun di Italia, saya banyak bekerja di Inter Milan dengan pelatih dan ahli gizi. Saya baik-baik saja secara fisik," ujar Lukaku keada Sky Sports.

"Saya tidak senang dengan situasinya, dan itu wajar. Pelatih kepala telah memutuskan untuk memainkan sistem yang berbeda dan saya tidak boleh menyerah, saya harus terus bekerja keras dan profesional. Saya tidak senang dengan situasi ini, tapi saya seorang pejuang dan saya tidak boleh menyerah," tambah Lukaku.

Sistem di Chelsea membuat kesuburan yang sebelumnya di dapatkan di Inter, belum dirasakan bersama The Blues. Saat di Inter, Antonio Conte menduetkan Lukaku dengan Lautaro Martinez yang lebih dominan berada di lini tengah. 

Hal tersebut membuat Lukaku bermain lebih fleksibel. Striker asal Belgia tersebut banyak bergerak di sisi kiri, kanan, hingga menjemput bola sampai ke tengah. Ini membuat Lukaku mampu mencari ruangnya sendiri untuk menciptakan gol, dan kadang memberikan assist.

Tapi, yang terjadi di London Barat berbeda. Tuchel dengan pakem 3-4-3 dan 3-5-2 andalannya, sering menduetkan Lukaku bersama Timo Werner. Masalahnya, Werner bukanlah pemain yang nyaman berada di kotak penalti. Pemain asal Jerman itu juga kurang tajam saat bola di kaki.

Pemain  Belgia itu juga mengaku menyesal pindah ke Chelsea jika tahu sistem Tuchel berbeda dengan Conte. "Saya pikir semua yang terjadi tidak seharusnya terjadi seperti ini," ujar Lukaku.

"Bagaimana saya meninggalkan Inter? Bagaimana saya berkomunikasi dengan para penggemar? Ini mengganggu saya karena ini bukan waktu yang tepat sekarang. Tapi, bahkan ketika saya pergi, itu bukan waktu yang tepat. Sekarang saya pikir itu benar untuk berbicara karena saya selalu mengatakan bahwa saya memiliki Inter di hati saya. Saya akan kembali bermain di sana, saya sangat berharap begitu," ungkap Lukaku.



"Saya jatuh cinta dengan Italia. Ini adalah waktu yang tepat untuk berbicara dan membiarkan orang tahu apa yang sebenarnya terjadi tanpa berbicara buruk tentang orang karena saya tidak seperti itu," ujar Lukaku.

"Saya ingin mengucapkan permintaan maaf yang sebesar-besarnya kepada para penggemar Inter karena saya pikir cara saya pergi seharusnya berbeda. Saya harus berbicara dengan anda terlebih dulu, karena hal-hal yang telah anda lakukan untuk saya, untuk keluarga saya, untuk ibu saya, untuk anak saya, adalah hal-hal yang tetap bagi saya dalam hidup," ungkap Lukaku.

"Saya sangat berharap di lubuk hati saya untuk kembali ke Inter. Bukan di akhir karier saya, melainkan pada level yang masih bagus untuk semoga menang lebih banyak," pungkas jebolan Anderlecht itu.