Bagaimana kiprahnya di Inggris.
Ada banyak kisah para pemain yang berhasil mengubah nasibnya setelah berkarier di dunia sepakbola. Dalam hal ini, menjadi tulang punggung keluarga bukanlah perkara mudah, apalagi di usia yang masih sangat muda.

Tapi, beberapa pemain muda mampu menembus segala tantangan untuk meningkatkan ekonomi keluarga mereka melalui sepakbola. Moise Kean adalah salah satu contohnya.

Pemain yang baru berusia 22 tahun itu kini kembali bermain bersama mantan klubnya, Juventus, dengan kontrak pinjaman permanen dari Everton.



Secara teknis dia masih berstatus sebagai pemain Everton, Moise kembali bergabung bersama mantan klubnya, Juventus, dengan kontrak pinjaman dua tahun pada musim panas lalu. Perjanjian tersebut berisi kewajiban untuk membeli, sehingga sangat tidak mungkin dia akan kembali ke Goodison Park.

Itu adalah situasi yang tidak akan membuat banyak orang dari bagian biru Merseyside meneteskan air mata.

Pasalnya, setelah beberapa bulan menandatangani kontrak bersama Everton pada Agustus 2019, dia dikeluarkan dari skuad Everton ketika akan bermain melawan Southampton dengan alasan disiplin. Kurang dari enam bulan kemudian, dia didenda dua pekan karena terlibat pesta yang melanggar protokol Covid-19.

Namun, ketika dia kembali bermain. Penampilan Moise sangat mengecewakan. Dia hanya mencetak 4 gol dari 39 penampilan, membuatnya tidak disayangi para fans Everton. Itu adalah pukulan besar dalam karier profesionalnya yang masih belum aman.

Berbeda ketika dia baru bergabung dengan Juventus 12 tahun lalu, Moise dianggap sebagai talenta muda yang menarik ketika dia mendapatkan terobosan besar saat direkrut raksasa Italia itu sebagai pemain muda. 

Menandatangani kontrak profesional penuh pada 2016 memberi Moise keamanan finansial, dengan cepat mengubah ekonomi keluarganya yang sebelumnya tidak pernah dia bayangkan. 

Dalam wawancara dengan TuttoSport pada 2019, ibu Moise, Isabella Kean, mengungkapkan kisah mengharukan tentang bagaimana dia mengetahui bahwa putranya telah menandatangani kontrak dengan Juve, yang secara efektif mengubah hidupnya dalam sekejap.

“Kami punya sedikit uang. Lalu, suatu hari Moise menelepon saya dalam perjalanan ke kantor pada pukul 5:30 pagi dan berkata 'Bu, saya punya kejutan',” kenangnya.

“Saya mengatakan kepadanya 'Tidak, jangan beri tahu saya? Anda tidak menandatangani kontrak dengan Juve."

"Dia menjawab 'Saya melakukannya dan mulai hari ini Anda akan berhenti dari pekerjaan Anda dan tinggal bersama saya di Turin'."

Untuk orang tua yang berjuang untuk memenuhi kebutuhan, ini adalah sikap yang baik dari Moise, yang baru berusia 16 tahun saat itu. Isabella melanjutkan untuk menjelaskan bahwa Moise dikenal sebagai 'Musa' di rumahnya karena dia memandangnya sebagai berkah.

“Kelahirannya adalah keajaiban.”

“Para dokter mengatakan kepada saya bahwa saya tidak dapat memiliki anak lagi, saya menangis dan berdoa. Giovanni (kakak Moise) juga meminta saya untuk memberinya adik.”

“Suatu malam saya memimpikan Musa. Dia datang untuk membantu saya dan setelah empat bulan saya hamil lagi.”

Moise kemudian menjadi pencetak gol termuda Italia, mencetak 5 gol dalam 21 pertandingan musim itu. Meski bukanlah hal yang luar biasa, tetapi dia masih memiliki banyak waktu untuk membuat dampak di panggung sepakbola dunia.

Tidak peduli seberapa besar pengaruh yang dia buat di lapangan, itu tidak akan berarti apa-apa dibandingkan dengan cara dia mengubah kehidupan keluarganya ketika dia bergabung dengan Juventus.