Pada sebuah masa, Carew adalah raksasa di mulut gawang lawan.
Saat aktif bermain, John Alieu Carew dikenal sebagai striker jangkung yang mematikan. Dengan postur 195 cm, pria asal Norwegia itu jadi bintang di beberapa klub lokal, Spanyol, Italia, Prancis, Turki, dan Inggris. Lalu, apa kabarnya kini?

Pada 2000-an, Carew cukup sukses sebagai striker, baik di level klub maupun tim nasional. Dia membuat debut internasional pada 18 November 1998. Carew tercatat dalam buku sejarah sebagai pemain kulit hitam pertama yang bermain untuk tim nasional Norwegia.

Carew membawa Norwegia tampil di Euro 2000. Pria keturunan Gambia itu telah tampil sebanyak 91 kali dan mencetak 24 gol untuk Norwegia.

Sedangkan di level klub, Carew pernah bermain di Liga Premier bersama West Ham United dan Aston Villa. Dia juga menjadi bintang di Valencia, sempat dipinjamkan ke AS Roma, serta sempat memiliki pengalaman bermain membela Olympique Lyon dan Besiktas.

Setelah puas di lapangan, Carew memutuskan pensiun. Dia banting strir menjadi aktor. Pada 2014, Carew membintangi film horor Kanada, "Dead of Winter". Lalu, film keduanya produksi Norwegia muncul pada 2015, dan bertajuk "Hovdinger.

Karier Carew di gelangang seni peran terus berkembang. Pada 2018, dia terlibat dalam serial TV Norwegia yang sangat suskes, "Heimebane", sebagai Michael Ellingsen, seorang bintang sepakbola lokal. Puncaknya, pada 2019 saat Carew memerankan film produksi Disney, "Maleficent: Mistress of Evil" bersama Angelina Jolie, Elle Fanning, dan Chiwetel Ejiofor.

Uniknya, karier Carew kini terancam terhenti. Bahkan, ada penjara yang menghantui Pemain Terbaik Norwegia 2005, 2007, 2008 itu. Carew terjerat kasus penggelapan pajak untuk penghasilannya 27 juta pounds (Rp497 miliar). Dia didakwa menghindari pembayaran pajak 500.000 pounds (Rp9,2 miliar) pada 2014-2019.

Carew diminta menghadap ke Pengadilan Norwegia bulan depan. Dia juga dituduh gagal menyatakan sumber pendapatannya sekitar 1 juta pounds (Rp.18,5 miliar) pada periode yang sama serta menyembunyikan 27 juta pounds (Rp497 miliar).

Kasus ini mencuat setelah Kantor Pajak mencurigai laporan Carew pada 2020. Dia hanya mencatat pendapatannya sebesar 725.000 (Rp13,4 miliar) dengan kewajiban pajak sebesar 210.000 (Rp3,8 miliar), dan penghematan 6,3 juta pounds (Rp116 milar).



Otoritas semakin curiga karena Carew sebenarnya sempat dinyatakan bangkrut oleh Pengadilan Tinggi di Inggris pada 2012. "Saya menerima saran yang ternyata salah. Saya tidak tahu urusan pajak dan regulasinya," ujar Carew saat menjawab pertanyaan media tentang kasus itu, dilansir The Sun.

Pengacara Carew, Berit Reiss-Andersen, juga mengaku kliennya tidak bersalah. Dia memastikan kasus ini muncul karena kesalahpahaman terkait peraturan di Inggris dan Norwegia. "Dia secara keliru percaya bahwa dia adalah wajib pajak di Inggris. Dia ingin menebusnya," ujar Reiss-Andersen.

Di laih pihak Kejaksaan Oslo, Norwegia, menyebut Carew telah melakukan kesalahan fatal terkait pajak, yang bisa berakhir di penjara 6 tahun. Sebagai orang dengan paspor Norwegia, dia seharusnya membayar pajak di Norwegia. Apalagi, dia juga beraktivitas di Norwegia.

"Ini adalah kasus serius karena melibatkan penghindaran pajak selama bertahun-tahun dengan sejumlah besar uang," ujar Marianne Bender dari Kejaksaan Oslo.