Seharusnya sekolah tetap yang utama. Sepakbola nomor dua..
Selain pendukung calon presiden di Indonesia, suporter sepakbola terkenal sebagai kelompok orang yang keras kepala. Contohnya pendukung Liverpool yang satu ini, yang memaksa anaknya bolos sekolah demi mendukung langsung di Stade de France, Saint-Denis, menghadapi Real Madrid.

Liverpool menghadapi Madrid di final Liga Champions yang bersejarah. Itu bisa menjadi akhir yang sempurna untuk musim yang hampir sempurna bagi tim Juergen Klopp setelah memenangi Piala Liga Inggris serta Piala FA.

Untuk mendukung perjuangan para pemain di lapangan, berbagai cara dilakukan suporter. Contohnya, Tage Herstad, pemilik Taggy's Bar di Merseyside, dan putranya William. Keduanya terbang ke Prancis pada Kamis (26/5/2022) untuk menyaksikan pertandingan final.

Mendukung tim kesayangan bertanding adalah wajar dan normal. Masalahnya, sekolah di Inggris yang masih berjalan, dan William melewatkan dua hari untuk bepergian ke luar negeri.

Ketidakhadirannya alias bolos dilaporkan ke sistem pemantauan sekolah dan Tage mendapat respons yang sempurna.

"Itu benar (bolos sekolah). Dia sedang dalam perjalanan ke Paris bersama ayahnya dan teman-teman ayahnya untuk menyaksikan The Reds mengejar treble di final Liga Champions. Mudah-mudahan dia akan membawa pulang trofi kuping besar ketuju. #partytime #yolo #roflmao," tulis Tage.

Tage juga mengirim foto dirinya bersama sang putra saat berpose bersama teman-temannya di depan sebuah kapal feri.

Tentu saja, apa yang dilakukan Tage tidak layak ditiru oleh para ayah di luar sana. Sebab, pendidikan anak-anak adalah nomor satu. Tapi, bagi beberapa fans di media sosial, mereka bereaksi terhadap pesan viral sang ayah. Mereka mendukung Tage dalam memberikan putranya pengalaman yang luar biasa.



"Saya bukan penggemar Liverpool. Tapi, permainan yang adil untuk sang ayah. Melewatkan beberapa hari sekolah demi malam yang berpotensi menjadi salah satu malam terbaik dalam hidupnya bersama sang ayah. Anda tidak bisa mengajarkan itu sama sekali," tulis salah seorang pengguna Twitter.

Yang lain menulis: "Pengalaman dan kenangan hidup, sepadan". Ada juga yang menambahkan: "Sebagai kepala sekolah saya harus mengatakan 'I LOVE THIS. Go for it kid".

Tapi, beberapa memang mencoba mengkritik Tage atas keputusan itu karena dianggap sebagai tindakan yang tidak bijak dari orang tua kepada anaknya.