Andai saja berani melakukan pelanggaran.
Piala Dunia 2010 masih menjadi topik yang menyakitkan untuk jadi bahasan, terlebih bagi penggemar Inggris.

Memasuki turnamen empat tahunan paling bergengsi tersebut, ada optimisme sekaligus was-was di antara para pendukung. Fakta pertama memudar dengan sangat cepat begitu turnamen yang digelar di Afrika Selatan itu dimulai.

Meskipun skuad Inggris dipenuhi dengan pemain kelas dunia dan dipimpin oleh pelatih berpengalaman sekaliber Fabio Capello, kenyataannya Inggris benar-benar menyedihkan di Afrika Selatan.

The Three Lions bermain imbang dalam dua pertandingan grup pertama mereka melawan Amerika Serikat dan Aljazair, sebelum secara meyakinkan mengalahkan Slovenia 1-0 untuk maju ke babak sistem gugur. Untuk ukuran Inggris, hasil itu tetap saja itu buruk.

Di babak 16 besar, Inggris harus menghadapi ujian sesungguhnya. Melawan tim nasional Jerman.

Pasukan Capello dihancurkan habis-habisan dengan skor 4-1 oleh tim muda Die Mannschaft yang tak kenal takut, di mana Thomas Mueller mengantongi dua gol.

Inggris hampir putus asa selama 90 menit di Bloemfontein. Selain sundulan Matt Upson dan gol Frank Lampard yang sayangnya tidak disahkan oleh hakim garis, meskipun faktanya bola melewati garis sejauh lima yard.

Satu momen lainnya yang menyimpulkan dominasi Jerman atas Three Lions datang di babak kedua, ketika Mesut Oezil berlari sangat kencang mirip Usain Bolt dan meninggalkan jauh di belakang seorang Gareth Barry dalam adu lari.

Oezil mempermalukan lawannya itu dalam apa yang terlihat seperti lomba balap lari itu. Saat serangan tim nasional Inggris gagal, bola disapu ke depan dan mengarah ke Oezil. Pemain yang saat ini memperkuat Fenerbahce itu tertinggal beberapa meter dari Barry, tetapi dia bisa mencapai bola hingga melanjutkan untuk mengirim umpan matang untuk Muller, yang dengan tepat mengalahkan David James di gawang Inggris.



Bagi orang Inggris, rekaman itu masih menghantui hampir 12 tahun. Banyak fans Inggris saat itu berpikir alangkah baiknya Barry melanggar Oezil, walau menerima kartu kuning. Tapi, itu tak dilakukannya, sehingga dia harus terus menanggung malu.

Piala Dunia 2010 adalah tempat Oezil menunjukkan kepada semua orang bahwa dia adalah salah satu pesepakbola terbaik di planet ini pada usia 21 tahun saat itu.

Real Madrid dengan cepat menariknya dari Werder Bremen pada musim panas yang sama setelah penampilannya yang luar biasa di Afrika Selatan.

Oezil tampil memukau di Los Blancos selama tiga tahun, membantu gol-gol untuk bersenang-senang dan menjalin kemitraan mematikan dengan Cristiano Ronaldo.