Adiknya di Liga Premier, kakak-kakaknya di Divisi X. Unik..
Julian Alvarez baru saja mewujudkan mimpinya saat diumumkan masuk skuad Argentina di Piala Dunia 2022. Penyerang muda Manchester City itu akan bermain dengan pesepakbola idola masa kecilnya, Lionel Messi. Bahkan, di laga uji coba melawan Uni Emirat Arab (UEA), dia mendapatkan assist cantik La Pulga.

Perjalanan karier Julian Alvarez hingga sampai terpilih memperkuat La Albiceleste ke Piala Dunia di Qatar melewati jalan berliku. Moncer dengan River Plate, bakatnya ternyata dipantau Pep Guardiola.

Uniknya, jauh sebelum bergabung dengan Man City, Julian Alvarez punya pengetahuan yang cukup tentang sepakbola Inggris. Sebab, dua kakaknya, Rafael Alvarez dan Agustin Alvarez, juga bermain sepakbola di Negeri Raja Charles III. Hanya saja, keduanya bermain di liga amatir atau setara Divisi X.

Catatan menunjukkan, Rafael Alvarez dan Agustin Alvarez bermain untuk klub asal Greater Manchester, Abbey Hey, di Divisi Pertama Liga Wilayah Barat Laut Sektor Selatan. Itu adalah klub non-liga.

Uniknya, Julian Alvarez tak sungkan datang menyaksikan pertandingan Rafael Alvarez dan Agustin Alvarez. Contohnya pada awal pekan lalu saat Abbey Hey mengalahkan Stafford Town 4-2 di Abbey Stadium. Jarak stadion itu hanya 10 menit berkendara dari Etihad Stadium.

"Dia menunjukkan banyak dukungan kepada mereka seperti yang mereka lakukan untuknya. Setiap kali dia datang ke Abbey Hey untuk mendukung dan mengawasi saudara-saudaranya, mereka semua datang sebagai satu keluarga," ujar pemilik klub, Jason Dunford, dilansir The Athletic.

"Mereka tidak meminta apapun. Mereka tidak mengharapkan apapun (fasilitas) dari kami. Keluarga yang sangat menyenangkan. Anda tidak akan percaya bahwa salah satu putranya adalah superstar," tambah Jason Dunford.

Di Abbey Hey, Agustin Alvarez bermain sebagai bek kiri. Sementara Rafael Alvarez merupakan gelandang kiri. Agustin Alvarez berusia 24 tahun dan Rafael Alvarez berusia 26 tahun. Keduanya memiliki kemiripan yang mencolok dengan Julian Alvarez. Hanya nasib yang membedakan ketiga kakak beradik itu.





Sama seperti Julian Alvarez, Rafael Alvarez dan Agustin Alvarez juga tidak lancar Bhasa Inggris. "Mereka adalah dua pria baik. Tapi, sangat pendiam. Sedikit pemalu," kata pelatihnya, Micael Caires.

"Mereka tidak terlalu tinggi, pusat gravitasinya rendah, dan karena itu saya pikir mereka sangat ahli dalam satu, dua, sentuhan. Mereka tidak terlalu banyak menguasai bola. Mereka langsung mengoper dan itulah yang saya sukai dari mereka, kesederhanaannya. Kesederhanaan melahirkan kesederhanaan," beber Micael Caires.

Gaya mereka mirip, tapi kontribusinya berbeda. "Rafa suka mengalahkan pemain lawan. Dia suka memasukkan operan ke dalam dan mengakhiri permainan. Sedangkan Agustin adalah pemain yang sangat sederhana, tanpa risiko. Dia tidak mau mengambil risiko," ujar Jason Dunford.

Awalnya, pihak klub ingin merahasiakan kehadiran kakak-kakak Julian Alvarez agar tidak diburu awak media dan fans Man City. Tapi, entah bagaimana, berita keberadaan mereka menyebar dengan cepat dari mulut ke mulut.

"Apa yang mereka lakukan adalah mencari satu sama lain, dan mereka tahu di mana gerakan satu sama lain. Jadi, mereka memainkan segitiga kecil di antara mereka, yang luar biasa. Dan, kemudian, tentu saja, ada peralihan untuk melibatkan orang lain. Cara mereka bermain dan gaya bermain mereka bekerja dengan baik di level kami saat ini," kata Micael Caires.

Tapi, bagaimana Rafael Alvarez dan Agustin Alvarez bisa bermain di liga amatir Inggris, klubnya belum menjelaskan dengan rinci. "Yang pasti, mereka sangat, sangat, mirip dengan pemain Portugal. Mereka sangat teknis," pungkas Micael Caires.