Kalau La Pulga sudah bersabda, berarti lawannya istimewa.
Dengan status sebagai juara Grup C, tim nasional Argentina akan menghadapi runner-up Grup D, Australia. Meski berasal dari Asia, Lionel Messi menganggap The Socceroos tim yang tangguh. Bahkan, La Pulga memberikan pujian.

Australia datang ke Piala Dunia 2022 dengan penuh keraguan. Tidak banyak yang yakin mereka akan bisa berbuat banyak karena skuad saat ini berbeda dengan masa lalu ketika Tim Cahill, Mark Viduka, dkk masih aktif. Apalagi, Australia tampil pada Piala Dunia di Qatar melalui play-off antarzona melawan Peru.

Meski dinilai tidak sehebat wakil Asia lain sekelas Jepang atau Korea Selatan, performa Australia di fase grup layak dibanggakan. Tim yang baru menjadi anggota AFC pada 2006 itu mengoleksi dua kemenangan dan satu kekalahan. Itu sama dengan sang juara bertahan, Prancis.

Dan, setelah melihat penampilan Australia selama Piala Dunia 2022, Lionel Messi menilai babak 16 besar yang dijalani Argentina tidak mudah.

"Pertandingan melawan Australia akan sangat sulit. Siapa pun bisa mengalahkan siapa pun. Semuanya seimbang. Kami harus bersiap untuk pertandingan seperti yang selalu kami lakukan," ujar megabintang Paris Saint-Germain (PSG) setelah duel melawan Polandia, dilansir situs resmi FIFA.

Apakah ini hanya psywar atau realitas? Entahlah! Tapi, satu yang pasti, Lionel Messi belajar dari kekalahan mengecewakan dari Arab Saudi pada pertandingan pertama.

Saat itu, La Albiceleste diunggulkan menang mudah. Argentina juga sempat unggul cepat 1-0 lewat titik putih melalui La Pulga. Bahkan, Argentina melanjutkannya dengan mencetak tiga gol tambahan, yang semuanya dibatalkan VAR maupun wasit terkait offside.

The Green Falcon baru bangkit di awal babak kedua lewat dua gol cepat dari skema serangan balik. Itu menghukum Argentina dengan telak, dan membuat Lionel Messi dipermalukan.





Lionel Messi semakin berhati-hati dengan Australia karena sang pelatih, Graham Arnold, langsung meminta Matt Ryan dkk segera fokus ke pertandingan berikutnya. Dia memastikan timnya tidak memiliki waktu untuk merayakan kemenangan atas Denmark.

"Tidak ada perayaan. Seperti yang saya katakan kepada para pemain, itulah mengapa kami menang (lawan Denmark) setelah menang besar melawan Tunisia. Tidak ada perayaan. Tidak ada emosi. Kami tidur. Tidak ada media sosial," ujar Graham Arnold kepada SBS.

"Saya sangat bangga dengan upaya para pemain (melawan Denmark). Perubahan kecil, tapi upaya mereka luar biasa. Butuh banyak keyakinan. Banyak kerja keras. Para pemain ini datang dengan pola pikir yang hebat. Kami telah mengerjakan ini selama 4,5 tahun. Kami memiliki keyakinan, energi dan fokus," tambah Graham Arnold.

Dari lima edisi Piala Dunia yang diikuti sebelumnya, baru sekali Australia mencapai babak 16 besar. Itu tercipta di Jerman pada Piala Dunia 2006.

Ketika itu, Australia sebenarnya tampil perkasa. Sayang, langkah mereka harus dihentikan Italia 1-0. Satu-satunya gol Gli Azzurri yang mengubur mimpi The Socceroos diciptakan Francesco Totti melalui penalti kontroversial pada menit 90+5 di Fritz-Walter-Stadion, Kaiserslautern. Masih ingat?