Namanya juga alat, pasti ada salahnya..
Secanggih-canggihnya teknologi bukanlah jaminan kesempurnaan. Pasti ada masa kejadian ketika kesalahan muncul. Sistem yang sudah dibuat sedemikian rupa pada akhirnya tak bisa mutlak berfungsi.  Termasuk VAR di Liga Premier.

Kesalahan VAR di Liga Premier langsung diungkapkan sang ketua komisi wasit, Howard Webb. Wasit legendaris Inggris itu menyetakan ada enam keputusan VAR yang salah sepanjang musim ini. Salah satu di antara enam kesalahan tersebut  adalah gol Gabriel Martinelli yang dianulir saat melawan Manchester United.

Gol pemain Brasil itu dibatalkan setelah Paul Tierney berkonsultasi dengan monitor VAR dan lantas memutuskan bahwa Martin Odegaard telah melakukan pelanggaran terhadap Christian Eriksen saat melakukan build-up.

Kesalahan lainnya adalah gol yang dianulir dalam pertandingan West Ham United melawan Chelsea. Ada juga keputusan untuk mengesampingkan gol bunuh diri pemain Crystal Palace, Tyrick Mitchell, ketika menghadapi Newcastle United.



Momen kontroversial lainnya terkait VAR adalah ketika bek Tottenham Hotspur, Cristian Romero, yang lolos dari pelanggaran, padahal kedapatan menarik rambut lawan tepat sebelum gol penyama kedudukan Harry Kane saat Tottenham Hotspur berhadapan dengan Chelsea.



Ada juga tendangan penalti Spurs yang seharusnya diberikan atas dorongan Trent Alexander-Arnold kepada Ryan Sessegnon di kontak terlarang saat bertemu Liverpool.

Dampak dari enam kesalahan VAR atas insiden tersebut sebenarnya telah mengubah hasil pertandingan. Tapi, apa hendak dikata. Yang terjadi, sudah terjadi.