Peringkat dihitung berdasarkan data statistik siapa yang kehilangan lebih sedikit peluang dibandingkan pemain lain.
Kemampuan untuk mengonversi peluang jadi gol adalah syarat mutlak bagi seorang pemain depan. Sebab memang itulah tugas utama mereka. Dalam situasi apapun, penyerang yang bagus tak akan berkhianat pada tugasnya.

Kita sedang bicara tentang naluri atau insting. Dunia pernah mengenal Filippo Inzaghi, legenda Ac Milan yang dikenal sebagai striker 'siap gajul', lihat saja gol demi gol Inzaghi, rasa-rasanya ia tak pernah begitu payah dalam menjebloskan bola ke gawang.

Inzaghi punya penempatan posisi yang bagus, saat bola menghampirinya, dan gol pun terjadi. Tapi ini tak sepenuhnya soal keberuntungan. Sebab Inzaghi adalah finisher sejati. Inzaghi sudah pensiun dan tak ada yang menyamai dia.

Pada era sekarang sulit mencari sosok yang bisa menandingi Inzaghi. Namun bukan berarti tak ada deadly finisher.

Berbicara siapa penyerang paling mematikan saat ini, ternyata jawabannya mengejutkan. Dia adalah penyerang Tottenham Hotspur Son Heung-min. Pemain asal Korsel itu adalah finisher sejati. Penyelesai peluang. Son tak sepenuhnya menunggu bola, dia menjemput, berduel dengan pemain lain, berlari membawa bola, dan melalukan atraksi lainnya untuk menciptakan angka.

Sejak awal musim 2016/17, bintang asal Korea Selatan itu telah mencetak 61 gol untuk Spurs. Beberapa pemain boleh saja melampaui jumlah itu, termasuk Messi di Barcelona dengan (139) dan striker andalan Bayern Munich Lewandowski dengan (134). Tetapi sebuah studi oleh The Independent yang menggunakan data dari Understat.com menunjukkan bahwa Son tampil sebagai finisher paling menakutkan di Eropa.



Son melakukan konversi peluang menjadi gol lebih banyak dari siapapun. Dengan kata lain Son kehilangan lebih sedikit peluang dibandingkan pemain lain.

Lihatlah Grafik di bawah ini yang menunjukkan Son telah mencetak 44% lebih banyak gol dari yang seharusnya, berdasarkan peluang yang dia dapatkan.

Rekan setim Son, Harry Kane juga punya kemampuan yang sama, tapi masih jauh dari apa yang dilakukan Son, Harry Kane mencetak 21% gol berdasarkan peluang yang dia dapatkan.

Nama yang juga mencatatkan angka sama adalah Lionel Messi dan Ciro Immobile dari Lazio yang juga angka konvensi peluang ke gol mencapai  21%. Lalu ada Sadio Mane dari Liverpool yang berada di urutan kelima, dengan presentase 16%. Sementara itu, Lewandowski tidak mencetak gol banyak berdasarkan peluang yang didapatnya.

Untuk menjadi pencetak gol yang hebat, penting untuk menyadari bagaimana caranya menempatkan posisi yang bagus  dan itu hanya salah satu cara dalam menyelesaikan setiap peluang yang Anda dapatkan.

Balik lagi ke Son,  tampaknya Son yang masih berusia 28 tahun benar-benar mematikan di depan gawang dalam empat setengah tahun terakhir ini. Hal itu bisa dibuktikan oleh sebagian besar penggemar Spurs, terutama musim ini karena Son telah mencetak 12 gol dari 16 pertandingan Liga Premier.

Entah itu dengan kemampuannya dalam solo run, atau lewat hal-hal yang menakjubkan lainnya. Jadi, jika Anda seorang penjaga gawang dan Son berada di depan gawang Anda, sebaiknya berhati-hati. Atau cobalah untuk ingatkan penjaga gawang klub favorit Anda. Son amat menakutkan. Dia finisher sejati.