Apakah berselisih dengan David Beckham? Apakah menghabiskan banyak energi untuk pembelian gagal seperti Veron? Bukan!
Jika kita melihat track record dan dari jumlah prestasi yang dihasilkan, Sir Alex Ferguson mungkin memiliki lebih sedikit penyesalan daripada kebanyakan manajer lainnya. Tetapi itu tidak berarti bahwa waktunya di Manchester United benar-benar bersih dari dosa atau dalam arti kata lain, masa kepelatihan Alex Ferguson terbilang sempurna tanpa cacat.

Selama 26 tahun masa baktinya di Old Trafford, pelatih asal Skotlandia ini belakangan berbicara banyak hal, dia mengenang apa-apa saja yang layak dan mungkin sekiranya belum diutarakan pada media.

Jelang rilis sebuah film dokumenter yang berfokus pada kisah hidupnya - Sir Alex Ferguson: Never Give In - yang akan tersedia di Amazon Prime Video mulai akhir Mei mendatang, Sir Alex terlibat juga dalam mempromosikan film tersebut.

Dan pada kesempatan itu Ferguson ditanyai tentang penyesalan terbesarnya selama melatih tim yang berjuluk Setan Merah, dan jawabannya mungkin tidak seperti yang diharapkan beberapa orang.

Menurut Anda apa penyesalan terbesar Ferguson? Apakah mengikuti upaya Glazers untuk membebani klub dengan banyak utang, berselisih dengan David Beckham, menghabiskan banyak energi untuk pembelian gagal seperti Sebastian Veron dan Anderson, atau hanya kehilangan kesempatan untuk merekrut orang-orang seperti Petr Cech, Raphael Varane, dan Ronaldo Luis, tidak satu pun dari situasi ini yang menjadi penyesalan terbesar Ferguson ketika harus melakukannya.

Pada akhirnya, penyesalan Ferguson terletak pada saat dia harus memberi tahu para pemain bahwa sudah waktunya bagi mereka untuk meninggalkan Manchester United, terutama justru ketika para pemain itu sendiri kemungkinan besar ingin bertahan di Old Trafford.

"Dalam hal penyesalan, skuad tahun 1994 yang saya miliki, empat bek sepertinya menjadi tua bersama, dan itu hal yang buruk terjadi pada manajer karena orang-orang ini luar biasa bagi saya," ungkap Ferguson.

Lalu dia menyebut nama yang dimaksud, "Paul Parker, Steve Bruce, Gary Pallister, Denis Irwin: Pemain yang fantastis. Mereka membersamai saya sembilan atau 10 tahun dan buktinya mereka selalu ada di lapangan sepak bola. Mereka tidak sadar kalau mereka sudah tua. Tapi saya melihatnya," katanya.

"Masalahnya bagi saya adalah 'apa yang harus saya lakukan?'. Memberi tahu mereka (untuk pindah atau pensiun dari klub) sangat, sangat sulit."

Dia menambahkan: "Hal yang sama ketika harus melepaskan pemain muda."

Fergie memang senang melihat pemain muda berkembang dan kadang-kadang cara memberi mereka ruang untuk bermain ialah dengan jalan melepas ke klub lain.

"Mungkin dia baru berusia 17, 18 tahun. Cara kami menjelaskannya adalah kami akan mencoba dan memberinya sebuah tim. Kami akan mencoba dan memberinya tawaran klub lain dan 'kami minta maaf kami harus melakukannya. ini'. Itu mengerikan."


"Itu adalah hal terburuk, harus melepaskan pemain muda. Semua ambisi, harapan, dan keinginan mereka saya tahu adalah bermain untuk Manchester United di depan 75.000 orang dan pergi ke Wembley untuk partai final."

"Itulah ambisi setiap anak muda yang datang ke Manchester United, dan ketika Anda memupus harapan itu, itu hal yang menyakitkan. Jadi saya benci itu. Saya benci itu," tutup Fergie.