Ketimbang dihargai, para pesepakbola ini lebih diperlakukan seperti komoditas
Dalam sepakbola, jika orang itu kurang beruntung, maka sering kali ia akan mudah dilupakan oleh para penggemar dan terkadang dengan begitu banyaknya nama besar dalam satu tim, membuat penggemar bahkan klub sulit untuk mengingat nama seorang pemain yang telah berjasa besar untuk tim, lebih-lebih penghormatan terakhir untuk sang pemain pun tidak diberikan, dan itu lah kenyataan di era media sosial yang kita jalani saat ini, pahit. Dan hal itu tidak hanya menimpa para pemain kecil, tapi juga yang sudah berstatus bintang,  lalu siapa saja para pemain tersebut ?

Situs sepakbola kenamaan asal Inggris, GiveMeSport telah merangkum beberapa pemain bintang yang tidak mendapatkan penghormatan yang layak dari para penggemar bahkan klub setelah apa yang dilakukannya untuk memajukan klub, tanpa basa-basi lagi, berikut ulasannya :

8.Robbie Fowler - Liverpool
Cukup disebut sebagai 'Tuhan' di Merseyside oleh pendukung Liverpool yang memujanya, Robbie Fowler justru mendapat perlakuan yang tidak sesuai dengan statusnya sebagai legenda klub di Anfield.

Dikritik secara terbuka oleh mantan manajer Gerard Houllier, Fowler bahkan meminta untuk dicopot dari jabatan kapten klub karena ia merasa tidak lagi dilibatkan dalam tim utama usai Emile Heskey dan Michael Owen menjadi pemain reguler.

7.Mauro Icardi - Inter Milan
Mauro Icardi tentu saja akan selalu dikenal sebagai sosok yang kontroversial.

Kini bersama PSG, ia berperan sebagai pemain back-up untuk Neymar dan Kylian Mbappe ketika sulit mencetak gol, namun semua itu tidak lepas dari perjalanannya yang luar biasa bersama Inter Milan dengan mencetak 124 gol dalam 219 pertandingan untuk raksasa Serie A.



Namun, pada 2019, pemain internasional Argentina itu dicopot dari jabatan kapten klub setelah wawancara yang diberikan oleh istrinya di mana ia secara terbuka mengkritik rekan satu timnya setelah performa buruk. Icardi kemudian disingkirkan oleh Antonio Conte dari skuad utama Nerazzurri.

6.Angel Di Maria - Real Madrid
Meskipun memenangkan Penghargaan Man of the Match saat Real Madrid akhirnya memenangkan La Decima pada tahun 2014, Angel Di Maria dijual secara ‘tidak terhormat’ ke Manchester United hanya beberapa bulan setelah raksasa Spanyol itu mendapatkan jasa James Rodriguez.

Kini ia masih menjadi pemain andalan untuk Argentina dan Paris Saint-Germain, jelas Di Maria pantas mendapatkan hal lebih saat perpisahannya dengan Los Blancos.



5.Granit Xhaka - Arsenal
Penampilan Granit Xhaka untuk Swiss di Euro 2020 menjadi indikasi bahwa ia adalah gelandang serba bisa yang mampu memimpin timnya meraih kemenangan.

Memang, mantan pemain FC Basel itu tidak selalu tampil bagus untuk Arsenal, tetapi waktunya di London utara bertepatan dengan periode yang sulit, beberapa perilakunya sempat mendapat cemooh karena bersitegang dengan para pendukung The Gunners.

4.Olivier Giroud - Chelsea dan Arsenal

Hanya menjadi pemain yang ‘dibutuhkan’ saat tim yang dibelanya dalam keadaan sulit, adalah penggambaran yang pas untuk karir Giroud di dua tim London, Chelsea dan Arsenal.

Selama di Chelsea, pria Prancis tidak pernah menjadi opsi utama, entah itu pada era Frank Lampard ataupun Thomas Tuchel, tapi ia selalu siap untuk membantu mencetak gol kemenangan tim. Sementara di Emirates, raihan 105 gol dalam 253 pertandingan sekaligus memenangkan tiga Piala FA, seperti tidak membekas di ingatan para pendukung Arsenal.

Bahkan dengan tim nasional Prancis, pemain dengan 110 caps bersama Les Bleus itu disingkirkan dari tim utama untuk Karim Benzema yang kembali ke timnas, meskipun pada pergelaran Piala Dunia 3 tahun lalu, Giroud memainkan peran kunci.

3.Romelu Lukaku - Manchester United
Untuk waktu yang lama, pemain Belgia itu harus menanggung cemoohan tentang kualitas teknisnya selama membela Setan Merah. Dijual oleh Manchester United setelah mencetak 42 gol dalam 96 pertandingan, orang-orang di Old Trafford mungkin menyesal sekarang karena Lukaku mengukuhkan dirinya sebagai salah satu penyerang terbaik di Eropa bersama Inter Milan.



2.Luis Suarez - Barcelona
Hanya Lionel Messi yang mencetak lebih banyak gol untuk Barcelona daripada Luis Suarez, lalu, mengapa ia dipaksa keluar dari klub pada tahun 2020? bahkan Messi sendiri menyayangkan hal itu.

Tentu saja, mantan striker Liverpool itu kini bisa membanggakan diri usai sukses membantu Atletico Madrid menjuarai La Liga musim 2020/2021 dan penyesalan pasti sangat dirasakan oleh manajemen Barcelona.

Membantu Blaugrana meraih gelar La Liga, Liga Champions hingga Piala Dunia Antarklub, dan mencatatkan beberapa rekor manis bersama tim, ia dilepas dengan paksa seperti kontribusinya tak berarti untuk klub.

1.Gareth Bale - Real Madrid
Satu pertanyaan besar saat ini, apa lagi yang bisa dilakukan Gareth Bale untuk Real Madrid ?

Pemain Wales itu telah mencetak 105 gol dalam 251 pertandingan untuk Los Blancos, memenangkan empat gelar Liga Champions dan dua mahkota La Liga. Ia berperan penting dalam final Liga Champions melawan Liverpool di NSC Olimpiyskiy Stadium pada 2018 lalu serta kecepatan berlarinya yang luar biasa sukses membantu Madrid mengalahkan Barcelona di final Copa Del Ray musim 2013/2014.



Kini hanya karena memiliki keberanian untuk secara terbuka seperti bermain golf, Bale harus menanggung begitu banyak kritik di Santiago Bernabeu.