Diboyong barengan Mascherano, Keita, dan Dani Alves. Tapi beda nasib.
Dalam rentang 2008-2012 sebanyak 17 pemain diboyong dari klub lain ke Barcelona, sebut saja beberapa diantaranya :  Javier Mascherano, Seydou Keita atau Dani Alves, Aleksandr Hleb, Martin Caceres atau Dmytro Chygrynskiy. Semua nama-nama di atas adalah nama-nama besar, namun tidak semuanya benar-benar berguna bagi klub Catalunya.

Dan yang bertanggung jawab atas hal itu tentu adalah Pep Guardiola. Yang dalam 4 tahun di Camp Nou menghasilkan kesuksesan besar. Namun dari sisi belanja pemain, Pep tentu sempat kecolongan.

Dan penandatanganan yang paling membingungkan dari 17 pemain yang awal mulanya diyakini Pep mampu bersinar di Barcelona, adalah Henrique Adriano Buss.

Jika Anda tidak tahu siapa pemain yang satu ini, Anda bisa dimaafkan karena Henrique tidak pernah membuat satu pun penampilan di tim utama.

Henrique menandatangani kontrak dengan Barcelona dari Palmeiras pada tahun 2008 seharga 7 juta pounds/Rp. 138 miliar, sebagai pemain berusia 21 tahun, Henrique digadang-gadang bakal jadi bek tengah terbaik.

Tapi semua itu cuma angan-angan, Henrique segera dipinjamkan ke Bayer Leverkusen. Dan saat Henrique pergi, Guardiola mulai membangun salah satu klub dengan skuat yang paling disegani sepanjang sejarah sepak bola. 

Dimana pada tahun itu Barcelona memenangkan treble. Paralel dengan itu, Henrique bermain untuk Leverkusen dan membantu klub itu mencapai final DFB-Pokal. 



Sempat Ada Harapan Untuk Henrique

Dan masa peminjamannya menunjukkan bahwa Henrique siap bersaing dengan nama-nama bek tenar Barcelona seperti Puyol dan Pique.

“Saya merasa sangat baik, sangat bahagia. Saya menandatangani kontrak dengan Barcelona setahun yang lalu dan setelah pengalaman yang sangat positif di Leverkusen, saya merasa puas. Saya 100 persen siap kembali ke Barca," ucap Henrique optimis kala itu.

“Saya ingin Pep Guardiola melihat apa yang bisa saya lakukan. Kesempatan ini sangat penting bagi karier saya."

Tapi keputusan sepenuhnya ada di tangan klub, Henrique cuma bisa pasrah sambil memjaga harapan, “Jika Barca memutuskan untuk meminjamkan saya lagi, saya akan menerima keputusan mereka tanpa masalah, meskipun saya lebih suka bermain dengan klub di Divisi Primera Spanyol.”

Dan Pep Guardiola sama sekali tidak berpikir bahwa pemain asal Brasil berusia itu sudah siap dan layak.

Ditanya tentang Henrique pada konferensi pers pada tahun 2009, Guardiola mengatakan, "Bermain sebagai bek tengah di Barcelona adalah sesuatu yang berbeda. Itu sebabnya saya pikir tidak perlu mulai mengkritik, cukup memberi pemain waktu untuk beradaptasi."

Namun itu cuma akal-akalan Pep, tidak akan ada waktu untuk beradaptasi. Henrique menghabiskan dua musim berikutnya dengan status pinjaman di sesama klub La Liga, pastinya bukan Barcelona, tetapi Racing Santander.

Ketika Rafa Marquez disingkirkan dari tim utama, ada secercah harapan untuk Henrique, tetapi Pep justru lebih memilih Mascherano yang sejatinya seorang gelandang untuk ditempatkan di lini belakang menjadi seorang bek.

Henrique semakin jauh dari tim utama Barca dari pada sebelumnya Pada 2011-12, ia dipinjamkan kembali ke Palmeiras, sebelum akhirnya dibiarkan pergi pada musim panas berikutnya.

Henrique bergabung dengan Palmeiras secara permanen untuk kedua kalinya, dan menghabiskan sebagian besar hari-harinya bermain di tanah kelahirannya itu.  Sekarang Henrique berusia 34 tahun, dan memperkuat salah satu klub Liga Portugal, Belenenses.



Dan itulah Henrique. Seorang pemain yang  terjebak dalam siklus pinjaman abadi, masuk dan keluar dari Camp Nou sampai kontraknya akhirnya habis, meninggalkan catatan kaki yang hampir tak terbaca dalam sejarah klub sepak bola terbesar Eropa abad ke-21.