Juventus mencatatkan hasil yang mengecewakan. Ternyata, ini faktor utamanya.
Awal musim Serie A 2021/2022 menjadi momok bagi Juventus. La Vecchia Signora mengawali kompetisi di Italia dengan sangat buruk. Dari 4 pertandingan, tidak ada kemenangan yang dihasilkan. Bahkan, pertahanan mereka sangat buruk.

Contoh buruknya pertahanan Juventus yang paling baru tercipta akhir pekan lalu saat berjumpa AC Milan. Meski sempat unggul lebih dulu melalui gol Alvaro Morata pada menit keempat. Sial, I Rossoneri masih mendominasi jalannya pertandingan hingga mampu menyamakan kedudukan melalui Ante Rebic pada menit 76. 

Hasil imbang tersebut kini membuat La Vecchia Signora kembali ditendang ke peringkat 18 klasemen sementara dengan koleksi dua poin. Tertinggal delapan poin di belakang pemimpin klasemen dan juara bertahan Inter Milan. Itu juga membuat mereka berada di titik terendah pertahanan. 

Nasib buruk Juventus bukan semata soal ditinggal Cristiano Ronaldo. Hal tersebut juga soal buruknya kinerja para pemain di sektor pertahanan. 

Juventus kini telah kebobolan satu gol atau lebih dalam 18 pertandingan liga berturut-turut, yang dimulai sejak 9 Maret 2021. Itu menjadi rekor terburuk sebuah klub dari lima liga utama Eropa. 

Raksasa sepakbola Italia tersebut kini hanya tinggal satu pertandingan untuk menyamai rekor 19 laga tanpa clean sheets pada 2010. Catatan mengecewakan itu juga bermakna tiga pertandingan lagi untuk menyamai rekor terburuk mereka pada 1955.

Selain itu, Allegri sekarang juga menjadi pelatih Juventus keempat yang pernah memimpin empat pertandingan tanpa kemenangan di awal musim. Dalam situasi itu, klub gagal memenangkan gelar pada tiga kesempatan lainnya, yaitu 1942/1943, 1955/1956, dan 1961/1962.



Menanggapi buruknya lini belakang Juventus, Allegri mencoba mengambil sisi positif dari hasil akhir melawan Milan. Tapi, dia juga mengakui bahwa La Vecchia Signora akan berjuang untuk mendapatkan kembali Scudetto.

"Penting untuk mendapatkan hasil positif dan kami melakukannya. Kekalahan tidak akan secara definitif meninggalkan kami di belakang Milan. Tapi keuntungan besar, sekarang lebih mudah untuk menjembatani (melakukan evaluasi)," ujar Allegri, dilansir Football Italia. 

"Masalahnya adalah memenangkan pertandingan adalah satu hal. Memenangkan liga adalah hal lain. Itu berarti tidak kebobolan gol karena kesalahan seperti itu. Kami bisa bermain imbang jika tim lain bermain lebih baik, bukan jika kami menyerah," tambah mantan nakhoda Cagliari dan AC Milan tersebut.

"Ada beberapa hal positif, dengan kata lain babak pertama. Tapi, yang membuat saya marah adalah 15 menit terakhir. Kami seharusnya lebih menderita, siap bertarung mati-matian. Pada saat-saat itu, anda tidak dapat melihat menjadi cantik secara estetis, anda hanya membawa pulang hasilnya, meski jelek," ungkap Allegri.

Juventus sekarang hanya memiliki beberapa hari untuk mempersiapkan diri sebelum perjalanan yang harus dimenangkan ke kandang Spezia. Setelah itu, pertandingan kandang melawan Sampdoria akan menyusul. Kemudian, pertandingan penyisihan grup Liga Champions melawan Chelsea.