Faktanya, untuk mengalahkan Atletico cukup mematikan Koke. Wah, bahaya!
Selama bertahun-tahun, Jorge Resurrección Merodio alias Koke telah memainkan berbagai macam peran untuk Atletico Madrid. Dia telah menjadi sosok vital sehingga muncul istilah "Kokedependencia" atau ketergantungan kepada Koke.

Di Atletico, Koke bermain di berbagai posisi. Mulai dari sayap kiri, lalu di posisi lini tengah, dan hampir semua posisi penting lainnya. Koke telah menjadi faktor penting dalam strategi kepelatihan Diego Simeone. Koke telah menjadi semacam poros dari gaya permainan Atletico. Koke merupakan sosok yang tangguh yang memiliki kekuatan fisik yang bagus.

Koke baru mengalami cedera saat Atletico melawan FC Porto di pekan perdana Liga Champions. Itu adalah pertama kalinya Koke mengalami cedera dalam lebih dari 18 bulan atau sejak Januari 2020. Saat Koke tidak bermain hasilnya mengecewakan. Yang paling baru Atletico harus menyerah 0-1 dari Deportivo Alaves. 

Bukan cuma kali ini saja. Kembali pada Januari 2020, Koke melewatkan tujuh pertandingan, dan hasilnya Atletico mengambil 1,4 poin per game dari dua kemenangan, satu imbang, dan dua kekalahan. Itu termasuk kelah di Supercopa de Espana dan Copa del Rey melawan Deportiva Leonesa, klub kasta ketiga.

Peran Koke untuk klub sudah sampai pada tingkat ketergantungan. Skuad Atletico memang memiliki banyak pilihan di lini tengah. Tapi, Koke tetaplah yang menjadi andalan utama di tim. Sudah lama sekali tidak ada pemain yang bisa menggantikannya. 

Dalam dua laga terakhir tanpa Koke, Simeone pernah memainkan Rodrigo de Paul, Geoffrey Kondogbia, lalu Hector Herrera. Tapi, sebagian masalahnya terletak pada Atletico yang tidak memiliki pemain yang mirip dengan gaya Koke.

Dalam penguasaan bola, opsi yang lebih mirip adalah Herrera. Dalam hal passing, De Paul jauh lebih berani dalam mencari mendistribusikan bola. Tapi, secara keseluruhan, peran Koke belum juga bisa disamai oleh pemain manapun.



Selama tiga musim terakhir, Koke telah melewatkan 12,3% pertandingan La Liga yang dijalani Atletico. Tapi, persentase pertandingan itu berkontribusi pada 28,6 pertandingan yang tidak proporsional dengan Atletico gagal mencetak gol selama periode waktu yang sama.

Koke juga merupakan sosok kapten yang tenang dan bisa mengayomi tim. Saat dia tidak bermain tugas itu gagal dilakukan oleh pemain lainnya.

Atletico mendapat 12 kartu kuning dalam enam pertandingan awal musim ini. Itu jumlah tertinggi di La Liga. Tapi, delapan diantaranya datang dalam dua pertandingan tanpa Koke. Apa yang mungkin lebih mengkhawatirkan bagi Simeone adalah tiga di ntaranya diberikan kepada kapten ketiga dan keempat, yakni José María Giménez dan Stefan Savić.

Yang lebih dari sekadar disiplin adalah mentalitas tim. Atletico kini telah tertinggal dalam empat dari tujuh pertandingan La Liga. Dalam tiga, dua dengan Koke di lapangan, juara bertahan La Liga itu mampu membalikkan keadaan. Tapi, ada masalah mentalitas yang jelas dengan Atletico menjadi starter yang lambat untuk permainan. 

Terbukti bahwa Atleti membutuhkan seorang pemimpin di lapangan. Jadi, jika tak mau terus-menerus begini, Atletico harus punya solusi. Jika tidak mau terus terlihat seperti ikan yang kehabisan air setiap kali Koke cedera atau kena skorsing, Atletico harus berubah.