Ini terjadi pada Liga Champions 2011/2012. Bikin marah pemain-pemain lawan.
Tidak banyak pesepakbola kelahiran Venezuela yang akhirnya bermain untuk tim nasional Portugal. Lebih jarang lagi pesepakbola Portugal yang sukses di Rusia. Apalagi, dia kontroversial. Salah satu nama yang masuk tiga ketegori itu adalah Daniel Miguel Alves Gomes alias Danny.

Datang ke Portugal pada usia 15 tahun, Danny memulai karier dari tim junior Maritimo. Kemudian, membela Sporting Lisbon.

Sayang, karier Danny di kompetisi Portugal tidak sukses. Kemudian, dia memilih melanjutkan kariernya di luar negeri. Bukan ke Inggris, Italia, atau Spanyol, melainkan Rusia. Saat itu pada 2000-an, kompetisi di Negeri Beruang Merah bukan tujuan pemain Eropa Barat karena kualitasnya yang masih jauh tertinggal.

Tapi, itu tidak berlaku bagi Danny. Pada 2005, dia membela Dynamo Moscow hingga 2008. Setelah itu, Danny pindah ke Zenit St Petersburg. Di sinilah kisah indah Danny terukir.

Pada 2010, Danny meraih gelar pertamanya, Zenit menjuarai Liga Premier Rusia sekaligus Piala Rusia. Dia mencetak 10 gol di liga dan memberikan enam assist untuk dinobatkan sebagai pemain sayap kiri terbaik di liga.

Selama sembilan musim di Zenit, Danny mencetak 52 gol dalam 173 penampilan dan memenangkan tiga gelar liga. Hebatnya, untuk pemain asing, dia juga dipercaya menjabat sebagai kapten pada 2012-2017.




Selebrasi gol yang kontroversial

Selama di sana, Danny selalu menampilkan performa terbaiknya. Salah satu momen manis sekaligus kontroversial sepanjang kariernya di Zenit terjadi pada 28 September 2011. Saat itu, Zenit menjadi tuan rumah pertandingan penyisihan Grup Liga Champions 2011/2012 melawan FC Porto.

Pada menit 72, Danny dengan cepat mengonversi umpan silang untuk memastikan kemenangan timnya. Dia berlari menuju posisi terbaik. Lalu, ketika umpan silang lambung mengarah padanya, tanpa ragu Danny melakukan aksi akrobatik, sebuah gol salto indah.

Tak sampai di situ, Danny kemudian melakukan selebrasi mirip gerakan anjing kencing. Aksi itu mendapatkan respons negatif para punggawa Porto. Meski tahu bahwa Danny adalah mantan pemain Sporting (rival Porto), mereka menganggap hal itu tidak pantas. 

"Saya tidak akan menganggap itu normal jika orang asing melakukannya. Apalagi dia orang Portugis. Apakah itu sopan atau tidak? Terserah Danny untuk mengatakannya," kata arsitek Porto saat itu, Vítor Pereira.

Selama lebih dari dua bulan, perdebatan tentang selebrasi itu terus berlanjut. Pelatih Zenit saat itu, Luciano Spalletti, tentu saja membela Danny dari hujatan rekan-rekan Portugalnya. "Danny pemain hebat yang profesional. Tidak ada yang salah dengan selebrasi itu," kata Spalletti.

Danny kemudian memberi penjelasan tentang selebrasi itu. Dia menjelaskan bahwa kedua putranya yang masih kecil sering meminta dirinya untuk melakukan perayaan kecil yang dikoreografikan. Selebrasi tersebut menurut Danny merupakan penghormatan kepada hewan peliharaan baru keluarganya, yang telah mengotori salah satu tempat tidur anaknya.

Dia membantah hal itu adalah penghinaan kepada Porto, meski Danny mengaku sebagai pendukung Sporting.

"Saya merayakannya dengan cara yang didedikasikan untuk anak-anak saya, dan anjing saya. Saya memiliki hati nurani yang bersih. Jika saya diminta untuk melakukan hal yang sama lagi besok, saya pasti akan melakukannya," kata Danny saat itu.

Di level timnas, Danny mencatatkan 38 caps. Tapi, cedera membatasinya untuk tampil pada satu turnamen besar, yaitu Piala Dunia 2010. Saat itu, Portugal gagal mencetak gol dalam salah satu dari tiga penampilannya.