Ini dicurigai sebagai kesengajaan dengan motif uang kompensasi yang sangat besar.
Bagi beberapa pelatih, pemecatan adalah hal mengerikan, memalukan, dan harus dihindari. Mayoritas pelatih menganggap PHK sebagai hantu yang dihindari, kecuali satu orang. Dia adalah Jose Mourinho.

Sepanjang sejarah kepelatihan yang dijalani, Mourinho sangat jarang menyelesaikan kontrak tepat waktu. Setelah meninggalkan FC Porto, pelatih asal Portugal itu mengalami beberapa pemecatan dengan kompensasi selangit. Dua kali di Chelsea, serta sekali di Real Madrid, Manchester United, dan Tottenham Hotspur.

Tampaknya, tren itu akan segeja berlanjut ketika Mourinho melatih AS Roma musim ini. Baru beberapa bulan di Stadio Olimpico, hasil Serigala Ibukota Italia mengecewakan. Dan, tagar #MouOut mulai menghiasi lini masa di Negeri Pizza. 

Riwayat Mourinho yang ramah dengan pemecatan ternyata menggugah sebuah studi yang dilakukan 101 Great Goals untuk sebuah penelitian unik. Mereka mencurigai Mourinho memang sengaja membuat dirinya dipecat dengan drama-drama di lapangan.

Tujuan utamanya, uang. Studi itu menunjukkan Mourinho telah menerima kompensasi dari klub-klub besar seperti Chelsea, MU, Spurs, hingga Madrid setelah dipecat sebelum kontraknya berakhir. Jumlahnya mencapai hampir 100 juta pounds (Rp1,9 triliun).

Tugas pertama Mourinho di Inggris terjadi pada 2004. The Special One tiba di Chelsea setelah kemenangan Liga Champions yang luar biasa bersama Porto. Dia kemudian memenangkan dua gelar Liga Premier dengan klub sebelum dipecat pada 2007 menyusul awal musim yang buruk.

Gelar domestik juga diraih bersama Inter Milan dan Madrid pada tahun-tahun berikutnya. Tapi, pada 2013, pria berusia 58 tahun itu memutuskan kembali ke Stamford Bridge.

Mourinho berhasil mengangkat trofi Liga Premier sekali lagi pada 2014/2015. Tapi, seperti tugas pertamanya, segalanya dengan cepat berubah menjadi buruk ketika dipecat pada akhir tahun itu. Mourinho kemudian berlabuh ke MU pada 2016, menggantikan Louis van Gaal.



Dua tahun di Old Trafford, Mourinho memenangkan Piala Liga, Liga Europa dan Community Shield. Tapi, keberhasilan itu tidak dapat bertahan lama. Pada akhir 2018, dia dibebaskan dari posisinya jauh sebelum kontraknya berakhir.

Menurut investigasi 101 Great Goals, Mourinho telah menghasilkan 97.674.480 pounds (Rp1,8 triliun) dari tiga pekerjaannya di Inggris selama 10 tahun terakhir! 

Angka fantastis itu membuat Mourinho duduk di urutan paling atas dari jumlah kompensasi pelatih yang dipecat sejak awal musim 2011/2012. Dia mengalahkan Mauricio Pochettino dengan 50 juta pounds (Rp958 miliar).

Secara keseluruhan, data 101 Great Goals menunjukkan bahwa pelatih pemenang Liga Premier tiga kali menghabiskan total 2.315 hari mengelola klub Inggris. Dia menghasilkan rata-rata 42.192 pounds (Rp804 juta) sehari. Pada waktu itu, dia memimpin 336 pertandingan, dengan 209 kemenangan, dan mengantongi 266.870 pounds (Rp5 miliar) per pertandingan.

Karena itu, penghasilannya bertambah hingga 97.674.480 pounds (Rp1,8 triliun) hanya dari tiga pekerjaan. Itu menjadikan Mourinho pelatih termahal dalam sejarah Liga Premier. Itu juga dicurigai membuat Mourinhon ketagihan menerima surat PHK.