UEFA mengeluarkan pernyataan terkait kontroversi 'double kick' Julian Alvarez dalam pertandingan Atletico vs Real Madrid.
UEFA baru saja merilis pernyataan resmi terkait kontroversi 'double kick' yang melibatkan Julian Alvarez dalam pertandingan antara Atletico Madrid dan Real Madrid di babak 16 besar Liga Champions. Pertandingan ini berakhir dengan kemenangan Real Madrid melalui adu penalti setelah Atletico unggul 1-0 di leg kedua di Wanda Metropolitano.
Gol semata wayang Atletico dicetak oleh Conor Gallagher di menit pertama, memberikan harapan besar bagi tim asuhan Diego Simeone. Namun, Real Madrid berhasil menyamakan kedudukan secara agregat dan memaksa pertandingan berlanjut ke adu penalti, di mana mereka menang 4-2 dan melaju ke perempat final untuk menghadapi Arsenal.
Namun, yang menjadi sorotan adalah penalti Julian Alvarez yang awalnya dinyatakan sah sebelum akhirnya dianulir oleh VAR. Alvarez dianggap melakukan pelanggaran dengan menyentuh bola dua kali saat melakukan tendangan penalti, meskipun awalnya berhasil menaklukkan Thibaut Courtois.
Kontroversi Penalti Alvarez
Setelah pertandingan, berbagai sudut pandang muncul yang menunjukkan bahwa Alvarez memang menyentuh bola dengan kedua kakinya. Hal ini memicu perdebatan di kalangan penggemar, dengan argumen yang mendukung kedua belah pihak. UEFA akhirnya memberikan klarifikasi mengenai proses pengambilan keputusan ini.
Menurut Miguel Delaney, UEFA menyatakan bahwa keputusan tersebut sepenuhnya ditentukan oleh petugas VAR tanpa bantuan sensor atau teknologi lainnya. Hal ini menimbulkan pertanyaan tentang keakuratan dan keadilan keputusan tersebut.
Reaksi dari Atletico dan Real Madrid
Potensi pelanggaran ini pertama kali diidentifikasi oleh pemain Real Madrid, Kylian Mbappe, yang langsung mengklaim adanya sentuhan ganda. Pelatih Atletico, Diego Simeone, menyatakan ketidakpuasannya terhadap keputusan tersebut namun tidak mengkritik petugas VAR dalam wawancara pasca-pertandingan.
Simeone mengatakan, "Saya baru saja melihat gambar penalti tersebut. Wasit mengatakan bahwa ketika Julian melangkah dan menendang, dia menyentuh bola dengan kakinya. Namun, bola tidak bergerak. Ini adalah sesuatu yang perlu didiskusikan apakah itu gol atau tidak, tetapi saya bangga dengan para pemain saya."
Dia menambahkan, "Ketika dia menanamkan kakinya dan menendang, bola tidak bergerak, bahkan sedikit pun. Tetapi jika VAR memanggilnya, saya belum pernah melihat penalti dipanggil oleh VAR, tetapi itu tetap sah, dan mereka pasti telah melihat bahwa dia menyentuhnya. Saya ingin percaya mereka telah melihat bahwa dia menyentuhnya."
Kontroversi ini menambah daftar panjang perdebatan mengenai penggunaan teknologi dalam sepak bola, terutama dalam situasi krusial seperti adu penalti. Penggemar dan pakar sepak bola terus mendiskusikan apakah keputusan tersebut adil dan bagaimana teknologi dapat digunakan lebih efektif di masa depan.
Dengan pernyataan resmi dari UEFA, diharapkan dapat memberikan sedikit kejelasan meskipun tidak semua pihak puas dengan hasil akhirnya. Pertandingan ini menjadi pengingat akan kompleksitas dan tantangan dalam menerapkan teknologi dalam olahraga.
Ke depan, UEFA mungkin perlu mempertimbangkan peningkatan teknologi atau pelatihan lebih lanjut bagi petugas VAR untuk memastikan keputusan yang lebih akurat dan adil. Sementara itu, para penggemar sepak bola akan terus memantau bagaimana insiden ini mempengaruhi pertandingan-pertandingan selanjutnya.