Jika dihitung berdasarkan rasio mencetak gol dengan menit bermain. Tidak disangka.
Striker dengan rasio gol dan menit bermain paling tinggi di Eropa saat ini ternyata bukanlah nama-nama besar seperti Lionel Messi, Cristiano Ronaldo, Robert Lewandowski, Anthony Martial, Ciro Immobile, Erling Haland, atau Pierre Emerick Aubameyang. Dia adalah striker asal Kolombia, Luis Muriel.

Striker Atalanta ini telah berhasil mencetak 17 gol dalam 1.075 menit laga yang sudah dijalaninya di Serie A, yang berarti satu gol setiap 63 menit di lapangan.

Sebagai perbandingan, pencetak gol terbanyak La Liga Santander Messi telah mencetak 22 gol dalam 2.609 menit, yang berarti satu setiap 118 menit.

Sementara itu, striker Borussia Dortmund Erling Haaland adalah pemain yang mendekati rasio gol per menit Muriel dengan 14 gol dalam 1.063 menit atau satu setiap 81 menit.

Pemain Kolombia itu pindah dari Sevilla ke Atalanta musim panas lalu setelah masa peminjaman selama enam bulan di Fiorentina.

Di Atalanta Luis Muriel menduduki posisi striker bersaing dengan Duvan Zapata.

ATALANTA

Bicara soal Muriel tak lepas dari performa gemilang Atalanta musim ini. Pelatih Atalanta, Gian Piero Gasperini, menyatakan tidak mau memikirkan gelar Liga Italia, meski mereka mencatatkan sembilan kemenangan secara beruntun.

La Dea memukul Sampdoria dengan skor 2-0 pada pertandingan yang dimainkan pada Rabu setempat atau Kamis dini hari WIB. Mereka akan berhadapan dengan Juve pada pertandingan berikutnya.

Seandainya Atalanta mampu menaklukkan Juve, mereka hanya akan terpaut enam poin dari sang juara bertahan.

"Kami tidak dapat membiarkan hal itu melayang di benak kami, karena Juve memiliki scudetto dalam genggaman mereka," kata Gasperini kepada Sky Sport Italia.

"Bahkan kemarin, meski mereka kalah 2-4 dari Milan, mereka tetap memperlihatkan bahwa mereka adalah tim terkuat. Kami hanya berusaha menantang diri sendiri, untuk mengamankan spot Liga Champions, berusaha untuk menaklukkan rekor poin kami, dan kemudian kita lihat apakah kami dapat finis di atas Lazio atau Inter," tambahnya.

Perihal pertandingan melawan Sampdoria, Gasperini mengatakan ia sudah memperkirakan tim asal Genoa itu akan memberikan perlawanan berat dan mampu melancarkan serangan balik yang berbahaya.

"Kami tampil baik, karena inilah risiko tipe pertandingan seperti ini, namun kami bermain dengan intensitas dan membuktikan kami memiliki banyak cara untuk memenangi pertandingan. Itu hal yang bernilai," tutur Gasperini.

Atalanta juga memiliki dua catatan tidak kemasukan sama sekali secara beruntun, maka mereka bukan hanya tim dengan daya serang yang hebat.

"Itu tergantung pada pengalaman kami seiring berjalannya waktu. Praktis ini merupakan skuat yang sama seperti musim lalu, kami hanya menambah (Luis) Muriel, Ruslan Malinovskyi, dan beberapa pemain muda. Kami bermain di Eropa dan hal itu membuat kami memiliki kemampuan untuk menginterpretasikan permainan dalam berbagai cara," ujar Gasperini.

"Saya memandang pertandingan melawan Juventus sebagai ujian menjelang Liga Champions, itulah cara yang ingin saya terapkan dalam memandangnya," pungkas pria 62 tahun itu.