Berandai-andai jika tidak ada anggota timnas Inggris yang main di liga lokal.
Meski Liga Premier menjadi salah satu kompetisi terbaik di dunia, bukan berarti Inggris tidak memiliki pemain di luar negeri. Jika dikumpulkan, Gareth Southgate bisa mendaftarkan 23 nama untuk Euro 2020 yang mundur ke 2021.

Selain nama-nama terkenal seperti Jadon Sancho, Jude Bellingham, Chris Smalling, atau Ashley Cole, sepakbola Inggris sebenarnya juga mengekspor banyak pesepakbola ke luar negeri. Beberapa diantaranya menjadi bintang di klubnya masing-masing. Bahkan, mayoritasnya merupakan pemain muda.

Jika mau, Southgate bisa mengambil para pemain dari luar Britania Raya dan Irlandia untuk dimainkan di Euro 2020. Hal itu penting karena kompetisi yang dimundurkan hingga musim panas 2021 karena pandemi Covid-19 akan digelar dengan penyelenggaraan berbeda. Akan ada 12 kota di sejumlah negara Benua Biru.

Berikut ini daftar 23 orang yang bisa didaftarkan ke Euro 2020 jika pemain-pemain dari Liga Premier tidak diikutsertakan:


1. Charlie Setford (Ajax Amsterdam)

Lahir di Haarlem, Belanda, 11 Mei 2004, Charlie Setford memiliki adik bernama Tommy Setford. Keduanya berstatus kiper Jong Ajax. Meski masih hijau, Inggris harus serius memperhatikan Setford. Sebab, dia pernah membela Belanda U-15 dan U-16, meski juga memiliki pertandingan untuk Inggris U-16.

"Saya memiliki perasaan yang lebih baik tentang Inggris. Selain itu, saya memiliki gagasan bahwa ada lebih banyak peluang bagi saya di sana (Inggris) dibanding di sini (Belanda)," ujar Setford tahun lalu.


2. Will Mannion (Pafos FC)

Dalam dua penampilan untuk Inggris U-19 pada akhir 2016, William John Mannion memiliki pandangan yang bagus tentang Trent Alexander-Arnold dan Tom Davies. Meski pasangan itu mampu memperkuat diri mereka di Merseyside, karier Mannion berlanjut di Siprus setelah memainkan 1 pertandingan Piala Liga untuk Hull City dalam 4 tahun. Dia tercatat sebagai kiper Pafos FC.


3. Jonathan Bond (LA Galaxy)



Jonathan Bond adalah pemain Liga Premier sampai akhir tahun lalu. Kiper berusia 27 tahun itu menghitung Watford, Reading, dan West Brom sebagai klub permanennya di Inggris selama 12 tahun dengan 5 masa pinjaman. Sejak awal tahun ini, Bond ditunjuk sebagai penjaga gawang LA Galaxy di MLS.


4. Kieran Trippier (Atletico Madrid)

Kieran Trippier masih di Atletico Madrid hingga sekarang. Saat ini, mantan pemain Tottenham Hotspur itu duduk rapi di antara Glenn Hoddle dan Des Walker dalam hal caps terbanyak Inggris saat bermain untuk klub asing. Bisa saja Trippier akan kembali diajak untuk Euro 2020 seperti halnya Piala Dunia 2018.


5. Kamil Corekci (Trabzonspor)

Kamil Corekci punya caps untuk Turki U-16, U-17, U-18, U-19, U-21, hingga Turki B. Tapi, dia berasal dari Inggris dari orang tua imigran Turki. Pemain berusia 29 tahun itu lahir di selatan London dan memulai karier dengan Fulham pada 2001 dan pindah ke Millwall pada 2008.

Namun, ketika naik ke level senior, Corekci kembali ke tanah leluhurnya untuk berkarier di Bucaspor, Kayserispor, Adana Demirspor, Eskisehirspor, dan Trabzonspor.


6. Chris Smalling (Roma)

Tidak masalah bagi Chris Smalling ketika diminta meninggalkan Manchester United. Pemain berusia 31 tahun itu telah merehabilitasi dirinya dan mengembalikan reputasinya sebagai bek terbaik di Inggris lewat aksi memikat di AS Roma. Dia tampil sangat baik ketika tidak berjuang dengan berbagai cedera.

Jika Southgate tidak memberi kesempatan Smalling bermain di Euro 2020, itu akan menjadi keputusan yang salah.


7. Reece Oxford (FC Augsburg)

Lebih dari 5,5 tahun lalu, Reece Oxford muda (berusia 16 tahun) menjalani debut dengan membuat Mesut Oezil kesulitan saat membantu West Ham United menghadapi Arsenal. Tapi, setelah itu dia hanya memainkan 15 pertandingan lagi dalam 4 tahun bersama The Hammers.

Oxford kemudian dipinjamkan ke Reading dan Borussia Moenchengladbach sebelum pindah secara permanen ke FC Augsburg. Pada usia 22, masih ada waktu bagi Oxford untuk menyadari potensinya yang luar biasa. Kesempatannya kembali ke timnas juga terbentang luas di depan mata.


8. Easah Suliman (Vitoria de Guimaraes)



Tim Sherwood adalah pelatih pertama yang memilih Easah Suliman masuk skuad utama Aston Villa. Tapi, debut seniornya dilakukan di era Steve Bruce saat pertandingan Piala Liga melawan Notts County.

Sayang, setelah itu Suliman tidak pernah bermain untuk The Villans sehingga harus menerima kenyataan dipinjamkan ke Cheltenham Town, Grimsby Town, FC Emmen, sebelum pindah permanen ke Vitoria Guimaraes. Anggota Inggris U-19 di final Euro U-19 2017 kini menjadi bintang di Portugal.


9. Jonathan Panzo (Dijon)

Inggris juga finish sebagai runner-up di Euro U-17 2017 ketika Jonathan Panzo hadir di lapangan sebagai bek kiri. Bahkan, bersama Callum Hudson-Odoi, Jadon Sancho, Phil Foden, dan George McEachran, Panzo terpilih masuk skuad terbaik turnamen junior bergengsi di Benua Biru itu.

Tapi, setelah itu Panzo harus berjuang untuk masuk skuad utama Chelsea. Dia gagal dan tersingkir ke AS Monaco. Sempat melanjutkan karier di Cercle Brugge, pemuda berusia 20 tahun itu kini ada di Dijon. Dengan usianya yang masih muda, masa depan Panzo untuk kembali ke skuad senior The Three Lions masih ada.


10. Ashley Young (Inter Milan)



Sama seperti Smalling, pergi dari Old Trafford tidak membuat karier Ashley Young berakhir. Fakta menunjukkan, dia telah bermain 27 kali musim ini untuk tim Antonio Conte yang sedang memuncaki klasemen sementara Serie A. Jika Inter Milan juara dan Young tidak dibawa Southgate ke kejuaraan Benua Biru, itu akan menjadi skandal besar.


11. George Cox (Fortuna Sittard)

George Frederick Cox merupakan produk Brighton and Hove Albion yang harus terbuang ke Belanda pada musim 2020/2021. Bersama Fortuna Sittard, bek kiri berusia 23 tahun itu justru menemukan kembali cara yang benar bermain sepakbola. Dia mencetak 5 gol untuk klubnya dengan 3 diantaranya ke gawang Ajax Amsterdam dan PSV Eindhoven. Cox juga punya 5 assist.


12. Jadon Sancho (Borussia Dortmund)



Tidak ada yang perlu dikatakan tentang Jadon Sancho. Dia adalah pemain muda Inggris paling bersinar di klub asing. Hanya cedera yang akan membuat Southgate mencoret lulusan Manchester City itu dari skuad Piala Eropa musim panas mendatang.


13. Noni Madueke (PSV Eindhoven)

Chukwunonso Tristan Madueke sedang berada dalam pantauan Bayern Muenchen, Leeds United, dan Crystal Palace. Itu karena pemain berusia 19 tahun tersebut mengoleksi 7 gol dan 6 assist dalam 19 pertandingan Eredivisie musim ini bersama PSV Eindhoven.

Performa musim ini seperti membenarkan keputusannya meninggalkan Tottenham Hotspur pada musim panas 2018 dan menolak Manchester United untuk bergabung dengan PSV. Di masa depan, The Three Lions perlu lebih serius mengamati Madueke.


14. Jude Bellingham (Borussia Dortmund)

Jude Bellingham mengikuti jalan Sancho dengan menerima pinangan Borussia Dortmund. Dia juga bermain bagus di Bundesliga dan tampaknya akan dibawa ke Euro 2020 pada musim panas nanti.


15. Ronaldo Vieira (Hellas Verona)

Jika mengacu dari namanya, Ronaldo Augusto Vieira Nan, orang tidak akan percaya dengan paspor Inggris yang dimiliki. Tapi, itu memang benar. Ronaldo berasal dari Guinea Bissau, bermigrasi ke Portugal bersama ibunya, dan bersekolah di Inggris selama 5 tahun sebelum menginjak usia 18 tahun.

Pada 2011, Ronaldo bergabung dengan Whitley Bay Boys Club di Inggris. Dari sana dia beralih ke Batley Phoenix dan menjalani uji coba yang gagal dengan Manchester City serta Hull City. Akhirnya, dia mendapatkan terobosan dengan Leeds United setelah beberapa waktu di Akademi Sepakbola i2i di York.

Dua musim bagus di Elland Road menyusul, memenangkan penghargaan Pemain Muda Terbaik 2017, dan ditawar Sampdoria 7 juta pounds pada 2018. Untuk musim 2020/2021, dia dipinjamkan ke Hellas Verona hingga kompetisi berakhir.


16. DJ Buffonge (NAC Breda)



Saat junior, Darren Raekwon McIntosh-Buffonge bermain untuk Arsenal, Fulham, dan Manchester United. Sayang, Jose Mourinho dan Ole Gunnar Solskjaer tidak pernah menyadari potensi gelandang tengah keturunan Montserrat itu sehingga dilepas pada 2019.

Spezia, yang saat itu ada di Serie B, mengambil kesempatan untuk mengontrak Buffonge. Sempat dipinjamkan ke Pergolettese, sekarang dia bermain di Belanda untuk NAC Breda.


17. Jacob Maddox (Vitoria Guimaraes)

Jacob Christian Maddox adalah satu dari sekian banyak lulusan Akademi Chelsea yang tidak dibutuhkan tim utama The Blues. Sempat dijuluki "Lionel Messi Mini", Maddox sempat dipinjamkan ke Cheltenham Town, Tranmere Rovers, Southampton, dan sekarang berada di Vitoria de Guimaraes dengan transfer permanen.

Maddox baru berusia 22 tahun sehingga masih punya waktu yang panjang untuk kembali ke timnas senior. Tapi, sangat disayangkan dirinya mengalami cedera sehingga yang membuat Maddox absen sejak Desember 2020.


18. Stephy Mavididi (Montpellier)

Hanya ada 9 pemain Inggris yang berhasil mencetak lebih banyak gol liga untuk sebuah tim di lima divisi teratas Eropa musim ini daripada Stephy Alvaro Mavididi, yang berada di atas Jack Grealish, Jadon Sancho, Phil Foden, dan Scott Dann.

Lulusan akademi Arsenal itu tidak pernah melakukan debut untuk The Gunners. Tapi, itu cukup menunjukkan kepada Juventus untuk mengontraknya di musim panas yang sama dengan kedatangan Cristiano Ronaldo. Dia membuat penampilan tunggal di Serie A. Dia menjadi pemain Inggris pertama sejak David Platt pada 1992 yang tampil untuk Juventus.

Dari Juventus, dia dipinjamkan ke Dijon dan dijual ke Montpellier pada musim panas 2020. "Tujuan utama saya adalah masuk tim senior Inggris. Tapi, untuk saat ini jalur terbaik adalah Inggris U-21. Jadi saya ingin mencoba dan masuk ke skuad itu," kata Mavididi.


19. Demarai Gray (Bayer Leverkusen)

Sejak meninggalkan Leicester City pada Januari 2001, Demarai Remelle Gray telah memanfaatkan momen terbaiknya. Dia telah memainkan 9 pertandingan di Bundesliga dan Liga Eropa untuk Bayer Leverkusen, mencetak 1 gol, dan menyumbangkan 2 assist.

Tampaknya, pemain berusia 24 tahun itu akan memperpanjang kontrak 18 bulan pertamanya jika diperlukan. Pemain sayap itu juga masuk dalam daftar pemain Inggris yang sedang dipertimbangkan Southgate untuk panggilan internasional. Sebab, Jamaika juga mengincar pemain berusia 24 tahun itu.


20. Angel Gomes (Boavista)



Manchester United sempat memiliki harapan tinggi untuk Adilson Angel Abreu de Almeida Gomes saat menggantikan Wayne Rooney pada laga melawan Crystal Palace di penghujung musim 2016/2017. Dalam prosesnya, dia menjadi pemain termuda klub sejak Duncan Edwards dan yang pertama lahir pada 2000-an yang tampil.

Tapi, Ole Gunnar Solskjaer enggan memainkan Gomes secara reguler. Akibatnya, dia pergi pada musim panas 2019. Chelsea memicu kepanikan dengan minat mereka sampai pemain berusia 20 tahun itu memilih Lille dan langsung dipinjamkan ke Boavista di Portugal.

Pada debutnya di Primeira Liga, Gomes langsung mencatatkan hattrick assist. Dia juga mencetak gol fenomenal saat melawan Benfica. Hanya saja Boavista kini sedang berjuang untuk menghindari degradasi.


21. Rhys Healey (Toulouse)

Berada di posisi 3 Ligue 2 dan 3 poin di belakang pemuncak klasemen sementara, Troyes, Toulouse memiliki peluang untuk mendapatkan promosi ke Ligue 1 musim depan. Salah satu pemicunya adalah Rhys James Evitt-Healey. Berusia 26 tahun, Healy dikenal sebagai mantan penyerang Cardiff City .


22. Noah Ohio (Vitesse Arnhem)

Noah Chidiebere Junior Anyanwu Ohio punya 7 gol dalam 13 pertandingan untuk Inggris U-16 serta Belanda U-15 dan U-16. Striker berusia 18 tahun yang sedang dipinjamkan RB Leipzig ke Vitesse Arnhem itu juga punya kesempatan membela Nigeria karena asal keluarganya.

Agar tidak rugi, ada baiknya Southgate segera memanggil pemuda kelahiran Almere, Belanda, 16 Januari 2003, itu.


23. Reo Griffiths (Lyon)

Inggris sebenarnya punya banyak opsi untuk penyerang di semua kelompok umur. Reo Griffiths adalah salah satu prospek yang paling menarik. Penyerang berusia 20 tahun itu meninggalkan Tottenham Hotspur pada 2018 untuk menuju Lyon dan telah mengambil peranan penting untuk Lyon II di Championnat National 2 (Divisi IV).

Musim ini, Griffiths mencetak 6 gol dalam 9 pertandingan dan telah membuat klub lamanya mengirim utusan untuk melakukan negosiasi ulang. Dengan usianya yang masih muda, masa depan pemain kelahiran London, 20 Juni 2000, itu terbentang sangat luas di depan mata.