Jika mereka yakin seorang pemain tidak cukup baik, penulis di As atau Marca tidak akan berbasa-basi mengatakannya.
Real Madrid adalah klub tersukses di sepakbola Eropa. Los Blancos juga berstatus tim terbaik di La Liga. Akibatnya, setiap tindakan para pemain tidak akan bisa lolos dari sorot kamera media. Bahkan, beberapa pemain harus menerima perlakuan berlebihan.

Dalam jurnalisme, framing dikenal sebagai sebuah cara untuk menempatkan sudut pandang berita berdasarkan keinginan sang penulis. Di negara-negara dengan kebebasan mutlak seperti di Eropa, hal tersebut sudah menjadi makanan sehari-hari.

Di Benua Biru, framing media dilakukan dibanyak tema kehidupan, termasuk sepakbola. Bahkan, di sejumlah negara Eropa, media-media olahraga mereka terkenal kejam ketika mengkritik pemain, pelatih, atau pengurus klub. Selain Inggris dan Italia, Spanyol termasuk dalam kategori itu.

Sejarah mencatat, beberapa pesepakbola top tidak dapat melarikan diri dari kemarahan pers Spanyol yang terkenal cerdas. Jika mereka yakin bahwa seorang pemain tidak cukup baik, atau tidak menarik beban mereka, penulis di harian olahraga yang berbasis di Madrid seperti As atau Marca tidak akan berbasa-basi mengatakannya.

Berikut ini 7 pemain top yang pernah dan sedang menjadi korban framing media-media olahraga Negeri Matador karena ulahnya di lapangan:


1. Ronaldo Luiz Nazario de Lima



Bahkan, pemain sekaliber Ronaldo Luis Nazario da Lima  yang pernah memenangkan Piala Dunia dan La Liga. Dijuluki O Fenomeno, megabintang Brasil itu diberi atribut baru oleh Marca dan As. Dalam sebuah kesempatan kedua media memasang tulisan "El Gordo" (Si Gembul) besar-besar di halaman sampul.

Itu terjadi ketika Ronaldo kembali dari liburan musim panas untuk bergabung ke pemusatan latihan tim dalam kondisi tubuh kegemukan. Itu sebenarnya wajar bagi pemain yang tidak berlatih selama sebulan. Tapi, bagi pemain Madrid, khususnya Ronaldo, kegemukan merupakan aib besar.


2. Michael Owen

Kolumnis As yang terkenal blak-blakan, Tomas Roncero, pernah memberi Michael Owen kalimat-kalimat yang menyakitkan selama tugas satu musimnya yang gagal di Estadio Santiago Bernabeu. Statusnya sebagai penyerang tim nasional Inggris benar-benar direndahkan.

Surat kabar itu menuliskan pada 12 Agustus 2004: "Hari kepedihan yang ditimbulkan oleh diri sendiri ketika Madrid mendatangkan Owen, menjual Samuel Eto'o ke Barcelona, dan kehilangan Patrick Vieira".

Tulisan itu ternyata masih belum cukup. Lalu, mereka menambahkan kalimat lain yang jauh lebih menyakitkan. "Owen bukan Henry. Owen bukan Reyes. Owen bukan Totti. Owen bukan Drogba. Owen bukan Adriano. Owen bukan Figo. Owen bukan Zidane. Mari kita hadapi itu, Owen bukanlah galaksi. Rafa Benitez membuka champanye pada hari dia menjualnya ke Madrid. Tidak, tidak, tidak".


3. Eden Hazard



Anda mungkin pernah membayangkan bahwa program debat sepakbola Spanyol yang meriah, El Cheringuito, mengumumkan kematian seorang tokoh yang dicintai. Itu adalah presentasi yang suram setelah kekalahan Madrid di semifinal Liga Champions dari Chelsea.

Bagi mereka, Hazard melakukan kejahatan yang tak termaafkan, yaitu tertawa bersama mantan rekan satu timnya di Chelsea setelah peluit akhir kekalahan itu. Momen yang kebetulan ditangkap kamera televisi itu mendadak menjadikan pemain Belgia tersebut musuh bersama.

"Real Madrid keluar dari Eropa karena Hazard punya waktu untuk tertawa dan bercanda. Dua tahun membuat para pendukung Real Madrid marah, dua tahun kelebihan berat badan, hanya Gareth Bale lainnya. Kami marah, kami tidak mengerti dia. Dia tidak bisa bertahan di Real Madrid sedetik lagi," kata pembawa acara, Josep Pedrerol.


4. Gareth Bale

Begitulah standar yang dipegang oleh pers yang bermarkas di Madrid, bahwa “hanya Gareth Bale” yang diartikan sebagai hal yang buruk. Itu sesuatu yang luar biasa, mengingat pemain nasional Wales itu memenangkan empat trofi Liga Champions bersama klub dan mencetak beberapa gol yang benar-benar ikonik di final.

Tapi, dia dianggap gagal untuk bertindak sebagai penerus Cristiano Ronaldo. Kemudian, masalah kebugaran mencegah Bale membuat pengaruh reguler di tahun-tahun terakhirnya di ibu kota Spanyol.

Pada 2019, mantan penyerang Madrid dan direktur olahraga klub, Predrag Mijatovic, menyarankan agar Bale lebih peduli tentang bermain golf dan mewakili negaranya daripada yang dia lakukan untuk klubnya. Tuduhan itu dengan gembira diadopsi oleh pendukung Wales.

Setelah mengamankan tiket ke Euro 2020 di tengah performa buruk yang berkepanjangan untuk Madrid, Bale difoto tersenyum di belakang bendera negaranya bertuliskan: "Wales. Golf. Madrid. Dalam urutan itu".

Segera setelah foto dan rekaman videonya viral, Bale langsung menjadi bulan-bulanan Marca dan As. Dia dianggap sebagai pemain paling buruk dalam sejarah Los Blancos. Trofi-trofi Liga Champions yang dia berikan untuk klub itu mendadak hilang tak dihargai.


5. James Rodriguez

Uang besar lainnya didatangkan Madrid untuk James Rodriguez. Tapi, profesionalisme dan kebugaran bintang Kolombia itu dipertanyakan oleh sejumlah harian olahraga Spanyol. Kritik itu tidak luput postingan gambar di Instagram yang memamerkan fisiknya.

"Pembicaraan itu benar-benar membuat saya kesal. Orang-orang tahu bagaimana saya bertindak dan saya selalu berusaha untuk menjaga diri saya sendiri. Saya seorang profesional. Apa yang dikatakan tentang saya sering keluar di malam hari adalah kebohongan. Benar-benar membuat saya kesal karena orang-orang meragukan saya. Mereka berkata saya terlihat gemuk," kata James kepada Marca.


6. Isco

Diego Torres adalah salah satu jurnalis paling terkemuka yang bekerja di sepakbola Spanyol. Dirinya terkenal karena paparan di balik layar yang eksplosif tentang masa-masa Jose Mourinho sebagai pelatih Madrid, serta perseteruannya dengan Isco.

Menulis di El Pais, Torres mengkritik penampilan gelandang Los Blancos untuk Spanyol di Piala Dunia 2018, yang mengakibatkan Isco memanggilnya langsung di Twitter: "Diego Torres, kamu sangat, sangat, buruk".

Itu bukanlah akhirnya. Beberapa bulan kemudian, Isco sedang menjalankan tugas konferensi pers dan menolak menjawab pertanyaan langsung dari Torres. "Saya tidak akan menjawab pertanyaan itu karena anda akan menulis apa pun yang anda suka di bagian anda di koran. Jadi, saya hanya akan membiarkan anda melanjutkannya dengan cara itu," jawab Isco.

"Kami adalah orang-orang yang bermain di lapangan untuk tim nasional kami. Tapi, kami membutuhkan orang-orang di sekitar kami yang membantu daripada menempatkan rintangan di jalan terus-menerus karena itu tidak menawarkan apa-apa," tambah mantan pemain Malaga itu.


7. Karim Benzema



Meski menjadi pencetak gol terbanyak kelima sepanjang masa klub, dengan rasio yang lebih baik dari Raul Gonzalez; Karim Benzema tidak selalu lolos dari framing media. Khususnya ketika dia bermain bersama Cristiano Ronaldo.

Tapi, Benzema cukup ahli dalam menangani kritik. Pengalaman di tim nasional Prancis dan hubungannya yang singkat dengan media negaranya benar-benar berguna di Spanyol. "Para pemain terbaik terus-menerus dikritik karena itulah yang menjual surat kabar," kata Benzema kepada Marca pada April 2018.

"Ketika saya tidak bermain bagus, saya tahu saya tidak memiliki permainan yang bagus. Jadi, saya tidak perlu membaca lebih banyak tentang itu di media. Ketika nama saya tercantum di surat kabar, itu tidak berdampak pada saya. Saya tidak peduli karena itu tidak berarti apa-apa. Saya tahu saya selalu berusaha yang terbaik untuk memenangkan setiap pertandingan," ungkap Benzema.