Persoalan cukup pelik menghantui promosi Salernitana.
Setelah Empoli, Salernitana memastikan diri menjadi tim kedua Serie B 2020/2021 yang mendapatkan tiket promosi ke Serie A. Tapi, I Granada terancam tidak mendapat lisensi di kompetisi kasta tertinggi Italia karena dimiliki Presiden Lazio, Claudio Lotito.

Untuk bisa menjadi runner-up Serie B musim ini, Salernitana harus melalui jalan yang sangat panjang dan berliku sejak terdegradasi dari Serie A pada akhir musim 1998/1999. Darah dan air mata tercurah dari para pendukung klub yang bermarkas di Stadio Arechi, Salerno, itu.

Sejarah klub dimulai ketika Unione Sportiva Salernitana didirikan pada 19 Juni 1919 oleh Adalgiso Onesti. Dia memprakarsai penggabungan klub lama dengan nama yang sama, yang didirikan pada 1911 oleh penggabungan empat klub lokal dengan Foot-Ball Club Salerno.

Klub ini dikenal sebagai Societa Sportiva Salernitana Audax selama 1920-an sebelum menjadi Salernitana Sport pada 1978. Setelah berjuang di kasta bawah dan menjadi tim yoyo di kasta kedua dan ketiga; Salernitana memasuki periode terbaik pada 1997-1999.

Pada musim 1997/1998, Salernitana memuncaki Serie B dan mendapatkan promosi keduanya ke Serie A (yang pertama pada 1947/1948). Saat itu, Marco di Vaio muda memimpin daftar pencetak gol dengan 21 gol.

Pada Serie A 1998/1999, atau yang pertama setelah 50 tahun, Salernitana berjuang keras dan dipimpin oleh Rigobert Song dan Salvatore Fresi di lini pertahanan. Ada lagi Gennaro Gattuso muda di lini tengah. Kemudian, Di Vaio serta David di Michele di sektor penyerangan.

Dengan pemain-pemain tersebut, Salernitana mencatatkan kemenangan mengejutkan melawan Inter Milan, Juventus, AS Roma, dan Lazio. Sayang, mereka menyelesaikan kompetisi dengan tertinggal 1 poin dari Perugia di posisi 14, yang berarti harus terdegradasi ke Serie B.

Sejak saat itu, klub tidak berhasil kembali ke papan atas. Bahkan, mereka harus dikeluarkan dari Serie B pada 2005 setelah mengalami krisis keuangan parah dan dinyatakan bangkrut oleh pengadilan.

Tak lama setelah bubar, Antonio Lombardi menghidupkan kembali klub berseragam merah marun itu. Pada musim panas 2005, didirikan kembali Salernitana Calcio 1919. Klub baru yang mewarisi klub sebelumnya harus memulai lagi dari Serie C1 (kasta terbawah yang sekarang bernama Serie D lagi).



Hanya butuh 3 tahun berjuang di Serie C1, Salernitana akhirnya kembali ke Serie B sebagai juara Serie C1 Girone B pada 2007/2008. Tapi, pada musim 2009/2010 klub harus diturunkan paksa ke Lega Pro Prima Divisione dengan pengurangan 6 poin untuk pengaturan pertandingan.

Akibat insiden memalukan itu, klub dibubarkan. Lalu, pada 21 Juli 2011, Walikota Salerno, Vincenzo de Luca, menerima proposal dari Morgenstern S.r.l. untuk melahirkan tim baru pengganti klub lama yang diberi nama Salerno Calcio dan harus kembali dari kasta terbawah, Serie D.

Klub pengganti dikelola oleh Gianni Mezzaroma dan dipelopori oleh Presiden Lazio, Claudio Lotito. Kakak iparnya dan putra Gianni, Marco Mezzaroma, adalah presiden tim. Dia menikah dengan mantan menteri yang berasal dari Salerno, Mara Carfagna.

Pada musim 2011/2012, Salernitana promosi ke Lega Pro Seconda Divisione setelah memenangkan Serie D Girone G. Lalu, pada 12 Juli 2012, klub kembali berganti nama menjadi US Salernitana 1919 dan bertahan hingga sekarang.

Menjalani kompetisi di Lega Pro Seconda Divisione 2012/2013, Salernitana finish pertama di Girone B dan dipromosikan ke Lega Pro Prima Divisione. Ini adalah promosi kedua berturut-turut untuk tim. Akhirnya, Salernitana memenangkan Girone C Lega Pro Prima Divisione dan kembali ke Serie B pada musim 2014/2015.

Setelah bertarung mati-matian di kasta kedua, cahaya terang didapatkan Salernitana musim ini. Dari 38 pertandingan yang sudah dijalani, mereka mengoleksi 69 poin. Dengan 2 laga tersisa, Salernitana tertinggal 4 poin dari sang juara Empoli dan unggul 5 poin dari Monza di posisi 3.

Namun, untuk bisa berkompetisi di Serie A 2021/2022, Salernitana harus mendapatkan lisensi dari Lega Calcio. Ada banyak aspek yang dinilai, salah satunya kepemilikan saham klub. Dalam regulasi Asosiasi Sepakbola Italia (FIGC), yang mengacu pada UEFA dan FIFA, tidak mengizinkan kepemilikan dua klub atau lebih ditangan orang yang sama dalam satu divisi.

Tidak peduli jumlah saham yang dimiliki, Lotito harus menjual salah satunya. "Ini adalah aturan yang sejalan dengan FIFA, yang tidak mengizinkan kepemilikan lebih dari sebuah klub pada level profesional," kata Presiden FIGC, Gabriele Gravina, dilansir Football Italia.

Aturan tersebut dibuat agar tidak ada main mata di klub dengan pemilik yang sama dan berlaku universal. Di Spanyol contohnya, Real Madrid dan Real Madrid Castilla tidak bisa bermain di divisi yang sama. Begitu pula Bayern Muenchen dengan Bayern II di Jerman atau Ajax Amsterdam dan Jong Ajax di Belanda.

"Tuan Lotito telah menikmati pengecualian selama bertahun-tahun dan semua orang tahu apa yang akan terjadi. Aturannya jelas, kepemilikannya (di dua klub level kompetisi sama) tidak dapat dilanjutkan. Jika hal tersebut terjadi, itu akan mencegah Salernitana ambil bagian di Serie A musim depan," tambah Gravina.