Seperti Mane, dia hebat tapi rendah hati dan selalu bekerja untuk tim.
Red Bull Salzburg semula bukanlah klub terkenal, bahkan hampir tak terdengar namanya, tapi semenjak para jebolannya menghiasi dan telah membuat dampak besar di liga-liga top Eropa, Salzburg jadi makin sering terdengar.

Sebut saja striker Borussia Dortmund saat ini Erling Braut Haaland dan trio Liverpool Sadio Mane, Naby Keita dan Takumi Minamino, mereka hanyalah beberapa lulusan Salzburg yang telah memantapkan diri di antara klub elit Eropa.

Dan daftar itu kini akan makin panjang setelah striker asal Zambia, Patson Daka, akan menjadi pemain terbaru dari klub Austria itu yang bermain di klub top Eropa.

Daka bakal menandatangani kontrak lima tahun dengan Leicester City. Kesepakatan antar keduanya diperkirakan bernilai 22 juta pounds atau sekitar Rp. 438 miliar dan akan dirampungkan awal musim panas ini.

Di luar negaranya sendiri dan di liga Austria tempat ia bermain sejak 2017, pemain berusia 22 tahun itu bisa dibilang pemain yang relatif tidak dikenal.

Meski begitu, Daka bukanlah sosok sembarangan, dengan 61 gol di semua kompetisi dalam dua musim terakhirnya, dapatkah Daka bisa menjadi pesaing atau tandem bagi Jamie Vardy yang selama beberapa musim terakhir ini sangat rajin mencetak gol?





Kilas Balik Karier Daka

Chris Kaunda adalah orang yang menemukan bakat Daka dan menjadi pelatih pertamanya di klub Zambia, Airtel Rising Stars,

"Saya adalah direktur program Airtel Rising Stars yang seharusnya menemukan anak-anak berbakat di seluruh negeri," kata Kaunda kepada BBC Sport.

"Kami mengunjungi 10 provinsi di Zambia pada 2012, menyaksikan banyak anak-anak dan akhirnya memilih 60 pesepakbola muda. Patson Daka adalah yang terbaik dari mereka."

"Saya langsung menyadari bahwa dia adalah anak yang spesial. Patson Daka sangat cepat, kuat, bagus di udara dan bisa menembak dengan kedua kaki, meski kaki kanannya jelas lebih kuat. Dia adalah striker paling berbahaya dari jarak jauh."

Apa yang membuat Daka begitu istimewa adalah ia cepat belajar karena ia adalah pendengar yang baik. Ia tampak ingin berkembang setiap saat dan memperhatikan semua instruksi yang diberikan pelatih kepadanya.

"Patson Daka pemain yang karismatik. Dia memiliki kualitas kepemimpinan dan tahu bagaimana mengatur sesuatu. Itulah mengapa saya memilih dia sebagai kapten saya untuk tim nasional U-17."


Klub-klub besar akan Mengontraknya

Zambia lolos ke Piala Afrika U-17 edisi 2015 untuk pertama kalinya, terutama berkat Daka yang mencetak banyak gol dalam empat pertandingan melawan negara-negara besar, termasuk juga negara kecil seperti Botswana dan Uganda.

"Patson Daka mencetak gol di mana-mana. Kami pergi ke turnamen di Italia dan dia mencetak dua gol melawan Brasil, dua kali melawan Jepang dan mencetak hat-trick melawan Amerika Serikat."

“Kami memenangkan beberapa trofi bersamanya dan dia benci kalah. Suatu kali, ketika kami kalah di final melalui adu penalti, dia mulai menangis. Semangat juangnya luar biasa."

Di turnamen Daka membuat kesan yang sangat kuat. Ketika Ia kembali, Power Dynamos yang merupakan salah satu klub paling sukses di negara itu akhirnya mengontraknya. Namun Red Bull Salzburg juga mengincarnya pada saat yang bersamaan.


Keinginan yang tinggi untuk sukses

Daka menandatangani kontrak dengan Red Bull Salzburg pada usia 17 tahun, dimana ia awalnya bermain sebagai pemain cadangan di Liefering yang bermain di divisi kedua.

Pelatihnya saat itu, Gerhard Struber --- saat ini menjadi pelatih kepala New York Red Bulls setelah melatih klub Championship, Barnsley ---- mengatakan, "Dari detik pertama, jelas Patson Daka adalah bakat yang hebat, dia juga memiliki sikap yang luar biasa."

“Dia ingin mempelajari gaya permainan kami, dengan tekanan tinggi dan transisi cepat, dan bekerja tanpa lelah tanpa bola. Ketika tim lain menguasai bola, dia bertarung seperti bek. Keinginannya untuk sukses dan berkembang sangat luar biasa."

"Salzburg mengembangkan pemain dengan cara khusus dan membesarkan banyak pesepakbola top. Sadio Mane adalah salah satunya dan karakter serta sikap Daka mirip dengan bintang Liverpool itu. Seperti Mane, dia rendah hati dan selalu bekerja untuk tim. Patson tidak ego."

Tak cukup disamakan dengan Mane, Struber memuji Daka lagi, "Bahkan setelah beberapa penampilan hebat, dia tidak akan pernah berpikir bahwa dia spesial. Dia menjalani kesuksesannya dengan cemerlang. Dia adalah panutan bagi pemain lain."



Daka mencetak 27 gol dalam 28 penampilan musim lalu dan membantu Red Bull Salzburg memenangkan gelar liga Austria keempat berturut-turut. Ia juga dinobatkan sebagai pemain terbaik Bundesliga Austria musim ini. Daka membuat ketiadaan Haaland tidak berasa.

Daka juga telah mencetak tujuh gol dalam 22 penampilan untuk negaranya dan dinobatkan sebagai pemain muda terbaik sepak bola Afrika pada tahun 2017.

Berkiprah di Liga Premier

Semua yang kita bicarakan di atas rasanya cukup untuk menjadi bekal Daka di kompetisi seketat Liga Premier, "Dia akan sepenuhnya didedikasikan untuk tim barunya tetapi dia memiliki kemampuan untuk pergi ke klub top. Dia haus akan trofi dan langit adalah batasnya. Dia bisa mengikuti rute Mane menuju superstar."

Daka tiba di Inggris bersama teman dan rekan senegaranya yang berusia 23 tahun, Enock Mwepu, yang menjadi rekrutan baru Brighton. Mwepu adalah pemain yang bermain bersamanya di Zambia dan di Salzburg.

"Patson cepat, kuat, kompetitif dan selalu ingin menang," kata Mwepu kepada BBC Sport.

"Dia adalah orang baik yang suka tersenyum dan tertawa, dan dia pasti memiliki karakter yang tepat untuk menjadi bintang yang lebih besar. Jika dia terus seperti sekarang, dia akan berhasil di panggung besar."

Lalu terbitlah kalimat harapan itu, "Saya berharap dia menjadi bintang besar di Leicester City, dan ingat kata-kata saya, klub yang lebih besar akan mengontraknya."pungkasnya.