Wasit layak mendapatkan pujian karena bertindak cepat melindungi pemain.
Rasialisme telah mencederai nilai-nilai luhur sepakbola. Meski masih sering terjadi di pertandingan, langkah cepat wasit dibutuhkan agar aksi kurang sportif dari penonton tidak menimpa para pemain. Contohnya baru saja dilakukan wasit di kompetisi kasta ketiga Jerman, Nicolas Winter.

Pada akhir pekan lalu, Winter memimpin pertandingan Liga 3 antara MSV Duisburg dengan VfL Osnabrueck di MSV-Arena.

Untuk pertama kalinya dalam sejarah Jerman, ada pertandingan sepakbola profesional dibatalkan karena adanya insiden rasialis. Momen itu terjadi di sepertiga akhir babak pertama ketika kelompok suporter Duisburg melakukan pelecehan rasial terhadap pemain Jerman keturunan Ghana milik Osnabrueck, Aaron Opoku.

Mendengar ada teriakan-teriakan tidak enak dari tribun, wasit kemudian menghentikan pertandingan. Dia lalu meminta semua pemain meninggalkan lapangan, masuk ruang ganti, dan kemudian pulang ke rumah masing-masing.

"Permainan berakhir setelah VfL Osnabrueck tidak lagi bersedia melanjutkan. Kami sangat memahami hal ini. Hari yang pahit untuk sepakbola," tulis Duisburg di akun Twitter resminya, @MSVDuisburg.

Akun Osnabrueck juga mentweet hal yang kurang lebih sama. "Permainan telah dihentikan. Opoku dihina secara rasial. Ini tidak bisa dimengerti. Aaron, kami berdiri di belakangmu!"



Opoku adalah pemain kelahiran Hamburg dari keluarga imigran Ghana. Sebelumnya, dia bermain untuk Hamburg SV. Kemudian, dipinjamkan ke  Osnabrueck. Dia kemudian mengomentari insiden tersebut. "Tidak melanjutkan permainan adalah tanda penting bagi semua orang yang telah didiskriminasi," kata Opoku.

Kepala eksekutif Osnabrueck, Michael Welling, kemudian mengkonfirmasi bahwa tim telah memutuskan untuk tidak melanjutkan pertandingan sebagai bentuk dukungan untuk Opoku. Mereka menyerahkan kepada Liga Sepakbola Jerman (DFL) dan Asosiasi Sepakbola Jerman (DFB) untuk mengambil sikap.



"Aaron tidak dalam posisi untuk terus bermain setelah insiden itu. Dia tidak bisa melanjutkan. Dia juga tidak ingin. Tim lawan mengakui menyatakan solidaritas mereka. Kami tidak hanya ingin mencetak antirasialisme di kaos atau hanya memasang slogan. Jika kamu benar-benar menganggap ini serius, maka kamu harus bertindak sesuai," ungkap Welling.

Penggemar yang bertanggung jawab atas pelecehan itu diidentifikasi oleh para pendukung yang duduk di dekatnya di stadion dan kemudian diserahkan ke polisi.

Presiden klub Duisburg, Ingo Wald, mengatakan dukungan tuan rumah benar untuk mengidentifikasi pelaku. "Itu (pelaku rasialisme) selalu minoritas. Tapi, minoritas ini bisa menghancurkan sepakbola. Setiap penggemar harus memastikan bahwa ini tidak terjadi," ujar Wald kepada MagentaSport.