Masuknya putra Presiden Jokowi, Kaesang Pangarep, sebagai pengelola baru Persis Solo tidak terlalu mengejutkan.
Masuknya putra Presiden Jokowi, Kaesang Pangarep, sebagai pengelola baru Persis Solo tidak terlalu mengejutkan. Sebab, Laskar Sambernyawa adalah klub favoritnya sejak kecil. Dia juga berasal dari Solo. Tapi, keberadaan Erick Thohir di Stadion Manahan tidak pernah diduga sebelumnya.

Sebelum menjadi Ketua Tim Sukses Presiden Jokowi dan Menteri BUMN di Kabinet Indonesia Maju, Erick memang dikenal luas sebagai pengusaha sukses yang memiliki spesialisasi pada bisnis olahraga.

Menggunakan bendera Mahaka Group, pria kelahiran Jakarta, 30 Mei 1970, itu memulai bisnis olahraga dari bola basket. Negosiasi untuk terjun ke NBA dimulai Erick setelah NBA All-Star Game 2011 dengan mantan agen bola basket, Jason Levien, dan pengusaha, Joshua Harris. Erick setuju menjadi bagian dari konsorsium yang membeli Philadelphia 76ers.

Konsorsium tersebut termasuk aktor papan atas, Will Smith; istrinya, Jada Pinkett Smith; David S. Blitzer dari firma ekuitas swasta Blackstone Group; dan pengusaha Indonesia, Handy Soetedjo.

Selain Sixers, Erick juga memiliki tim bola basket Indonesia, Satria Muda, dan menjabat sebagai anggota pengurus kehormatan Persatuan Bola Basket Indonesia (PERBASI) pada 2015-2019. 

Erick juga Presiden Asosiasi Bola Basket Asia Tenggara (SEABA) sejak 2006. Dia adalah anggota pengurus FIBA, Chef de Mission Kontingen Indonesia untuk Olimpiade 2012 London, dan Ketua Komite Olimpiade Nasional (KOI) 2015-2019. Bahkan, saat Asian Games 2018 diselenggarakan di Indonesia, Erick menyandang status Ketua INASGOC. 

Dari bola basket, Erick melanjutkan sepak terjangnya di sepakbola. Meski tidak selalu mulus, Erick terlibat aktif dalam pengelolaan beberapa tim di dalam maupun luar Indonesia. Berikut ini rinciannya:


1. DC United



Berkat Philadelphia 76ers, Erick memiliki kesempatan dan peluang mengelola klub sepakbola. Bisnis itu dia mulai dari Amerika Serikat (AS) di kompetisi sepakbola sepakbola bergengsi Major League Soccer (MLS).

Pada Juli 2012, Erick dan Levien bergabung dengan William H.C. Chang dari Westlake International Group sepakat mengambil alih kendali klub MLS asal Washington DC, DC United. Tujuan utama mereka adalah menjadikan DC United merek global dan membangun stadion khusus sepakbola.

Erick membuktikan janjinya. Di era ini, DC United berhasil membangun stadion khusus sepakbola dengan biaya USD400-500 juta. Stadion berkapasitas 20.000 kursi itu diberi nama Audi Field dan menjadi salah satu arena sepakbola terbaik di Amerika Utara.

Selain stadion, Erick juga membantu DC United memiliki pemain-pemain hebat. Salah satunya Wayne Rooney. Dia juga memberi kesempatan kepada dua pemain muda Indonesia, Syamsir Alam dan Andik Vermansah trial. Tapi, mentalitas keduanya ternyata tidak mampu menghasilkan kontrak profesional.

Setelah menjual saham miliknya di DC United, Erick melanjutkan bisnis sepakbola dengan membeli Inter Milan.


2. Inter Milan

Pada September 2013, Massimo Moratti menegaskan sedang dalam diskusi untuk menjual mayoritas 70% saham Inter Milan kepada Erick. Pada 15 Oktober 2013, setelah negosiasi yang panjang, International Sports Capital HK Limited, yang dipimpin oleh Erick (60%), Handy Soetedjo (20%), dan Rosan Roeslani (20%), menjadi pemegang saham mayoritas I Nerazzurri. Mereka memperoleh 70% saham klub.

Pada 15 November 2013, rapat umum klub menunjuk Erick sebagai presiden baru Inter menggantikan Moratti, yang akan tetap bersama klub sebagai presiden kehormatan. Moratti meninggalkan posisinya pada akhir Oktober 2014.  Lalu, mantan bintang Inter, Javier Zanetti, dipekerjakan sebagai wakil presiden pada 2014.

Pada Juni 2016, Erick menjual sebagian sahamnya kepada Suning Holdings Group, yang diketuai oleh pengusaha China, Zhang Jindong. Erick tetap sebagai presiden klub serta pemegang saham terbesar kedua. Pada 26 Oktober 2018, putra Zhang Jindong, Zhang Kangyang (Steven Zhang) menjadi presiden baru, menggantikan Erick.

Pada 25 Januari 2019, FC Internazionale Milano SpA (badan hukum Inter Milan) secara resmi mengumumkan bahwa LionRock Capital dari Hong Kong mencapai kesepakatan dengan International Sports Capital HK Limited, untuk memperoleh 31,05% sahamnya di Inter. Kini, Erick hanya menjadi pemegang saham minoritas.

Saat menjadi presiden Inter, Erick juga memberi kesempatan kepada sejumlah punggawa Persib Bandung seperti Gian Zola, Junjun Syaefuloh, dan Febri Hariyadi untuk menjalani latihan di Italia selama sebulan. Begitu pula Djajang Nurjaman yang sempat ikut mengamati sesi latihan Inter.


3. Persib Bandung

Sebagai orang Indonesia, Erick juga ingin terlibat aktif dalam kemajuan sepakbola nasional. Keterlibatan Erick dengan bendera Mahaka Group di Persib Bandung dimulai ketika Pemerintah Indonesia melarang penggunaan APBD untuk mendanai klub sepakbola profesional. Akibatnya, klub peserta Liga Indonesia harus diprivatisasi.

Sesuai dengan ketentuan Permendagri No.13/2006 yang direvisi menjadi Permendagri No.59/2007, maka 36 klub anggota Persib harus memutar otak untuk mencari sumber dana baru. Pada 20 Agustus 2009, PT. Persib Bandung Bermartabat (PBB) didirikan sebagai badan hukum Maung Bandung dengan Erick sebagai pemegang saham mayoritas.

Di bahwa Erick, Persib meraih beberapa gelar juara, termasuk Indonesis Super League (ISL) 2014. Dia juga berperan dalam mendatangkan marquee player pada Liga 1 2017, yaitu Michael Essien dan Carlton Cole.

Tapi, setelah didaulat menjadi Menteri BUMN, Erick memutuskan mundur dari posisinya sebagai Wakil Komisaris Utama PT PBB. "Perlu diinformasikan, @erickthohir kini telah resmi mundur sebagai  wakomut PT PBB, sehubungan tugas menjadi menteri BUMN," tulis Direktur Utama PT PBB, Glenn Sugita, di Twitter @glennsugita, pada 31 Oktober 2019.


4. Oxford United



Keterlibatan Erick dengan Oxford United dimulai setelah menjual saham Inter Milan. Bersama Anindya Bakrie, Erick membeli saham minoritas klub League One tersebut. Anindya dan Erick menjadi anggota dewan direksi dengan Sumrith Thanakarnjanasuth selaku pemegang saham mayoritas menjadi presiden klub.

Ketika ditunjuk menjadi Menteri BUMN, Erick memutuskan mengundurkan diri sebagai direksi Oxford, meski masih memiliki saham. Kemudian, pada akhir pekan lalu, muncul kabar dari Oxford Mail dan The Telegraph yang menyatakan Erick dan Anindya berencana mengubah kepemilikan saham di Oxford menjadi 51%.

Misi Erick di Oxford adalah promosi ke Championship dalam 1-2 tahun dan ke Liga Premier dalam 5 tahun. Seperti yang dulu dilakukan di DC United dan Inter Milan, kesempatan pemain muda Indonesia untuk mendapatkan kesempatan trial juga terbentang luas di depan mata.


5. Persis Solo

Persis Solo menjadi klub terbaru yang dikelola Erick. Dalam komposisi kepemilikan saham Laskar Sambernyawa lewat PT Persis Solo Saestu (PSS), Erick hanya memiliki 20% dan Kaesang 40%. Sementara pengusaha lokal, Kevin Nugroho, mempunyai 30% saham dan 10% sisanya tetap menjadi milik 26 klub internal anggota Perserikatan Sepakbola Indonesia Solo (Persis).

Tapi, sebagai pejabat negara, Erick tidak turun langsung mengelola salah satu klub pendiri PSSI tersebut. Dalam struktur organisasi, Kaesang menduduki jabatan sebagai Direktur Utama. Sementara posisi Presiden Komisaris diisi Mahendra Agakhan Thohir. Aga merupakan anak laki-laki Erick.

"Sinergi, kolaborasi. Identitas putra daerah yang merepresentasikan spirit Kota Bengawan, bersinergi dengan sentuhan profesional. Bawa kami terbang ke angkasa. Bangkitlan kau sang legenda!" tulis Persis di akun resmi Twitter miliknya @persisofficial, menyambut komposisi pemilik baru klub.

Saat ini, klub yang lahir pada 8 November 1923 dengan nama Vorstenlandschen Voetbal Bond (VVB) itu masih berkutat di Liga 2. Sejak era Liga Indonesia, Persis belum pernah ambil bagian di kasta tertinggi. Tapi, di zaman Perserikatan, mereka memiliki 7 piala dan 1 runner-up.