Lampard justru senang, kira-kira apa alasannya?
Pada hari Selasa (29/6) akan berlangsung di Stadion Wembley,
Inggris dan Jerman akan menyalakan kembali salah satu api persaingan sepak bola terbesar di ajang turnamen internasional.

Pertemuan kedua negara di babak 16 besar Euro 2020 akan menjadi yang pertama di antara mereka, terhitung sejak kali terakhir bertemu di Piala Dunia 2010.

Sebelum bentrok di esik hari, kita kembali pada momen 11 tahun yang lalu, dimana hari itu di Bloemfontein, Afrika Selatan, timnas Jerman asuhan Joachim Low sukses mengalahkan Three Lions dengan memenangkan pertandingan 4-1 berkat masing-masing gol ari Miroslav Klose, Lukas Podolski dan dua gol dari Thomas Muller.

Satu-satunya gol balasan Inggris datang dari sundulan bek tengah Matt Upson, sebuah gol yang memperkecil ketertinggalan menjadi hanya 2-1. Namun tak lama setelah gol Upson, salah satu insiden paling terkenal dalam sejarah sepak bola terjadi dan itulah yang akan kita percakapkan.

Gol Hantu Frank Lampard


Hari ini (28/6/2021) bertepatan 11 tahun yang lalu,  tendangan Frank Lampard membentur mistar gawang Manuel Neuer dan bola yang sekitar dua kaki di atas garis memantul ke bawah melewati garis gawang, tapi entah bagaimana percobaan dari jarak jauh tidak menjadi gol.

Hakim garis tidak melihat bahwa bola hampir setengah jalan antara garis gawang dan bagian belakang jaring, kala itu tanpa teknologi seperti VAR, wasit agak kesulitan merespon gugatan pemain Inggris dan tak ada kesempatan lagi untuk memperbaiki kesalahan yang merugikan tim asuhan Fabio Capello itu.




Momen itu kemudian dikenal sebagai gol hantu. Gol yang tak dianggap gol itu terjadi pada menit ke-38, saat skor masih 1-2 dan apabila gol itu disahkan mungkin keadaan sepenuhnya berbeda, skor 2-2 dan Inggris makin menjadi.

Namun semua itu hanyalah angan-angan, pada akhirnya, Inggris pantas disingkirkan oleh Jerman setelah penampilan yang benar-benar menyedihkan di 45 menit terakhir babak kedua.

The Three Lions harus rela kehilangan tempat untuk babak perempatfinal dan
agaknya perasaan itu masih membekas betul dalam ingatan fans Inggris.

Sebentar lagi, Inggris akan berjumpa Jerman di babak 16 besar juga meski bukan di Piala Dunia, dorongan untuk menuntaskan sakit hati itu tetap kuat.

Cikal Bakal VAR

Pada saat itu, komentar yang bertugas yakni Mark Lawrenson mengemukakan idenya dan ini jadi cikal bakal adanya VAR,
ia menyinggung Presiden FIFA waktu itu, Sepp Blatter. Mantan pemain Liverpool itu mengatakan secara langsung: "Apa yang tidak diinginkan FIFA? Teknologi, terima kasih banyak Sepp Blatter. Saya harap dia ada di sini dan saya harap dia menggeliat di kursinya."

4 tahun kemudian Frank Lampard buka suara, bukannya marah pada wasit, legenda Chelsea itu menyatakan dia senang bahwa insiden tendangannya membuka jalan bagi pengenalan teknologi garis gawang.

"Saya tidak terlalu memikirkannya," katanya . "Saya tidak melihat banyak gunanya, jangan sampai terganggu dan saya melewati malam tanpa tidur.

"Itu mengubah permainan menjadi lebih baik, jadi saya senang tentang itu. Ini adalah langkah positif untuk permainan secara keseluruhan dengan diperkenalkannya teknologi garis gawang. "pungkasnya.