Thomas Delaney, Kisah Pemain Penyandang Buta Warna

"Bintang Denmark itu tidak sungkan membuka masalah kesehatannya"

Berita | 05 July 2021, 23:37
Thomas Delaney, Kisah Pemain Penyandang Buta Warna

Libero.id - Thomas Delaney merupakan salah satu pemain Denmark yang paling penting. Etos kerjanya di lini tengah jelas tak terbantahkan - pemain Dortmund itu telah berlari sejauh 43,5 kilometer di Euro 2020 - plus dengan gol pembuka melawan Republik Ceko di perempat final. Dalam 59 caps untuk negaranya, Delaney telah mencetak enam gol dan empat di antaranya - termasuk yang terbaru - hadir melalui sundulan kepalanya.

Delaney sangat terlihat jujur untuk mendedikasikan golnya kepada Christian Eriksen, yang terpaksa absen sejak ambruk di pertandingan pembuka Denmark saat berjumpa Finlandia di grup B Euro 2020.

"Dia (Eriksen) telah menjadi pemain terbaik kami selama bertahun-tahun," ujar Delaney.

"Kami bermain dengannya di hati kami, membuatnya bangga membuat kami semua bahagia."

Mantan pemain Werder Bremen itu sama-sama memiliki riwayat medis seperti Eriksen setelah terkena serangan jantung mendadak. Hanya beberapa hari sebelum Piala Dunia 2018 di Rusia, ia menelepon DR P3, stasiun radio musik kenamaan di Denmark, untuk menunjukkan dukungannya kepada seorang penggemar yang mengalami komplikasi saat sulit membedakan antara jersey timnas Denmark dan Meksiko dalam pertandingan persahabatan.

"Nama saya Thomas, saya buta warna dan ini juga terjadi pada saya," ujar Delaney.

"Suatu hari di lapangan sulit untuk melihat siapa yang ada di tim saya dan siapa yang ada di tim lain."

Setelah tidak mengungkapkan identitasnya saat itu, Delaney ditanya ia bermain untuk tim mana dan pemain berusia 29 tahun itu menjawab "Tim nasional Denmark". Sejak saat itu, Delaney telah menjadi ikon bagi 350 juta orang buta warna di seluruh dunia.

"Dia adalah pemain elit aktif pertama yang mengakui hal ini secara terbuka," ujar Kathryn Albany-Ward, pendiri Color Blind Awareness, kepada BBC.

"Sebagian besar tidak membicarakannya karena mereka tahu itu akan mempengaruhi nilai mereka."

Delaney mengalami kesulitan membedakan antara warna merah dan hijau, yang jelas tidak mudah untuknya karena seragam utama Tim Dinamit memakai warna merah dan salah satu mantan klubnya - Werder Bremen - bermain dengan warna hijau.

"Sulit untuk dijelaskan," lanjut Delaney.

"Ini seperti melihat dua warna dengan warna yang sama.”

“Kami biasanya memiliki celana pendek warna yang berbeda, tetapi keduanya berwarna putih saat itu (Denmark vs Meksiko)  jadi itu rumit. Saya harus melihat wajah, tetapi saya harus melakukannya dengan cepat agar saya tidak kehilangan bola.”

"Ini bisa sulit ketika bergerak cepat dan pemain berada lebih jauh."

Pengakuannya membuat perbedaan pada saat itu. Akibatnya, Australia dan Denmark setuju untuk memakai seragam tandang ketika mereka bertemu agar tidak menyebabkan kebingungan untuk Delaney dan pemain jebolan akademi Copenhagen itu bercanda dengan mengatakan, "hampir pasti tidak akan memperhatikan warna kuning".

(muflih miftahul kamal/muf)

Baca Berita yang lain di Google News




  • 0%Suka
  • 0%Lucu
  • 0%Sedih
  • 0%Kaget

Opini

(500 Karakter Tersisa)

Berita

Artikel Pilihan


Daun Media Network