Libero.id - Liga Premier benar-benar menunjukkan dukungannya terhadap komunitas LGBTQ, hal itu tampak jelas dari beberapa postingan dan pernyataan resmi langsung klub-klub. Mereka menganggap dunia yang lebih beragam dan berwarna adalah dunia yang harus menerima semua.
Liga Premier juga kerapkali mengusung kampanye tentang gerakan tersebut, terbaru Rainbow Laces pada 27 November hingga 2 Desember. Dimana dalam jersey klub, dikenakan pita pelangi dan ban lengan kapten pelangi sebagai simbol LGBTQ.
π³οΈβπ This is everyone's game π³οΈβπ#RainbowLacespic.twitter.com/jM8LPibNpc
— Premier League (@premierleague) November 27, 2021BACA ANALISIS LAINNYA
Evan Dimas dan 4 Pemain Lainnya yang Pernah Main di Piala AFF Edisi Lalu
Dan seorang mantan pemain timnas Mesir, Mohamed Aboutrika, yang saat ini bekerja sebagai komentator sepak bola di beIN Sports, mencoba untuk melawan arus.
Dimana saat ia bertugas menyajikan duel Chelsea melawan Manchester United, Minggu (28/11/2021) lalu, Aboutrika mengutarakan pendapatnya tentang LGBTQ. Ia tak segan untuk mendorong para pemain untuk memboikot kampanye Rainbow Laces yang sedang berlangsung.
Pria berusia 43 tahun itu menyatakan bahwa LGBTQ adalah ideologi yang berbahaya dan membahayakan. Aboutrika juga menyebut LGBTQ sangat bertentangan dengan kemanusiaan.
Recent comments from πͺπ¬ Mohamed Aboutrika (43) has gained a lot of popularity from many top websites across the world.
Some are calling for the sack of the Al Ahly legend from @beINSPORTS π#Aboutrika I #beINSPORTSpic.twitter.com/IZJh3Qqota
— πππππ¦ π½ππ βͺ (@MickyJnr__) November 30, 2021
"Peran kami adalah untuk menghadapi fenomena ini, homoseksualitas, karena itu adalah ideologi yang berbahaya dan menjadi jahat dan orang-orang tidak malu lagi," tutur Aboutrika.
Ia juga tak segan memberi penguat pendapatnya, dengan mengutip kitab suci.
"Allah berfirman dalam Al-Qur'an bahwa kita harus menghormati anak-anak Adam tetapi dengan melakukan homoseksualitas ini kita tidak menghormati manusia, kita justru mempermalukan mereka." tambahnya.
Pernyataan tersebut tentu menimbulkan pro dan kontra, berbagai reaksi muncul di media sosial. Bahkan FARE (Football Against Racism in Europe) organisasi anti-diskriminasi dalam sepak bola, ikut menyayangkan hal tersebut.
"Sangat mengecewakan melihat legenda Mesir, Mohamed Aboutrika, menolak kampanye Rainbow Laces Liga Premier dan menggunakan posisi teologis untuk melakukannya," tulis pernyataan Fare di akun Twitter.
So disappointing to see Egyptian legend Mohamed Aboutrika dismissing the @premierleague#RainbowLaceπ campaign and using theological positions to do so.
No challenge from @beINSPORTS_EN he was given space to deny the rights and existence of a community.pic.twitter.com/rrKV7PAJQz
— Fare (@farenet) November 30, 2021
Menurut laporan dari The Athletic, pihak beIN Sports sendiri sedang meninjau rekaman dan komentar selanjutnya yang dibuat oleh Aboutrika, untuk menempatkan konteks bicaranya.
"Kami dengan sepenuh hati tidak setuju dengan pandangan Aboutrika. Liga Premier dan klubnya berkomitmen untuk mendukung LGBTQ dan memperjelas bahwa sepak bola adalah untuk semua orang," komentar yang lain.
Bagaimana pendapat Anda tentang hal ini? Berikan komentar pada kolom yang tersedia.
(gigih imanadi darma/mag)
2023 Padat Kompetisi, PSSI Minta Shin Tae-yong Lebih Kerja Keras Lagi
PSSI juga kerja keras lah ...Korban Bersih-bersih Thomas Doll, Persija Jakarta Depak Otavio Dutra dan Braif Fatari
Bukan Selera Thomas Doll...Termasuk Bambang Pamungkas dan Ponaryo Astaman, Inilah Daftar Gugur Calon Wakil Ketua Umum PSSI
Orang-orang politik justru lolosDibocorkan Sang Agen, Momen Jorginho Kedapatan Sesi Foto dengan Arsenal
Bajak membajak antar klub London..Dipinjamkan ke Bayern Muenchen, Joao Cancelo Tidak Kenakan Nomor Punggung Kesayangan
Tau-tau pindah aja nih pemain...
Opini