Mengapa Tim Bertabur Pemain Naturalisasi Seperti Filipina Gagal Total? Ini Analisisnya

"Bayangkan, dari 23 anggota skuad Filipina, hanya ada 4 pemain lokal!"

Analisis | 23 December 2021, 17:00
Mengapa Tim Bertabur Pemain Naturalisasi Seperti Filipina Gagal Total? Ini Analisisnya

Libero.id - Dari 23 nama anggota skuad Filipina di Piala AFF 2020, hanya ada empat "pribumi". Tapi, mengapa The Azkals gagal total dengan tidak mampu melangkah lebih jauh?

Segalanya tidak berjalan sesuai rencana untuk Filipina. Saat peluit akhir dibunyikan di Stadion Bishan, 18 Desember 2021, pada pertandingan melawan Myanmar, itu berarti The Azkals harus kembali ke Manila dengan gigit jari. Mereka gagal mendapatkan tiket semifinal setelah dikalahkan Singapura dan Thailand di laga sebelumnya.

Kegagalan ini sangat menyesakkan. Meski nama besar seperti Neil Etheridge, Manny Ott, dan Carli de Murga tidak masuk skuad, Filipina tetap mengandalkan pemain-pemain naturalisasi dan keturunan.

Bayangkan, dari 23 pemain yang didaftarkan ke Federasi Sepakbola ASEAN (AFF), hanya ada empat nama yang kelahiran Filipina. Mereka adalah Amani Aguinaldo, Yrick Gallantes, Mar Diano, dan Sandro Reyes. Sisanya, 19 pemain adalah orang-orang yang lahir dan besar di luar negeri.

Dengan materi seperti itu, Filipina sebenarnya sangat percaya diri untuk sejajar dengan Thailand, Vietnam, Singapura, atau Indonesia. "Ini waktu yang tepat," ucap Kapten Filipina, Stephan Schrock, kepada Goal Filipina, sebelum dimulainya turnamen.

Awalnya, skenario yang disusun menyatakan Filipina wajib menang atas Timor Leste dan Myanmar dengan skor telak. Kemudian, hasil imbang atau menang diprediksi bisa didapatkan melawan Singapura dan Thailand. Itu karena pada 2018, Filipina mampu mengalahkan Singapura 1-0.

Tapi, kenyataan saat ini justru mereka dikalahkan Singapura dan Thailand. "Bagi saya pribadi, ini bukan tentang Singapura dan apa yang mereka lakukan dengan baik. Ini tentang apa yang tidak kami lakukan dengan baik di game pembuka kompetisi ini," kata Schrock.


Pandemi Covid-19 jadi kambing hitam

Jadi, apa yang salah? "Anda harus memahami bahwa kami memiliki lima pemain di starting line-up yang tidak bertanding atau tidak menyentuh bola dalam enam bulan. Kita semua terpisah di berbagai belahan dunia. Ketika sepakbola berhenti di Filipina, lima dari starter kami belum menyentuh bola dalam enam bulan," ungkap Schrock.

"Dan, kemudian kami memiliki tingkat kebugaran yang berbeda. Ada 26 pemain yang tidak bisa datang ke Piala AFF ini karena alasan pribadi, pembatasan perjalanan, karantina, atau tidak diizinkan klub mereka. Orang-orang ini adalah pemain kunci," beber pria kelahiran Jerman itu.

Schrock mengakui bahwa kekalahan di laga perdana adalah pil pahit yang harus ditelan para pemain Filipina. Tapi, dia juga menyebut kegagalan ini lebih banyak karena pandemi Covid-19. Salah satunya tidak adanya liga sepakbola reguler di Filipina. 

"Pada akhirnya, tidak ada yang peduli jika kami memiliki persiapan 20 minggu, atau enam hari, atau tiga hari, atau dua hari. Tapi, ini adalah sesuatu yang sangat, sangat sulit untuk kami tangani sebagai sebuah skuad," kata Schrock. 

"Bagi kami, sebagai asosiasi, sebagai negara, pembatasan Covid-19 cukup ketat di Filipina. Kami tidak bisa menjalankan liga. Kami tidak bisa menjalankan pertandingan resmi. Tidak ada pengganti untuk sebuah pertandingan. Dan, anda bisa mengetahuinya dari pertandingan pembukaan melawan Singapura," lanjut Schrock.

Setelah sempat menghajar Timor Leste dengan sangat menyakinkan, langkah Filipina secara resmi terhenti di tangah Thailand. Kekalahan 1-2 di pertandingan ketiga membuat The Azkals tersingkir di babak penyisihan grup untuk kali pertama sejak 2016.

"Sejujurnya, kami tidak terlalu kecewa. Orang-orang senang di turnamen ini dan kami ingin mencapai sesuatu untuk Filipina, untuk semua keluarga kami di rumah. Itu yang penting bagi kami. Dan, jika saya mendapatkan pesan yang bagus dari beberapa keluarga atau sesuatu bahwa mereka senang dan bangga dengan hasilnya, itu bagus," pungkas Schrock.

(mochamad rahmatul haq/anda)

Baca Berita yang lain di Google News




  • 0%Suka
  • 0%Lucu
  • 0%Sedih
  • 0%Kaget

Opini

(500 Karakter Tersisa)

Artikel Pilihan


Daun Media Network