Kisah John Bostock, Jebolan Tottenham Hotspur Kini Jadi Misionaris

"Dianggap penerus Luka Modric di London Utara, dan pernah diincar Barcelona."

Biografi | 22 February 2022, 07:17
Kisah John Bostock, Jebolan Tottenham Hotspur Kini Jadi Misionaris

Libero.id - Meniti karier sebagai pesepakbola profesional memang tidak mudah. Beberapa pemain yang sempat digadang-gadang bakal menjadi pemain hebat justru gagal menjalani karier dengan baik. Bahkan, harus keluar dari dunia sepakbola. Contohnya, John Bostock. Pemain jebolan Tottenham Hotspur yang sempat menjadi incaran Barcelona itu kini justru jadi misionaris.

Bostock melakukan debut profesional pada usia 15 tahun bersama Crystal Palace setelah melalui jalur akademi. gelandang tengah itu masuk dalam radar klub top Eropa sebagai talenta yang punya prospek bagus.

Lalu, pada 2008, Bostock memilih bergabung dengan Tottenham dengan transfer 700.000 (Rp13 miliar). Spurs mengumumkan kesepakatan yang telah selesai di situs web mereka, lengkap dengan kutipan dari Bostock yang mengatakan: "Saya pasti siap untuk melakukan langkah ini".

Tapi, hal itu ditolak oleh Palace. Setelah negosiasi cukup lama, biaya akhirnya ditetapkan oleh pengadilan. Hanya saja, Ketua Crystal Palace saat itu, Simon Jordan, sangat marah dengan harga yang sangat rendah untuk pemain yang dilihat sebagai masa depan sepakbola Inggris.

"Saya tidak tahu mengapa Tottenham ingin memainkan pengacau konyol dan mengeluarkan pernyataan antagonis seperti itu. Jadi, itulah mengapa kami merespons," kata Jordan saat itu, dilansir Planet Football.

Ternyata, hidupnya tidak menjadi lebih mudah setelah dia tiba di Tottenham. Setelah berada di jalur tim utama di Palace, kemajuannya terhenti karena sejumlah pemain berbakat, termasuk Luka Modric. Jasanya hanya dipergunakan untuk empat pertandingan Spurs, tidak satu pun di Liga Premier. Lalu, dia menghabiskan lima kali pinjaman, termasuk Toronto FC.

Setelah terbiasa dengan label wonderkid di Crystal Palace, Bostock merasa terjebak di belakang beberapa pemain hebat Spurs. Dan, itu benar-benar membuat dirinya frustrasi.

"Sedikit dan kepingan di sana-sini tidak cukup. Kami melihat kontingen asing di sini dan itu menghalangi kami. Ini membuat frustrasi dan sangat sulit ketika anda tidak merasa seperti mendapat kesempatan. Klub menghabiskan jutaan dolar untuk orang asing dan ingin memainkan mereka. Ini sulit karena kami dibiarkan menunggu sampai kami berusia 21 atau 22 tahun untuk bermain di tim utama," ujar Bostock.

Kondisi itu berbanding terbalik dengan awal kariernya. Ketika masih berusia 17 tahun, Bostock mencetak dua gol dalam debut untuk Brentford melawan Millwall. Gol profesional pertamanya dengan kaki kiri setelah beberapa keterampilan individu yang apik. Yang kedua bahkan lebih mencolok, langsung dari sudut.

Penampilan itu membuat karier profesional dijalani Bostock saat remaja. Bayangkan, dia sempat ditawari untuk bergabung dengan Barcelona pada 2006 ketika masih berusia 14 tahun.

Tidak tanggung-tanggung, Barcelona ketika itu menawarkan Bostock kontrak jangka panjang, 10 tahun. Tapi, Bostock malah menolak tawaran menggiurkan tersebut karena tidak ingin jauh dari keluarga. 

"Ronaldinho adalah pemain favorit saya saat itu sehingga mereka mengirimi saya poster yang dia tandatangani langsung. Saya masih memilikinya di rumah saya di London. Tulisannya: Untuk John dari Ronaldinho," kata Bostock dilansir BBC Sport pada November 2020.

"Saya melihat Ronaldinho memenangkan trofi ini dan saya hanya berpikir saya ingin menjadi orang itu. Saya menyematkan identitas saya pada itu dan saya pikir jika saya tidak mencapai itu, saya gagal," tambah Bostock.

Akhirnya, Bostock dibebaskan oleh Spurs pada musim panas 2013. Tapi, dia berhasil membangun kembali karirnya di Belgia bersama Royal Antwerp dan OH Leuven. Setelah bermain di Prancis dan Turki selama delapan tahun, Bostock kemudian kembali ke Inggris dengan mengikat kontrak di Doncaster Rovers.

Sayangnya keinginan Bostock untuk melanjutkan karier sepakbola diganggu cedera pergelangan kakinya. Cedera itu pulih setelah menjalani operasi pada akhir November 2021. Tapi, kini Bostock memilih jalur lain di luar sepakbola. Dia memiliki menjalani hidup sebagai misionaris.

Bostock adalah pendiri dan pemimpin podcast Ballers in God. Dalam acara ini, dia dan sejumlah pemain yang diundang mendiskusikan iman mereka, dan dampaknya terhadap karier. 

Dalam episode pertama, Bostock mengungkapkan bahwa dia siap untuk meninggalkan sepakbola dan menjadi pendeta setelah meninggalkan Spurs. Tapi, keyakinannya juga membuatnya tetap dalam permainan. "Saya memberikan hidup saya kepada Yesus ketika saya berusia 16 tahun. Saya tidak tumbuh dalam keluarga Kristen. Seluruh hidup saya dibangun di atas saya sebagai pesepakbola," kata Bostock.

"Tapi, ketika saya mengenal Yesus, saya menyadari bahwa saya sebenarnya adalah seorang Kristen yang bermain sepakbola. Jadi, karunia saya digunakan untuk memuliakan Tuhan daripada diri saya sendiri," tambah Bostock.

"Tuhan membawa saya dalam perjalanan di luar zona nyaman saya. Saya meninggalkan Spurs ketika saya berusia 21 tahun, dan kepercayaan diri saya sangat rendah. Saya berkata kepada Tuhan, 'Jika anda ingin saya menyelesaikan sepakbola dan menjadi pendeta, saya akan melakukannya. Tapi, saya merasa roh Tuhan datang kepada saya dan meminta saya terus bermain," ungkap Bostock.

Bostock kini berusia 30 tahun dan tetap menjadi pemain Doncaster sambil menjadi misionaris. Entah sampai kapan, dia tidak tahu dan menyerahkan semuanya pada takdir. 

(atmaja wijaya/anda)

Baca Berita yang lain di Google News




  • 0%Suka
  • 0%Lucu
  • 0%Sedih
  • 0%Kaget

Opini

(500 Karakter Tersisa)

Artikel Pilihan


Daun Media Network