Napoli dan Barcelona Menentang Serangan Rusia ke Ukraina Dengan Spanduk 'STOP WAR'

"Andriy Shevchenko juga melakukan hal yang sama"

Berita | 25 February 2022, 11:48
Napoli dan Barcelona Menentang Serangan Rusia ke Ukraina Dengan Spanduk 'STOP WAR'

Libero.id - Napoli dan Barcelona menunjukkan penentangan terhadap invasi skala penuh Rusia ke negara tetangga, Ukraina menjelang pertandingan play off Liga Europa.

Sebelum kick-off di Stadio Diego Armando Maradona, kedua belah pihak berkumpul untuk memegang spanduk bertuliskan "STOP WAR", setelah presiden Rusia, Vladimir Putin melancarkan aksi militer ke Ukraina pada hari Kamis.

Konflik tersebut membuat UEFA akan memindahkan final Liga Champions musim ini, yang sedianya akan dimainkan di St Petersburg.

Sementara itu, Polandia, Swedia, dan Republik Ceko semuanya menyerukan agar Rusia dicabut haknya untuk menjadi tuan rumah kualifikasi Piala Dunia mendatang.

Barca akhirnya dinyatakan lolos ke babak 16 besar Liga Europa menyusul kemenangan 4-2 atas Napoli. Di mana, pada leg pertama seminggu yang lalu, kedua tim harus puas bermain imbang 1-1.

Tak hanya Barca dan Napoli yang menyeruakan anti pertang. Tetapi, Legenda Ukraina, Andriy Shevchenko menyatakan "perang bukanlah jawaban" saat ia meminta orang-orang untuk membuat penentangan mereka terhadap invasi Rusia ke Ukraina diketahui.

Militer Rusia melintasi perbatasan ke negara tetangga Ukraina pada hari Kamis dan memulai aksi militer, yang memicu banyak kecaman dari berbagai pihak.

Shevchenko, pencetak gol terbanyak Ukraina sepanjang masa dan mantan pelatih kepala, ingin orang-orang bergabung dengannya untuk berbicara menentang serangan saat dia menyatakan keinginan untuk memulihkan perdamaian.

 "Pada dini hari, perang skala penuh diprakarsai oleh Rusia. Orang-orang saya dan keluarga saya diserang," tulis Shevchenko di media sosial.

 "Ukraina dan penduduknya menginginkan perdamaian dan integritas teritorial. Tolong, saya meminta Anda untuk mendukung negara kami dan memanggil pemerintah Rusia untuk menghentikan agresi dan pelanggaran hukum internasional mereka.

 "Kami hanya menginginkan perdamaian. Perang bukanlah jawaban."

(moch imam sholikhin/nz)

Baca Berita yang lain di Google News




  • 0%Suka
  • 0%Lucu
  • 0%Sedih
  • 0%Kaget

Opini

(500 Karakter Tersisa)

Artikel Pilihan


Daun Media Network