5 Fakta Federico Higuain, yang Berduet dengan Sang Adik Gonzalo di Inter Miami

"Keduanya sama-sama dijuluki El Pipita."

Biografi | 12 October 2020, 13:30
5 Fakta Federico Higuain, yang Berduet dengan Sang Adik Gonzalo di Inter Miami

Libero.id - Mimpi David Beckham dengan Inter Miami untuk menyandingkan kakak beradik, Federico dan Gonzalo Higuain, benar-benar diwujudkan musim ini, Setelah 15 tahun berpisah, keduanya akan bahu-membahu bersama Internacional Club de Futbol Miami.

The Higuian's akan menjadi pasangan bersaudara ke-18 yang bermain di MLS setelah Inter menyepakati transfer Federico dari DC United. Pemain berusia 35 tahun tersebut sebenarnya baru bergabung dengan DC United pada Maret 2020 dan menjalani peran sebagai pelatih sekaligus pemain di tim reserve selepas mengakhiri delapan tahun kebersamaan dengan Columbus Crew.

Sebaliknya, Inter mendatangkan Gonzalo dari Juventus pada September setelah kedatangan Alvaro Morata dari Atletico Madrid. Ini menjadi kolaborasi pertama Federico dan Gonzalo setelah sama-sama meninggalkan River Plate pada 2007. Saat itu, Federico ke Besiktas. Sementara Gonzalo ke Real Madrid.

"Federico telah menjadi pemain hebat di liga ini (MLS). Kami sangat senang untuk bisa menambah kedalaman, pengalaman, dan kualitas lini depan ke skuad kami. Jadi, ketika ada kesempatan, kami tidak akan menyia-nyiakannya," ujar Direktur Olahraga Inter, Paul McDonough, dilansir goal.com.

Berikut ini fakta menarik tentang Federico dan Gonzalo di kompetisi sepakbola paling bernegsi di Amerika Utara tersebut:


1. Putra pasangan Jorge Higuain dan Nancy Zacarias

Menikah dengan Nancy Zacarias, Jorge Higuain memiliki empat putra, yaitu Nicolas, Federico, Gonzalo, dan Lautaro. Dari empat bersaudara tersebut, hanya Federico (anak kedua) dan Gonzalo (anak ketiga) yang mengikuti jejak Jorge.

Saat aktif menjadi pemain profesional, Jorge berposisi sebagai bek tangguh. Dia menghabiskan sebagai besar karier di Argentina dan hanya satu musim di Prancis. Klub-klub yang pernah dibela Jorge adalah Nueva Chicago, Gimnasia La Plata, San Lorenzo, Boca Juniors, Brest, River Plate, dan Banfield.

Berkat Jorge, Federico dan Gonzalo didik menjadi pesepakbola hebat sejak kanak-kanak. "Ayah mengajari kami bermain sepakbola. Semua anaknya diarahkan bermain sepakbola. Tapi, hanya saya dan kakak (Federico) yang tertarik," kata Gonzalo beberapa tahun lalu saat membela Napoli, dilansir La Repubblica.

2. Playmaker, gelandang serang, penyerang, merangkap pelatih

Beda dengan Gonzalo, Federico bertubuh mungil dengan fisik yang ramping. Tingginya hanya 172 cm (Gonzalo 186 cm). Meski bukan pencetak gol yang produktif; teknik, visi, kecerdasan, kreativitasnya pada bola, kemampuannya memberikan assist untuk rekan satu timnya, serta kemampuan mencetak gol dari lini tengah menjadi kelebihan Federico.

Federico mampu bermain baik sebagai penyerang maupun gelandang serang. Dia juga sering berfungsi sebagai second striker atau pemain sayap. Di klub sebelumnya (DC United), Federico juga merangkap sebagai pelatih (coach-player).

"Dia orang yang sangat senang membagi bola dengan rekan-rekannya. Dia mampu bermain sangat baik saat membantu serangan maupun pertahanan. Dia fantastis. Kontribusinya tidak bisa diremehkan karena dia telah tampil di level yang sangat tinggi," ujar pelatih Federico ketika masih berseragam Columbus, Gregg Berhalter, di situs resmi MLS

3. Bermain di MLS setelah gagal di Eropa

Libero.id

Kredit: intermiamicf.com

Pada musim panas 2007, Federico dikontrak Besiktas setelah ditransfer USD1,65 juta dari River Plate. Sayang, dia tidak mampu bersaing dengan pemain lain sehingga harus dipinjamkan ke Club America di Liga Meksiko.

Ketika masa depan bersama Besiktas semakin tidak menentu, Federico mendapatkan tawaran bermain di MLS. Pada 27 Juli 2012, Federico mengikat kontrak dengan Columbus Crew. Manajemen harus membayar USD650.000 sebagai biaya transfer. Itu menjadi jumlah terbesar yang pernah dikeluarkan Columbus untuk seorang pemain profesional.

Selama delapan musim merumput untuk Columbus, Federico bermain 193 kali dan memproduksi 55 gol. Jika ditotal dengan DC United, pemuda kelahiran 25 Oktober 1984 itu sudah mengoleksi 61 gol dan 68 assist dari 217 pertarungan di MLS.

4. Punya US Green Card dan tidak pernah membela Argentina

Beda dengan Gonzalo yang membela Argentina U-23 dan tim senior Argentina, Federico sama sekali belum pernah mendapatkan panggilan La Albiceleste. Jika Gonzalo lahir di Prancis ketika sang ayah, Jorge Higuain, bermain di Brest; Federico muncul ke dunia di Buenoes Aires. Saat itu, Jorge membela San Lorenzo.

Perbedaan lainnya terkait paspor. Jika Gonzalo bisa bermain lama di Eropa karena memiliki paspor Prancis, Federico memegang US Green Card agar leluasa bermain di MLS. Sama seperti paspor Uni Eropa di kompetisi Benua Biru, pesepakbola  yang memiliki US Green Card dianggap sebagai pemain lokal MLS. 

5. Sama-sama dijuluki El Pipita

Saat menjadi pemain, Jorge Higuain mendapatkan julukan El Pipa. Kata yang secara harafiah bermakna pipa (baik pipa air atau pipa rokok) itu digunakan untuk menggambarkan hidung Jorge yang besar layaknya pipa. Suporter dan media ketika itu menyebut Higuain senior dengan Jorge El Pipa (Jorge Si Hidung besar).

Berhubung Federico dan Gonzalo mengikuti jejak Jorge terjun di sepakbola, julukan sang ayah dilekatkan. Saat masih sama-sama bermain untuk River Plate, pendukung menjuluki mereka El Pipita, Maksudnya, El Pipa junior.

Julukan tersebut melekat hingga hari ini. Bahkan, ketika Gonzalo pergi ke Eropa untuk membela Real Madrid, Napoli, Juventus, Chelsea, hingga AC Milan, predikat El Pipita tetap melekat, Begitu pula dengan Federico saat di MLS. Pers AS tidak sungkan menuliskan El Pipita di tengah nama Federico dan Higuaian.

Baca Berita yang lain di Google News




  • 0%Suka
  • 0%Lucu
  • 0%Sedih
  • 0%Kaget

Opini

(500 Karakter Tersisa)

Artikel Pilihan


Daun Media Network