Kisah Unik Colin Kazim-Richards, Pemain Multikultural Milik Derby County

"Dia peranakan Karibia dan Turki. Besar di Inggris, memperkuat timnas Turki. "Setengah keluarga saya Muslim dan setengahnya lagi Kristen," katanya."

Biografi | 27 January 2021, 04:03
Kisah Unik Colin Kazim-Richards, Pemain Multikultural Milik Derby County

Libero.id - Colin Kazim-Richards pertama kali dikenal luas ke seluruh dunia ketika membantu tim nasional Turki mencapai semifinal Euro 2008. Lalu, sukses bersama Fenerbahce sebelum menghilang. Musim ini, dia kembali ke Inggris membela Derby County di Championship Division.

Kazim, begitulah dia biasa disapa, lahir dan besar di Inggris. Kazim-Richards memulai karier profesionalnya di Bury setelah bergabung pada usia 15 tahun dan berkembang melalui akademi. Lalu, dia masuk ke tim utama pada musim 2004/2005 dan penampilannya menarik perhatian klub-klub besar.

Pada usia 18, Kazim-Richards dikontrak 3 tahun oleh Brighton and Hove Albion dengan transfer 250.000 pounds. Kontrak tersebut ditandatangani setelah seorang penggemar klub, Aaron Berry, memenangkan sejumlah uang untuk klub tersebut dalam kompetisi yang dijalankan Coca-Cola. Akibatnya, Kazim-Richards sempat dijuluki "The Coca-Cola Kid". 

Karier Kazim-Richards di Brighton tidak berjalan mulus. Dia lebih sering menjadi pemain pengganti pada babak kedua dan pada akhir musim 2005/2006 telah mencetak 6 gol di liga, termasuk gol liga ke-5.000. Tapi, Kazim-Richards marah dan mengajukan permintaan transfer setelah namanya dihilangkan dari starting line-up pertandingan pembukaan Brighton saat memulai kampanye awal musim 2006/2007 melawan Rotherham United.

Permintaan Kazim-Richards dikabulkan Brighton. Pada 31 Agustus 2006 atau di hari terakhir transfer window musim panas, The Seagulls menjual Kazim-Richards ke Sheffield United seharga 150.000 pounds. Dia menandatangani kontrak 3 tahun dengan The Blades setelah melewati pemeriksaan medis dan menyetujui persyaratan pribadi. 

Keputusan pindah ke Sheffield ternyata tepat. Meski hanya merumput satu musim, gerbang bermain ke klub lain yang lebih besar di luar Inggris terbuka. Pada 15 Juni 2007, Kazim-Richards menandatangani kontrak 4 tahun dengan klub elite Turki, Fenerbahce.

Pindah ke Istanbul mengubah peruntungan Kazim-Richards. Dia dibicarakan orang  setelah bermain di Liga Champions. Media barat heran mengapa Kazim-Richards tidak seperti orang Turki pada umumnya lantaran warna kulit yang berbeda. Dia juga tidak bisa berbicara Bahasa Turki dengan lancar. Justru, Kazim-Richards sangat jago Bahasa Inggris dengan aksen British.

Penyelidikan dilakukan media. Hasilnya, Kazim-Richards diketahui lahir di London pada 26 Agustus 1986. Saat kecil, dia bersekolah di Greenleaf Primary School. Lalu, melanjutkan pendidikan menengah di Aveling Park. Kedua sekolah itu terletak di Walthamstow. Itu adalah  distrik utama di London Borough of Waltham Forest.

Yang lebih mengejutkan adalah fakta bahwa Kazim-Richards memiliki ibu berasal dari Siprus-Turki (orang Siprus yang beretnis Turki). Sementara sang ayah dari Antigua and Barbuda (negara bekas koloni Inggris di Karibia).

"Ini sulit karena setengah keluarga saya Muslim dan setengahnya lagi Kristen. Saya selalu merasa Turki. Nenek saya tidak bisa berbahasa Inggris. Setengah dari keluarga saya, bahasa pertama mereka adalah Turki. Saya bersekolah di Turki sebelum bermain sepakbola, meski saya tidak dapat mengingatnya sekarang," ungkap Kazim-Richards  pada 2008, dilansir The Guardian.

Sebagai orang yang bisa memiliki empat paspor (Britania Raya, Antigua and Barbuda, Turki, dan Siprus), Kazim-Richards memilih Turki. Selain emosional, alasan lainnya adalah kepraktisan. Sebab, saat pertama kali diminta bergabung dengan tim nasional Turki, dia membela Fenerbahce.

"Darah saya bukan Inggris. Saya tumbuh dengan budaya  Karibia dan Turki di rumah saya. Saya tidak pernah makan ikan dan keripik saat tumbuh dewasa. Ibu saya memasak makanan Turki dan makanan Karibia. Untuk sebuah keluarga, kami sangat jauh dari (menjadi) orang Inggris," kata Kazim-Richards.

“Saya menghormati Inggris. Mereka tidak memberikan apa-apa kepada ibu dan ayah saya. Tapi, mereka memberi kami panggung. Kemudian, tergantung pada ibu dan ayah saya dan semua keluarga kami untuk dapat mencoba serta membuat sesuatu darinya, yang 95% dari kita gagal melakukannya. Saya beruntung. Ayah dan ibu saya memiliki lebih banyak ketekunan. Tapi, banyak sepupu dan teman saya yang dipenjara atau meninggal," tambah Kazim-Richards.

Karier internasional Kazim-Richards dimulai pada 24 Maret 2007 saat memperkuat Turki U-21 melawan Swiss. Sebulan berselang, Fatih Terim menyatakan Kazim-Richards akan bermain untuk timnas senior. 

Terim memanggil Kazim-Richards untuk ujicoba melawan Bosnia-Herzegovina dan Brasil. Dia menjalani debut senior pertamanya dalam hasil imbang 0-0 menghadapi Brasil pada 5 Juni 2007. Saat itu, Kazim-Richards bermain 38 menit dan mendapatkan banyak penilaian positif dari media.

Pemanggilan pertama yang mengesankan membuat Kazim-Richards mendapatkan pemanggilan-pemanggilan selanjutnya. Dia terlibat aktif selama Kualifikasi Euro 2008. Saat turnamen yang sesungguhnya dilaksanakan di Austria-Swiss, Kazim-Richards masuk dalam skuad asuhan Terim. Dia bermain 5 kali dan membawa Turki mencapai semifinal.

"Saat saya bermain untuk timnas, orang-orang menyukai saya. Mereka mencintai saya. Itu adalah hal yang sangat saya sukai. Ini adalah jenis cinta yang berbeda. Itu membuat kamu menangis, bermain untuk negara seperti itu," ucap Kazim-Richards.

Meski sukses di lapangan, bukan berarti Kazim-Richards luput dari masalah. Dia sempat bertengkar dengan fans Fenerbahce setelah dikeluarkan dari lapangan dalam pertandingan melawan Istanbul Basaksehir. Lalu, saat melawan Besiktaş, Kazim-Richards dikartu merah karena mengumpat kepada wasit sehingga dilarang bermain 4 kali. 

Saat menjalani hukumannya, pada malam yang sama ketika rekan satu timnya kalah dari Kasimpasa, media melaporkan Kazim-Richards sedang berada di luar kota. Laporan ini dibantah oleh dewan Fenerbahce yang merilis pernyataan resmi. Keesokan harinya, foto-foto Kazim-Richards dirilis dan Fenerbahce membatalkan pernyataan mereka sebelumnya dengan mengklaim bahwa Kazim-Richards telah berbohong.

Masalah itu membuat Kazim-Richards pindah ke rival Fenerbahce, Galatasaray. Tapi, dia kurang bagus sehingga dipinjamkan ke Olympiakos Piraues dan Blackburn Rovers. Kemudian, Kazim-Richards bermain untuk Bursaspor, Feyenoord, dan Glasgow Celtic.

Bosan merumput di Eropa, Kazim-Richards pergi ke Amerika Latin untuk membela Coritiba dan Corinthians di Brasil serta Lobos BUAP, Veracruz, dan Pachuca di Meksiko. Kemudian, sejak awal musim 2020/2021, Kazim-Richards bergabung dengan Wayne Rooney di Derby County.

Dengan usia yang memasuki akhir, Kazim-Richards memiliki obsesi untuk terjun ke politik. Itu bisa dilihat dari komentar-komentarnya tentang situasi perpolitikan dunia, khususnya keterlibatan Turki dalam sejumlah perang melawan Kurdi di Suriah. Padahal, Kurdi dianggap pahlawan internasional lewat peran pentingnya melawan ISIS.

"Di Turki, anda tidak punya pilihan untuk bergabung dengan militer. Sepupu saya telah melakukannya. Ayah teman saya diledakkan di bus (oleh teroris). Umut Bulut, teman saya di Galatasaray dan timnas, ayahnya diledakkan di Ankara di dalam bus," beber Kazim-Richards tentang banyaknya aksi terorisme di Turki, yang dituduhkan pemerintah kepada gerilyawan Kurdi.

Baca Berita yang lain di Google News




  • 0%Suka
  • 0%Lucu
  • 0%Sedih
  • 0%Kaget

Opini

(500 Karakter Tersisa)

Artikel Pilihan


Daun Media Network