Kisah Per Mertesacker Merevolusi Akademi Arsenal Setelah Gantung Sepatu

"Meniru apa yang dilakukan Akademi Chelsea yang sukses mengeruk uang dari penjualan pemain muda."

Biografi | 25 October 2021, 07:09
Kisah Per Mertesacker Merevolusi Akademi Arsenal Setelah Gantung Sepatu

Libero.id - Ketika diumumkan Per Mertesacker akan menjadi direktur di Akademi Arsenal pada akhir musim 2017/2018, ada banyak alis terangkat. Itu karena bek Jerman tersebut belum pensiun sebagai pemain ketika Arsene Wenger dan Ivan Gazidis mempercayakannya mengisi salah satu posisi terpenting di klub.

Selain memimpin beberapa sesi latihan dengan tim muda saat dia cedera, Mertesacker tidak memiliki pengalaman nyata untuk peran sebesar itu. Tapi, Wenger yakin bahwa bek tengah itu adalah orang yang tepat untuk membawa akademi maju.

"Per adalah karakter luar biasa yang merupakan contoh bagus bagi pemain muda. Dia adalah pemikir yang mendalam dalam permainan dan berkomitmen untuk membantu pemain memenuhi potensi mereka. Dia akan menjadi sosok inspirasional bagi semua orang yang terhubung dengan akademi," kata Wenger saat itu, dilansir Goal.

Sekarang, lebih dari empat tahun sejak pengumuman itu, Mertesacker berhasil membuktikan ucapan Wenger. Dia benar-benar telah merevolusi sekolah sepakbola milik The Gunners itu.

Mertesacker telah melakukan banyak perubahan. Akademi Arsenal kembali memiliki masa depan setelah Steve Morrow dari Departemen Rekrutmen diganti. Kemudian, Lee Herron, yang pernah menjadi kepala Departemen Operasi, mengambil peran sebagai kepala Departemen Identifikasi Bakat, menggantikan Morrow.

Herron ditugaskan untuk memimpin departemen itu dengan orang-orang seperti Steve Brown, Ayo Durojaiye (U-11), Phil Antwi (U-12, U-14), dan Conan Watson (U-15, U-16) bergabung dengan tim rekrutmen baru.

Legenda Arsenal, Steve Bould dilepas pada akhir musim lalu setelah dua tahun memimpin tim U-23.  Dengan sekumpulan pemain muda yang sangat berbakat, Mertesacker menginginkan pelatih modern yang lebih berpikiran maju untuk membimbing pemain-pemain seperti Charlie Patino, Omari Hutchinson, Kido Taylor-Hart, dan Zane Monlouis selama beberapa tahun ke depan.

Kevin Betsy, yang pernah menjadi pelatih kepala Inggris U-18, didatangkan setelah proses wawancara yang ekstensif. Pelatih berusia 43 tahun itu telah membuat dampak besar. Tim U-23 mereka hampir terdegradasi dari Liga Premier 2 musim lalu. Tapi, sekarang duduk di urutan ketiga setelah delapan pertandingan dan mencetak 21 gol.

Mertesacker juga menunjuk pelatih U-18 baru di musim panas, Dan Micciche, yang sebelumnya melatih U-15 dan U-16 menggantikan Ken Gillard yang sekarang bekerja sebagai asisten Betsy di tim U-23.

Di tempat lain, Terry Mason tiba dari Southend United dan menggantikan Andy Woodman sebagai pelatih kiper akademi. Sementara Tony Strudwick didatangkan dari Sheffield Wednesday untuk menjadi kepala Departemen Ilmu Olahraga dan Kedokteran.

"Dia dikelilingi oleh pelatih yang bagus. Dia yang mengatur semuanya. Dia membuat beberapa keputusan besar dan sepertinya dia membuat keputusan yang tepat," kata mantan bintang Arsenal, Jack Wilshere. 

"Saya pikir apa yang harus diingat semua orang adalah para pemain merupakan hal terpenting di Hale End (lokasi akademi Arsenal). Ini tentang mencoba mendapatkan yang terbaik dari mereka, mengelilingi mereka dengan pelatih yang baik dan orang-orang yang baik. Per melakukan pekerjaan yang bagus dengan itu," tambah Wilshere.

Wilshere telah menghabiskan beberapa waktu bekerja dengan Mertesacker dalam beberapa pekan terakhir setelah kembali ke Arsenal. Mantan gelandang The Gunners itu diundang kembali untuk mengembalikan kebugarannya menjelang jendela transfer Januari 2022 oleh Mikel Arteta. 

Wilshere juga telah diberi izin oleh Mertesacker untuk melakukan beberapa latihan bersama tim U-23 sembil mengejar lisensi kepelatihan UEFA A. Bagi Wilshere, beberapa minggu terakhir telah memberinya kesempatan untuk mendapatkan ilmu berharga tentang bagaimana Mertesacker bekerja dan dia sangat terkesan.

"Saya tidak melihat Per dalam dua atau tiga tahun, dan belum melihat apa yang telah dilakukan di akademi. Jadi, saya duduk bersamanya beberapa minggu terakhir dan mendengarkannya adalah ide yang sangat bagus," kata pemain berusia 29 tahun yang sedang menganggur itu.

"Dia melakukan pekerjaan yang hebat dan itu adalah pekerjaan yang sulit. Itu merupakan peran besar bagi seseorang yang tidak memiliki pengalaman dalam pekerjaan tersebut," ucap Wilshere.

Dia membantu tim mendatangkan beberapa pemain bagus. Mereka memiliki beberapa pemain pinjaman yang akan memiliki karier bagus. Ini tentang mengelolanya dengan benar. Saya pikir dia melakukan pekerjaan yang hebat," ungkap Wilshere.

Salah satu perubahan besar yang telah diterapkan Mertesacker di akademi adalah meminjamkan pemain muda. Mereka dikirim untuk mempelajari ilmu di tempat lain, baik di liga yang lebih rendah maupun di luar negeri. Di Departemen Pemain Pinjaman, Mertesacker mempekerjakan Ben Knapper sebagai direkturnya.

Mertesacker dan Knapper mengubah pendekatan Arsenal di pasar pemain. Mereka telah membawa kebijakan baru untuk klub dengan tujuan memastikan bahwa pemain mendapatkan pengembangan dan eksposur yang mereka butuhkan di sepakbola senior untuk memungkinkan klub menerima pengembalian maksimum atas investasi. Ini mirip tradisi di Chelsea.

Salah satu pemain yang diuntungkan saat keluar dengan status pinjaman adalah Daniel Ballard. Bek tengah berusia 22 tahun itu memainkan peran besar dalam promosi Blackpool ke Championship Division musim lalu dan sekarang bermain bersama Millwall.

Apakah dia memiliki masa depan di Arsenal masih harus dilihat. Tapi, kemajuannya yang mengesankan selama dua musim terakhir telah membuatnya menjadi pemain internasional yang mapan untuk Irlandia Utara.

Arsenal sakarang benar-benar meniru Chelsea. Pasalnya, The Blues telah menghasilkan banyak uang selama dekade terakhir saat berbisnis dengan pemain muda. Mereka dipinjamkan ke klub lain dan dipanggil pulang setelah matang. Tapi, ada kalanya pemain muda itu akan dijual ke klub lain dengan harga tinggi.

Musim panas lalu, Arsenal mendatangkan banyak pemain. Baik dari pemain domestik maupun luar negeri untuk melengkapi tim muda mereka.

Tim Akinola direkrut setelah dilepas Huddersfield. Sedangkan Jonathan Dinzeyi dijemput setelah meninggalkan Tottenham Hotspur. Pemain sayap Belanda, Joel Ideho, tiba dari Ajax. Penyerang Norwegia, George Lewis, didatangkan dengan status bebas transfer. Dan, Nikolaj Moller juga bergabung dari Ajax.

Ada tambahan lain juga, seperti Salah-Eddine Oulad M'Hand dan saudaranya, Ismeal, yang didatangkan dari Feyenoord. Lalu, Omar Rekik yang bergabung dari Hertha Berlin, dan Amani Richards yang pernah bersama Chelsea.

Itu adalah perubahan besar dari kebijakan transfer pemain muda Arsenal. Kebijakan itu dianggap penting karena jumlah pemain yang dipinjamkan akan bertambah. Itu juga merupakan langkah yang dirancang untuk menghasilkan keuntungan besar beberapa tahun ke depan.

"Ada banyak cara berbeda dan saya ingin melihat kemajuan akademi. Setelah tiga tahun di posisi ini, saya menyadari betapa besar proyek ini bagi saya. Itu tidak akan tercapai dan selesai dalam tiga tahun. Butuh siklus yang lebih panjang," kata Mertesacker kepada majalah matchday Arsenal. 

"Akademi selalu memiliki peran penting. Akademi selalu berada di garis depan untuk mencoba bergerak maju. Dan, itulah yang saya coba lakukan. Saya tidak akan mengubah segalanya. Tapi, saya ingin membuat perbedaan pada setiap pemain yang masuk akademi," tambah Mertesacker.

(diaz alvioriki/anda)

Baca Berita yang lain di Google News




  • 0%Suka
  • 0%Lucu
  • 0%Sedih
  • 0%Kaget

Opini

(500 Karakter Tersisa)

Artikel Pilihan


Daun Media Network