Lawan Kamboja, Bagaimana Indonesia Harus Bermain? Ini Analisisnya

"Kamboja mengandalkan penguasaan bola. Tapi, itu bukan masalah bagi Indonesia."

Analisis | 09 December 2021, 02:13
Lawan Kamboja, Bagaimana Indonesia Harus Bermain? Ini Analisisnya

Libero.id - Jika dalam kondisi normal, tim nasional Indonesia seharusnya bisa mendapatkan enam poin dari dua laga awal Piala AFF 2020 Grup B. Pasalnya, Kamboja dan Laos adalah dua lawan yang secara tradisional jauh di bawah.

Indonesia akan menjalani kampanye perdana melawan Kamboja di Bishan Stadium, Singapura, Kamis (9/12/2021) malam. Merujuk rekor pertemuan sebelumnya, tim Garuda seharusnya tidak akan kesulitan mengalahkan The Angkor Warriors.

Statistik dan sejarah menunjukkan, Indonesia memang lebih superior dibanding Kamboja. Tim Merah-Putih sangat jarang menelan kekalahan. Catatan di situs resmi PSSI menunjukkan, dari 23 laga melawan Kamboja, hasilnya 19 kemenangan, sekali imbang, dan tiga kali kalah. Timnas juga mencetak 89 gol dan kebobolan 17 kali.

Catatan lain membuktikan, Indonesia belum terkalahkan dalam lima laga terakhir menghadapi Kamboja. Tim Garuda meraih lima kemenangan dengan mencetak 18 gol dan sekali kebobolan.

Dalam 30 tahun terakhir, Indonesia selalu menang melawan Kamboja. Bahkan, beberapa laga diantaranya dengan skor besar. Contohnya pada SEA Games 1995 di Chiang Mai saat 10-0 tercipta. Ketika itu, SEA Games masih diikuti skuad senior, bukan U-23.

Dua tahun berselang, pada Kualifikasi Piala Dunia 1998, Indonesia unggul 8-0. Kemudian, pada Kualifikasi Piala Asia 2000, Indonesia menang 9-2. Ada lagi 6-0 pada Kualifikasi Piala Dunia 2002, 7-0 di Piala AFF 2004, dan 7-0 pada pertandingan persahabatan Internasional 2008.

"Persiapan matang terus kami lakukan. Kondisi saya sangat fit untuk mengikuti Piala AFF. Kami memohon doa dan dukungan masyarakat Indonesia agar meraih hasil terbaik," kata Kushedya Hari Yudo.

"Pelatih (Shin Tae-yong) telah memberikan materi latihan pematangan taktik dan strategi kepada kami. Selain itu, koordinasi antarlini, transisi, dan kami diminta harus bisa memanfaatkan peluang sekecil apapun," tambah penyerang Arema FC tersebut.


Menyerang, menekan, dan umpan pendek

Lalu, bagaimana Indonesia akan bermain melawan pasukan Keisuke Honda? Jika anda melihat pertandingan uji coba melawan Afghanistan dan Myanmar, atau saat play-off Kualifikasi Piala Asia 2023 versus Taiwan, gaya Indonesia tidak akan berbeda jauh.

"Saya menyaksikan pertandingan Kamboja sebelumnya di stadion dan senang kami telah mempersiapkan diri dengan cara yang benar. Saya yakin kami bisa mendapatkan hasil yang baik. Kami akan menekan tinggi dan bermain keras untuk mendapatkan hasil itu," kata Tae-yong di sesi konferensi pers sehari sebelum duel.

Tae-yong menegaskan,  bek yang berbasis di Inggris, Elkan Baggott, tidak akan tampil melawan Kamboja. Pemain Ipswich Town U-23 tersebut baru tiba sehari sebelum pertandingan. Tapi, bagi Tae-yong, itu bukan masalah besar.

"Sejak saya menjadi pelatih, saya berusaha mendatangkan pemain muda. Dan, para pemain itu telah berkembang. Kami telah berubah menjadi tim yang lebih baik dari sebelumnya," ujar Tae-yong.

"Jadi, saya tidak gugup tentang bagaimana kami akan bermain di turnamen ini. Tapi, saya senang untuk terus melihat kemajuan tim kami dan saya yakin kami bisa melakukannya dengan baik di sini," tambah pelatih yang memimpin Korea Selatan di Piala Dunia 2018 itu. 

Kamboja sebenarnya bermain bagus dalam kekalahan 1-3 dari Malaysia dalam pertandingan pembukaan. Mereka hanya kurang beruntung karena Harimau Malaya tampil lebih taktis dan efektif. 

Tapi, Kamboja juga tahu bahwa Indonesia yang tampil kali ini adalah generasi baru yang sama sekali berbeda. Mereka juga hanya memiliki sedikit informasi tentang cara bermain pasukan Tae-yong karena ini adalah pertandingan pertama tim Garuda di Piala AFF.

"Tidak masalah siapa yang kami hadapi. Tujuannya sama dan itu untuk terus mengembangkan konsep tim kami dan cara kami bermain. Kami ingin mendominasi pertandingan melawan tim mana pun. Bahkan, Brasil atau siapa pun. Kami ingin mempertahankan penguasaan bola dan memenangkan bola di area tinggi. Itulah yang kami lakukan," kata asisten Honda, Ryu Hirose.

Melawan Indonesia, penguasaan bola Kamboja kemungkinan besar sia-sisa. Pasalnya, taktik yang biasa digunakan Spanyol, Barcelona, atau Paris Saint-Germain (PSG) itu hanya bisa berhasil jika memiliki pemain dengan kualitas teknik individu jempolan.

Jika berkaca dari kekalahan melawan Malaysia, ball possesion Kamboja gagal karena tidak didukung oleh keterampilan teknik yang bagus para pemainnya. "Saya senang bisa bekerja bersama Keisuke Honda, yang telah mendorong proyek pengembangan sepakbola Kamboja. Saya membantunya dengan pengalaman saya," ujar Hirose.

Jadi, dengan materi pemain yang dimiliki Indonesia dan cara main Tae-yong, kemenangan akan bisa dihasilkan. Entah menggunakan skema 4-4-2, 4-2-3-1, atau 4-3-3, tim Merah-Putih berpotensi menang. Pertanyaannya, berapa skornya?

(andri ananto/anda)

Baca Berita yang lain di Google News




  • 0%Suka
  • 0%Lucu
  • 0%Sedih
  • 0%Kaget

Opini

(500 Karakter Tersisa)

Artikel Pilihan


Daun Media Network