Klub Spanyol ini Tolak Pecat Pelatih yang Terlibat Kasus Pemerkosaan

"Kasusnya cukup pelik hingga menjijikkan."

Analisis | 03 February 2022, 16:46
Klub Spanyol ini Tolak Pecat Pelatih yang Terlibat Kasus Pemerkosaan

Libero.id - Kasus pemerkosaan kini sedang marak di dunia sepakbola. Bukan hanya dilakukan oleh pemain, tapi juga menjerat pelatih.

Setelah viral kasus pemerkosaan yang dilakukan pemain muda Manchester United, Mason Greenwood. Pelatih Rayo Vallecano Femenino, Carlos Santiso, juga dalam posisi terancam setelah kasus pemerkosaan yang pernah dilakukannya terungkap kembali.

Tetapi, berbeda dengan sikap yang diambil Man United yang dengan tegas tidak memberikan Greenwood berlatih dan bermain sementara waktu sampai kasusnya tuntas. Rayo Vallecano justru melakukan pembelaan kepada Santiso dengan menolak memecatnya dari jabatan pelatih.

Rayo Vallecano telah berdiri dengan keputusannya untuk mempekerjakan Santiso.

Sebagaimana dilansir The Guardian, Rayo Vallecano mempekerjakan Santiso sebagai pelatih, meskipun mengetahui sebuah catatan suara yang bocor di mana pelatih memberitahu stafnya untuk menemukan seorang gadis diperkosa beramai-ramai.

Santiso terpaksa mengundurkan diri dari pekerjaannya di tim U-12 Madrid ketika panggilan suara bocor pada November silam.

Dalam rekaman yang didengar The Guardian, Santiso merujuk kasus 2017 yang melibatkan tiga pesepakbola dari tim divisi tiga Spanyol, Arandina CF.

Ketiga pemain tersebut divonis 38 tahun penjara atas pemerkosaan beramai-ramai terhadap seorang gadis berusia 15 tahun.

“Staf ini luar biasa, tapi ada hal-hal yang masih kami kurang, yang masih kami butuhkan. Kami masih perlu, saya masih mengatakannya, untuk melakukan sesuatu seperti yang dilakukan orang-orang dari Arandina," bunyi rekaman suara Santiso.

"Kita perlu menculik seorang gadis, tetapi terlalu tua agar kita tidak mendapatkan masalah, dan (cargarnosla - yang tidak diterjemahkan secara langsung tetapi secara luas berarti 'mengacaukannya') di sana bersama-sama."

"Itulah yang benar-benar menyatukan staf, sebuah tim. Lihatlah Arandina: mereka langsung naik."

Federasi klub pendukung Rayo Vallecano telah menuntut pemecatan Santiso, menerbitkan pernyataan tentang situasi tersebut.

"Bagi Carlos Santiso, pelecehan seksual terhadap seorang gadis adalah hal yang benar-benar menyatukan sebuah tim. Kami tidak bisa membiarkan seseorang dengan pemikiran serius seperti itu di kepala mereka untuk duduk di bangku cadangan dan mewakili Rayo Vallecano."

Klub pendukung juga menuduh Presiden Rayo Vallecano, Raul Martin Presa, telah melewati garis.

Presa, yang berbicara dengan stasiun radio Spanyol, Cadena SER, mengatakan dia tidak akan didorong untuk memecat Santiso. "Kami merekrut profesional, bukan orang di sini," katanya dengan tegas.

Ini bukan pertama kalinya Rayo Vallecano menjadi berita utama karena perlakuan terhadap tim wanitanya.

Serikat pemain sepakbola wanita Spanyol melaporkan kondisi di Rayo Vallecano ke Departemen Pekerjaan dan Jaminan Sosial negara itu pada November. Keluhan termasuk kurangnya staf medis, fasilitas pelatihan yang buruk, kurangnya perumahan, dan pembayaran yang kurang.

Para pemain Rayo Vallecano juga melakukan protes untuk menyoroti kondisi kerja mereka yang buruk pada November, menghentikan pertandingan mereka dengan Real Madrid setelah hanya 30 detik.
Pada Desember, gambar fisioterapis Barcelona yang merawat pemain Rayo Vallecano selama pertandingan Primera Iberdrola menjadi viral.

Fans sepakbola wanita segera memberikan respons, terkait Rayo Vallecano tidak menyediakan staf medis untuk pemain wanitanya, dan memaksa fisioterapis di tim lawan untuk terlibat.

(atmaja wijaya/yul)

Baca Berita yang lain di Google News




Hasil Pertandingan Rayo Vallecano


  • 0%Suka
  • 0%Lucu
  • 0%Sedih
  • 0%Kaget

Opini

(500 Karakter Tersisa)

Artikel Pilihan


Daun Media Network