Cerita Dibalik Gol Voli Ikonik Marco van Basten di Euro 1988

"Ini pernah jadi gol terbaik dalam sejarah sepakbola. Masih ingat?"

Biografi | 22 April 2022, 05:18
Cerita Dibalik Gol Voli Ikonik Marco van Basten di Euro 1988

Libero.id - Euro 1988 akan selalu dikenang sebagai panggung Marco van Basten, Ruud Gullit, Frank Rijkaard, Ronald Koeman, dan kawan-kawannya. Saat itu, Belanda menjadi juara setelah mengalahkan Uni Soviet di final. Dan, salah satu golnya lahir lewat cara super keren melalui Van Basten. 

Dalam kejuaraan di Jerman Barat itu, Van Basten datang sebagai salah satu talenta muda paling menjanjikan di Eropa. Legenda AC Milan tersebut kemudian membuktikannya dengan penampilan membanggakan.

Salah satu momen ikonik diciptakan Van Basten melalui sebuah gol tendangan voli spektakuler dari sudut sempit di Olympiastadion, Muenchen. Itu bukan hanya gol terbaik di Euro 1988, melainkan juga dikenang banyak penggemar sepakbola dari segala penjuru bumi hingga detik ini.

Namun, tidak banyak orang tahu bahwa Van Basten sebenarnya tidak berada dalam penampilan terbaik ketika De Oranje memanggil dirinya untuk terbang ke Jerman Barat.

Ketika itu, Belanda bermain di Piala Eropa pertama sejak 1980. Mereka gagal lolos pada 1984 karena kalah dengan agregat gol dari Spanyol di kualifikasi. Kemudian, pada kualifikasi 1988, De Oranje melaju dengan tak terkalahkan di puncak klasemen akhir Grup 5. 

Saat itu Van Basten telah dimasukkan dalam skuad inti. Tapi, dia tidak diharapkan memainkan peran kunci. Itu terkait musim debutnya yang kurang bagus di Milan. Cedera engkel membuat Van Basten hanya bermain 11 kali sebagai starter dan mencetak tiga gol di Serie A 1987/1988. Perannya hanya sedikit saat I Rossoneri merebut gelar liga pertama sejak 1979.

Dengan masalah pergelangan kaki yang mengganggu persiapan, Van Basten berada di bangku cadangan untuk pertandingan pembuka Euro 1988 melawan Uni Soviet.

Pelatih Belanda, Rinus Michels, memilih untuk memulai laga perdana dengan memainkan John Bosman, yang sebelumnya hanya mencetak gol saat melawan Siprus. Bosman mencetak gol dalam dua pertandingan pemanasan melawan Inggris dan Rumania sehingga membuat Michels mantap memilih striker untuk laga pertama.

Sayang, pertandingan melawan Uni Soviet berakhir dengan kekalahan 0-1. Hasil itu membuat Michels berpikir ulang terhadap Bosman. Akhirnya, dia memanggil Van Basten untuk pertandingan penyisihan kedua melawan Inggris. 

Van Basten saat itu masih berusia 23 tahun. Dia tidak menyia-nyiakan kesempatan yang didapatkan. Sang penyerang membuka skor setelah memanfaatkan umpan silang Gullit sebelum akhirnya mengarahkan bola melewati Peter Shilton. Lalu, Van Basten mencetak dua gol lagi alias hattrick.

Setelah Inggris, korban Van Basten berikutnya adalah Jerman Barat. Itu adalah pertandingan ulang semifinal Piala Dunia 1974. Pertandingan di Hamburg itu penuh dengan rivalitas. Dua gol pertama datang dari  penalti, yaitu Lothar Matthaeus pada menit 55 dan Ronald Koeman (74).

Saat pertandingan berjalan menuju perpanjangan waktu, Van Basten akhirnya mendapatkan kesempatan. Saat itu, Jan Wouters menemukan celah dan mengarahkan umpan terobosan ke arahnya. Meski Juergen Kohler membayangi, Van Basten masih bisa mencuri kesempatan untuk melakukan sepakan melewati ujung jari kiper Jerman, Eike Immel. Sebuah gol indah yang membuat misi balas dendam Belanda sukses.

Keberhasilan menyingkirkan Jerman Barat membuat Belanda melaju ke final melawan Uni Soviet. Tak butuh waktu lama Belanda memimpin pada menit 32 ketika Van Basten mengirim umpan silang ke Erwin Koeman dan meneruskannya ke Gullit. Bola kemudian disundul Gullit, dan gol.

Dan, gol berikutnya akan dikenang sejarah. Arnold Muhren, yang memainkan pertandingan internasional terakhirnya, mengirim umpan silang tinggi dari kiri melewati kotak. Saat itu, tidak ada yang menduga apa yang terjadi selanjutnya. Itu adalah gol voli dari sudut sempit yang legendaris.

"Oke, saya bisa menghentikan bola dan melakukan banyak hal dengan semua pemain bertahan ini atau saya bisa melakukannya dengan cara yang lebih mudah," ujar Van Basten tentang gol indah yang diciptakannya, dilansir BBC Sport.

Saat bola melewati kiper Uni Soviet, Rinat Dasayev, dan masuk ke gawang, Michels terkesima. Dia bangkit dari bangku cadangan dan meletakkan tangannya ke kepala, tanda tidak percaya. Itu sebuah gerakan yang mencerminkan reaksi dari mereka yang hadir dan jutaan orang lainnya yang menonton di seluruh dunia.

(mochamad rahmatul haq/anda)

Baca Berita yang lain di Google News




  • 0%Suka
  • 0%Lucu
  • 0%Sedih
  • 0%Kaget

Opini

(500 Karakter Tersisa)

Artikel Pilihan


Daun Media Network