Libero.id - Piala AFF 2022 banyak menghasilkan keputusan kontroversial. Mari kita ambil contoh dalam dua pertandingan semifinal.
Dua punggawa Timnas Indonesia, Dendy Sulistywan dan Ricky Kambuaya, mendapat perlakuan kasar dari Doan Van Hau, namun wasit yang memimpin jalannya laga, Omar Al-Yaqoubi, tidak memberikan hukuman apapun kepada bek kiri Timnas Vietnam itu.
Di babak semifinal yang lain yang mempertemukan Timnas Malaysia vs Thailand Sabtu (7/1) di Stadion Nasional Bukit Jalil, Kuala Lumpur, salah satu momen kontroversialnya adalah saat Malaysia mencetak gol lagi di menit 54 melalui sundulan Dominic Tan.
Namun, wasit asal Korea Selatan, Kim Dae-young, tak mengesahkan gol tersebut karena menilai ada pemain Malaysia lain, Darren Lok, yang melanggar atau coba menghalangi kiper Thailand, Kittiphong Phuthawchueak, saat hendak menghalau bola di udara.
Banyaknya keputusan kontroversial wasit membuat Piala AFF 2022 disebut sebagai turnamen terburuk yang pernah disaksikannya. Hal itu diungkapkan oleh pelatih Chonburi FC, Sasom Pobprasert.
“Piala AFF adalah turnamen terburuk yang pernah saya saksikan." ucap Pobprasert dilansir dari Bongda.
Selain itu juru taktik yang pernah merasakan atmosfer Jakarta Internasional Stadium (JIS) saat laga uji coba melawan Persija Jakarta tempo hari itu menyinggung soal penggunaan VAR.
" Turnamen besar di dalam negara bahkan terus berkembang termasuk Liga thailand yang sudah memakai VAR. Namun, Piala AFF belum memakai VAR,” imbuhya.
Jadi hal-hal itulah yang melatar belakangi komentar Sasom Pobprasert. Apakah Anda sependapat? Berikan komentar Anda pada kolom komentar yang tersedia.
(gigih imanadi darma/gie)
Opini