Kisah Juergen Locadia, Pemain Sepakbola Merangkap Musisi Papan Atas

"Sangat jarang orang bisa berkarier di dua dunia berbeda dan tetap bertahan di level teratas di dua dunia itu."

Biografi | 04 September 2020, 05:13
Kisah Juergen Locadia, Pemain Sepakbola Merangkap Musisi Papan Atas

Libero.id - Dididik di tim junior PSV Eindhoven ternyata tidak membuat karier Juergen Locadia di sepakbola internasional mulus. Setelah meninggalkan Belanda pada 2018 untuk berkarier di Brighton and Hove Albion, pemuda berusia 26 tahun itu lebih banyak dipinjamkan ke klub lain.

Locadia memang bukan pemain asal Negeri Kincir Angin yang populer layaknya Frenkie de Jong, Matthijs de Ligt, atau Donny van de Beek. Dia juga tidak memiliki prestasi Eropa layaknya Virgin van Dijk atau Georginio Wijlandum. Locadia hanya memiliki 2 gelar Eredivisie, 1 Piala KNVB, dan 2 Johan Cruyff Shield saat membela skuad utama PSV pada 2011-2018.

Namun, pemuda kelahiran Emmen, 7 November 1993 , tersebut memiliki keahlian yang tidak dikuasai para pesepakbola top di atas. Pemain yang sedang dipinjamkan ke Hoffenheim dan dilanjutkan FC Cincinnati itu mempunyai kemampuan meracik musik. Dia sangat pandai mencintakan musik lengkap dengan lirik lagunya menggunakan platform digital.

Tidak tanggung-tanggung, Locadia ternyata sudah menelurkan album dan beberapa single. Sebut saja album berjudul Purple Art EP yang dirilis pada 23 Juli 2018 bersama label Yeslo Music Group dan berformat digital.

Sebelum album meluncur, Locadia terlebih dulu mengeluarkan sejumlah single. Contohnya, Take Off, Epok, Can't Let Go (feat Andrew Tejada), Eachoes, serta On My Mind. Selain diunduh melalui internet, lagu-lagu tersebut sering ditampilkan Locardia dalam konser-konser live di sejumlah klub malam di negara asalnya maupun saat bermukim di Inggris.

"Saya menikmati aktivitas menciptakan lagu. Saat saya pensiun nanti, saya akan mencurahkan semua waktu saya di musik. Sebab, semua pesepakbola pasti harus beralih profesi setelah selesai menjadi pemain. Saya bukan tipe orang yang tertarik menjadi pelatih atau pengurus klub," kata Locadia, dilansir Mirror. 

Locadia mengawali karier profesional bersama PSV. Dengan salah satu klub raksasa Eredivisie itu, dia berhasil mendonasikan sekitar 45 gol dari 127 penampilan. Akibatnya, panggilan ke tim nasional Belanda U-17, U-18, U-19, U-20, hingga U-21 didapatkan sepanjang 2009-2014.

Penampilan bagus Locadia bersama PSV menjadi faktor utama manajemen Brighton berani mengeluarkan 15 juta euro untuk melakukan transfer pada musim dingin 2018. Dia dikontrak 4,5 tahun dan diberikan nomor punggung 25 sebelum berganti 9 pada awal musim 2018/2019. Selama membela The Seagulls, Locardia bereuni dengan mantan temannya di PSV, Davy Propper.

Namun, karier Locadia di Premier League berjalan kurang mulus. Dia hanya mencetak 3 gol dari 43 pertandingan pada paruh kedua 2017/2018 dan sepanjang musim 2018/2019. Akibatnya, pemain yang bisa berperan sebagai striker merangkap winger itu dipinjamkan ke Hoffenheim pada paruh pertama 2019/2020.

Libero.id

Locadia

Kurang berkembang di Bundesliga, Locadia memilih terbang ke Amerika Utara. Sejak awal 2020, dia bergabung dengan Cincinnati FC di MLS. Sayang, Locardia belum sempat bermain karena kompetisi sudah lebih dulu terhenti karena pandemi Covid-19.

"Semuanya (karier bermusik) berawal karena saya memiliki teman yang berprofesi sebagai produser. Lalu, saya menunjukkan beberapa contoh karya seni saya dan dia senang. Di musik, saya menyukai Diplo dan Major Lazer. Namun, saat ini sepakbola segalanya. Saya masih ingin bermain hingga tidak sanggup lagi," ungkap pemain yang membela Brighton 34 kali di Premier League itu.

Menariknya, Locadia bukan pemain profesional asal Belanda satu-satunya yang punya kehebatan bermusik. Ryan Babel juga handal bernyanyi rap. Mantan pilar Liverpool itu bahkan menghabiskan waktu di panggung saat tidak memiliki aktivitas sepakbola. Dia memiliki nama panggung "Rio".

Karier Babel di dunia musik juga sama bagus dengan Locadia. Penyerang yang sekarang kembali membela Ajax Amsterdam tersebut pernah manggung bersama sejumlah penyanyi rap kenamaan. Sebut saja Sway, Darryl, Ali B, hingga Soumia.

Selain Locadia dan Babel, keahlian bermusik juga menjadi miliki beberapa pemain lainnya. Clint Dempsey misalnya. Mantan penyerang Fulham tersebut juga pandai bernyanyi rap. Pesepakbola asal Amerika Serikat itu sempat  mengeluarkan album bertajuk Redux.

Bermusik juga menjadi kegemaran Andy Cole dan Lukas Podolski. Bedanya, Cole memilih jalur hip hop. Sementara Podolski menyukai musik religi. Mantan pemain Arsenal tersebut pernah berkolaborasi dengan penyanyi rohani ternama di Jerman, Brings. Mereka menyanyikan lagu berjudul "Halleluja".

Baca Berita yang lain di Google News




  • 0%Suka
  • 0%Lucu
  • 0%Sedih
  • 0%Kaget

Opini

(500 Karakter Tersisa)

Artikel Pilihan


Daun Media Network