Kisah Juanma Lillo, Asisten Pep yang Jadi Pelatih Sejak Umur 16 Tahun

"Sungguh hebat! Dia pernah jadi pelatih termuda La Liga. Jenius. Dia penemu 4-2-3-1."

Biografi | 04 October 2020, 06:16
Kisah Juanma Lillo, Asisten Pep yang Jadi Pelatih Sejak Umur 16 Tahun

Libero.id - Juan Manuel Lillo Diez alias Juanma Lillo membantu Pep Guardiola di Manchester City setelah Mikel Arteta meminta izin untuk melatih Arsenal. Sebagai orang Spanyol, Lillo punya perjalanan karier yang cukup unik lantaran sempat berstatus pelatih termuda di La Liga, yaitu 29 tahun!

Kisah unik tersebut dimulai ketika Lillo lahir Tolosa, 3 November 1965. Berbeda dengan banyak pelatih ternama, dia punya jalur yang unik untuk menjadi pelatih sepakbola profesional.

Tidak pernah menjadi pemain di ajang kompetitif, Lillo sudah menangani tim sepakbola sejak usia 16 tahun, yaitu Amaroz KE, pada 1981. Itu adalah klub lokal yang berstatus amatir di kampung halamannya di Gipuzkoa di wilayah otonomi Basque, yang terletak di utara Negeri Matador.

Empat tahun berselang, Lillo dipercaya melatih Tolosa CF  di Tercera Division (Divisi IV). Setelah itu, dia pindah ke CD Mirandes di kasta yang sama. Bedanya, Lillo memimpin Mirandes dengan gaya. Dia memimpin para pemainnya promosi ke Segunda Division B pada 1988/1989 sebagai juara. Saat itu usianya baru 24 tahun.

Sempat melatih Mirandes selama dua musim di kasta ketiga, Lillo menerima pinangan Cultural y Deportiva Leonesa pada 1991/1992. Di Segunda B, Lillo menjadi pelopor penggunaan skema 4-2-3-1.

Meski gagal membawa Leonesa promosi ke Segunda Division, modifikasi skema Lillo dikenang dan digunakan banyak pelatih ternama pada milenium baru. Skema itu mencapai popularitasnya pada 2000-an ketika Real Madrid dilatih Vicente del Bosque dengan barmaterikan Zinedine Zidane, David Beckham, Raul Gonzalez, Luis Figo, serta Ronaldo.

Kemudian, berkembang ke tim nasional Spanyol dan menyebar ke seluruh dunia. Hingga hari ini masih banyak tim sepakbola di seluruh dunia yang menggunakan skema 4-2-3-1, termasuk Shin Tae-yong saat bersama Korea Selatan di Piala Dunia 2018.

Dari Leonesa, Lillo ditunjuk menjadi pelatih Salamanca pada pertengahan musim 1992/1993 di Segunda B. Dia datang atas permintaan sang presiden klub, Juan Jose Hidalgo. Pada musim pertamanya, Salamanca finish di posisi kedua. Pada musim ketiga, Lillo baru bisa membawa tim dari Castilla y Leon tersebut ke La Liga.

Lillo tidak diganti setelah Salamanca promosi ke kasta tertinggi. Dia tetap dipercaya menukangi klub di La Liga 1995/1996. Saat itu, dia berusia 29 tahun 10 bulan. Itu menjadikan Lillo pelatih termuda yang pernah menukangi klub La Liga. Rekor itu bertahan hingga musim 2020/2021.

Sayang, petualangan Lillo di La Liga bersama Salamanca tidak berlangsung mulus. Salamanca harus kembali ke Segunda Division setelah finish di posisi 22 alias juru kunci. Lillo hanya bertehan hingga pekan 28 sebelum mendapatkan surat pemutusan hubungan kerja.

PHK Lillo membuat suporter marah. Mereka merasa Lillo tidak layak diperlakukan kurang baik oleh manajemen. Mereka sempat menggelar demonstrasi di markas latihan klub. Suporter mempertanyakan rasa terima kasih klub yang tega memecat pelatih yang memiliki banyak jasa.

"Situasi memaksa kami menghentikan kerjasama dengan pelatih. Kami berterima kasih atas apa yang telah dikerjakan selama ini, termasuk membawa Salamanca ke La Liga," ujar Hidalgo ketika itu, dilansir El Pais.

Pemecatan yang didapatkan dari Salamanca tidak membuat Lillo putus asa. Dia bangkit untuk tetap eksis di sepakbola Spanyol. Sebagai pelatih Lillo mencoba banyak hal baru selepas dari Salamanca.

Tercatat, Lillo sempat melatih Real Oviedo, Tenerife, Real Zaragoza, Ciudad Murcia, Terrassa, Dorados Sinaloa (Meksiko), Real Sociedad, Almeria, Millonarios (Kolombia), Chile (asisten pelatih), Sevilla (asisten pelatih), Atletico Nacional (Kolombia), Vissel Kobe (Jepang), hingga Qingdao Huanghai (China).

Ketika Arteta berpamitan meninggalkan Etihad Stadium, Guardiola tidak membutuhkan waktu lama untuk mencari sang pengganti. Dia segera menghubungi kawan lamanya di Spanyol untuk menanyakan nomor telepon terbaru Lillo. Tanpa basa-basi, Guardiola menelpon Lillo. Terjadi percakapan antarkawan dan akhirnya Lillo setuju terbang ke Inggris.

"Saya mengenal Pep bertahun-tahun. Saya terdorong untuk bergabung dengan dirinya sebagai bagian dari tim yang sangat menarik. Man City telah menikmati banyak kesuksesan pada musim-musim sebelumnya. Memainkan sepakbola indah menjadi harapan kami. Sebuah kehormatan bisa menjadi bagian dari tim ini," ujar Lillo di situs resmi The Citizens ketika itu.

Baca Berita yang lain di Google News




  • 0%Suka
  • 0%Lucu
  • 0%Sedih
  • 0%Kaget

Opini

(500 Karakter Tersisa)

Artikel Pilihan


Daun Media Network