John Burridge Debutan Tertua di Era Liga Premier, 43 Tahun!

"Dia pemain yang mencatat rekor paling banyak klub pernah dibela. Dahsyat!"

Biografi | 04 October 2020, 06:32
John Burridge Debutan Tertua di Era Liga Premier, 43 Tahun!

Libero.id - Biasanya, pemain akan menjalani debut di kompetisi sepakbola kasta tertinggi di sebuah negara saat menginjak usia 18, 19, 20, atau 21 tahun. Jika pemain tersebut berasal dari kasta kedua, dia akan menjalani pertandingan pertama setelah promosi pada usia maksimal 30-an tahun.

Bagaimana jika usianya di atas 40 tahun? Jawabannya ada pada John Burridge.

Meski asli Inggris, Burridge bukan pensiunan pemain Liga Premier yang populer layaknya Steven Gerrard, Michael Owen, Gary Neville, Alan Shearer, David Beckham, atau Paul Scholes. Sebab, sepanjang 30 tahun karier di Negeri Ratu Elizabeth II, sosok kelahiran Workington, 3 Desember 1951, itu hanya membela klub-klub medioker.

Namun, Burridge boleh bangga. Namanya abadi di statistik rekor era Liga Premier. Saat membela Manchester City pada 1994/1995, dia adalah debutan paling tua. Pada 29 April 1995, Burridge menginjak usia 43 tahun 26 hari. Ketika itu, dia mendapat kesempatan bermain sebagai pengganti di babak II melawan Newcastle United.

Momen bersejarah itu tidak hanya menjadikan Burridge debutan tertua, melainkan juga pemain paling uzur yang merumput di kompetisi sepakbola kasta tertinggi Inggris (termasuk era sebelum Liga Premier). Rekor unik tersebut masih bertahan hingga musim ini.

Catatan Burridge sempat coba dipecahkan pemain-pemain Liga Premier masa kini. Sebut saja Leon Clarke yang berusia 34 tahun saat menjalani debut untuk Sheffield United pada 28 September 2019. Ada lagi Bruno Santor Grau bersama Brighton and Hove Albion dalam usia 36 tahun 10 bulan pada 12 Agustus 2017. Lalu, Graham Alexander dalam usia 37 tahun bersama Burnley pada 15 Agustus 2009.

Meski memiliki rekor unik, The Citizens bukan satu-satunya klub kasta tertinggi yang diperkuat Burridge. Sepanjang karier, dia bermain untuk 29 klub dari berbagai kasta. Khusus di divisi atas, dia pernah bermain untuk Aston Villa pada 1975-1978. Saat itu, kompetisi masih bernama Divisi I dan dia bermain 65 kali dan membantu The Villans memenangkan Piala Liga 1976/1977.

Libero.id

Kredit: cpfc.co.uk

Selain Man City dan Villa, dan Burridge juga pernah membela Crystal Palace. Dia juga tercatat sempat memperkuat Wolverhampton Wanderers, Derby County, Sheffield United, Southampton, hingga Newcastle United.

Selebihnya, Burridge bermain di klub-klub kasta bawah seperti Dunfermline Athletic, Dumbarton, Falkirk, Notts County, Witton Albion, Darlington, Grimsby Town, Queen of the South, hingga Blyth Spartans. Burridge juga sempat membela klub dari Skotlandia seperti Hibernian.

Namun, salah satu yang paling berkesan adalah keberadaan Burridge di Palace pada 1978-1980. Dia bergabung ke klub London Selatan tersebut ketika Terry Venables menjadi nakhoda.

"Terry (Venables) datang ke saya dan bertanya apa yang bisa saya lakukan untuk klubnya. Saya katakan kepada dirinya bahwa saya adalah kiper terbaik yang dimiliki Inggris. Awalnya saya agak gugup saat dimainkan karena saya harus meyakinkan dia bahwa saya memang kiper yang bagus. Pelan dan pasti saya bisa melakukannya," kata Burridge dalam sebuah kesmepatan, di situs resmi The Eagles.

Burridge bergabung dengan Palace setelah sempat dipinjamkan Villa ke Southend United pada 1978. Ketika masa depannya di Villa Park, Birmingham, tidak jelas, Burridge memilih menerima ajakan Venables.

"Setelah melihat saya bermain, pelatih mengatakan saya bukan kiper terbaik yang pernah dilihatnya. Dia bilang saya adalah kiper yang jago dalam mengorganisasi permainan dan saya adalah motivator yang handal. Itulah mengapa dia membeli saya. Dia bilang saya memiliki kepribadian yang dibutuhkan untuk timnya ketika itu," tambah Burridge.

Uniknya, pada semua klub yang dibelanya, Burridge punya ciri khas yang tidak dimiliki pemain-pemain lain. Saat pemanasan, dia akan berakrobat dengan berjalan menggunakan tangan, kakinya di atas, dan diakhiri dengan salto. Setiap melakukan aksinya, para penonton bertepuk tangan meriah. Tidak peduli dia pemain lawan atau kawan.

"Sepakbola adalah hiburan. Jika saya bermain di era sekarang, saya akan kaya dan stadion milik tim yang saya bela akan selalu penuh. Sayang, saya aktif di era ketika sepakbola hanyalah kompetisi tanpa memikirkan sisi komersialnya," ungkap mantan penjaga gawang berpostur 180 cm itu.

Bukan hanya menghibur penonton dengan akrobatnya. Burridge juga dikenal sebagai pesepakbola yang memperhatikan asupan gizi. Pada 1970 dan 1980-an para pemain dianjurkan mengkonsumsi steak, ikan, keripik kentang, dan meminum teh sebelum pertandingan. Tapi, Burridge tidak melakukannya.

Dia justru meminum segelar air putih dan memakan makanan yang mengandung banyak nutrisi. Burridge juga membuat smoothie dari berbagai buah-buahan segar. Itu adalah konsep yang sangat asing pada masa itu dan baru diterapkan para ahli gizi di olahraga pada masa sekarang.

Baca Berita yang lain di Google News




  • 0%Suka
  • 0%Lucu
  • 0%Sedih
  • 0%Kaget

Opini

(500 Karakter Tersisa)

Artikel Pilihan


Daun Media Network