Kisah Dia Saba, Pemain Israel Pertama di Klub Jazirah Arab

"Untuk pertama kalinya dalam sejarah, pemain asal Israel diizinkan bermain di kompetisi UEA."

Biografi | 07 October 2020, 11:11
Kisah Dia Saba, Pemain Israel Pertama di Klub Jazirah Arab

Libero.id - Normalisasi hubungan diplomatik antara Isreal dengan Uni Emirat Arab (UEA) berdampak pada sepakbola. Untuk pertama kalinya dalam sejarah, pemain asal Israel diizinkan bermain di kompetisi UEA.

Dalam satu pekan terakhir, Dia Saba menjadi pemain yang paling banyak diperbincangkan di media-media mainstream maupun sosial di Timur Tengah. Penyebabnya, kontrak profesional yang ditandatangani gelandang serang berkebangsaan Israel itu dengan Al-Nasr Dubai.

"Selamat datang Dia Saba di Benteng Biru (sebutan kandang Al-Nasr, Al Maktoum Stadium)," tulis Al-Nasr di akun Twitter resminya pekan lalu, disertai video perkenalan pemain bernomor punggung 9 tersebut.

Libero.id

Kredit: alnasrclub.com

Untuk mendapatkan jasa sang pemain, manajemen Al-Nasar harus membayar biaya transfer USD2,9 juta kepada klub lama Saba di Liga Super China, Guangzhou R&F. Di Negeri Tirai, Saba bermain 2 musim dengan 36 penampilan plus 18 gol.

Di kampung halamannya, Saba adalah pemain yang cukup terkenal. Layaknya Cristiano Ronaldo di Portugal atau Lionel Messi di Argentina, pemuda berusia 27 tahun tersebut memiliki rekam jejak karier yang pantas dibanggakan. Bermain untuk Israel U-19 dan U-21, Saba mempunyai 10 caps untuk timnas senior.

Selain itu, Saba menyandang status sebagai pesepakbola termahal Israel. Rekor tersebut dia catatkan pada 2019 ketika meninggalkan Hapoel Be'er Sheva untuk bermain di Guangzhou. Saat itu, nilai transfer Saba mencapai USD5,8 juta.

Hal menarik lain dari Saba adalah latar belakang keluarganya. Meski berpaspor Israel, dia merupakan pemain keturunan Arab. Lahir di Majd Al-Krum, 18 November 1992, Saba beretnis Arab dan beragama Islam. Sepupunya, Ahmad Saba'a, sempat berkarier sebagai pemain di sejumlah klub Israel dan sekarang tercatat sebagai pelatih Hapoel Bu'eine.

Saba memulai karier di skuad junior Hapoel Haifa sebelum pindah ke Beitar Nes Tubruk. Pada musim panas 2011, Saba bergabung dengan Maccabi Tel Aviv dan bermain di bawah asuhan Motti Ivanir. Tapi, dia hanya membuat dua penampilan selama empat bulan sehingga dipinjamkan ke Hapoel Be'er Sheva hingga akhir musim.

Pada 21 Januari 2012, Saba melakukan debut untuk Hapoel Be'er Sheva dan mencetak 2 gol dalam kemenangan 2-0 atas Hapoel Haifa. Saba kemudian kembali dipinjamkan selama setengah musim sebelum pindah ke Bnei Sakhnin pada Februari 2013. Dia memainkan 10 pertandingan liga, tapi  gagal mencetak gol.

Sebelum musim 2013/2014, Saba menandatangani kontrak dengan Maccabi Petah Tikva. Musim berikutnya, dia menandatangani kontrak dua tahun dengan Maccabi Netanya. Dia bermain dengan Netanya selama empat tahun dan mencetak 51 gol dalam 114 penampilan di semua kompetisi, termasuk 24 gol liga pada 2017/2018.

Pada 17 September 2018, Saba kembali ke Be'er Sheva saat Hapoel membayar Maccabi Netanya dengan rekor biaya transfer 2 juta euro. Saba menandatangani kontrak 4 tahun dengan Be'er Sheva senilai 1,6 juta euro. Dia melakukan debut di kandang melawan Bnei Yehuda, dalam pertandingan tanpa gol. Saba mencetak gol pertamanya untuk Be'er Sheva pada 6 Oktober 2018 dalam kemenangan 4-1 atas Maccabi Petah Tikva.

Pada musim dingin 2019, Saba pindah ke klub Liga Super China, Guangzhou R&F. Di sana dia bergabung dengan sesama striker tim nasional Israel, Eran Zahavi. Sekarang, dia berada di UEA.

Saba bisa diterima di Jazirah Arab setelah UEA bersama Bahrain melakukan normalisasi hubungan diplomatik dengan Israel di Washington DC, 15 September 2020. Hasil kesepakatan itu menjadikan UEA punya Kedutaan Besar di Tel Aviv. Begitu pula Israel di Dubai.

Langkah kedua negara monarki tersebut mengikuti jejak sejumlah negara Islam lain yang telah lebih dulu mempunyai hubungan diplomatik dengan Israel. Sebut saja Mesir dan Yordania. Ada lagi Turki.

Selain dikontraknya Saba oleh Al-Nasr, normalisasi hubungan diplomatik Israel dengan UEA juga membuka keran investasi di sepakbola. Bulan lalu, perusahaan investasi milik Sheikh Mansour bin Zayed Al Nahyan, Abu Dhabi United Group, melakukan penawaran untuk menginvestasikan dana segar kepada klub paling rasialis di dunia, Beitar Jerusalem.

Jika langkah itu sukses, wajah Beitar akan berubah secara signifikan. Semua tahu, Abu Dhabi United Group adalah pemilik sejumlah klub sepakbola terkenal dunia seperti Manchester City, New York City FC, hingga Yokohama F Marinos.

Baca Berita yang lain di Google News




  • 0%Suka
  • 0%Lucu
  • 0%Sedih
  • 0%Kaget

Opini

(500 Karakter Tersisa)

Artikel Pilihan


Daun Media Network