Unik dan Gila! Mark Hughes Pernah Main 2 Kali dalam 1 Hari di 2 Negara Berbeda

"Dunia mengenal Mark Hughes sebagai legenda Manchester United. Ini kisah dia harus memperkuat Wales dan Bayern Muenchen di hari yang sama."

Biografi | 08 November 2020, 03:16
Unik dan Gila! Mark Hughes Pernah Main 2 Kali dalam 1 Hari di 2 Negara Berbeda

Libero.id - Sejak dipecat Southampton pada 2 Desember 2018, Mark Hughes belum memiliki pekerjaan lagi. Sambil menunggu tawaran yang datang, pria asal Wales tersebut sesekali menyempatkan diri muncul di televisi sebagai analis pertandingan Liga Premier.

Sebelum melatih Wales, Blackburn Rovers, Manchester City, Fulham, Queens Park Rangers, Stoke City, dan Soton, Hughes sempat menyandang status sebagai salah satu pemain paling berbakat The Dragons. Dia punya 72 caps dan 16 gol sebagai gelandang maupun penyerang Wales.

Hughes muda adalah sosok yang sangat dihormati ketika membela sejumlah klub di Inggris, Spanyol, hingga Jerman. Tim-tim tersebut antara lain Manchester United, Barcelona, Bayern Muenchen, Chelsea, Southampton, Everton, hingga pensiun bersama Blackburn pada 2002.

Selain bermain dan melatih, Hughes juga seorang penulis buku jempolan. Dia punya dua karya autobiografi yang berjudul "Sparky-Barcelona, Bayern and Back-Autobiography" dan "Hughesie-The Red Dragon". Buku yang dirilis pada 1990 dan 1994 itu menceritakan pengalaman pria kelahiran Ruabon, 1 November 1963, tersebut saat menjadi pemain klub sekaligus timnas.

Ada satu kisah unik ketika Hughes masih aktif bermain yang diceritakan dalam buku tersebut. Pada 11 November 1987, dia harus bermain di dua tempat dalam satu hari. Pemilik postur 180 cm tersebut diwajibkan memperkuat Wales dan Bayern di hari yang sama. Hanya waktu kick-off yang berbeda.

Bagaimana mungkin? Pengalaman unik dan langka itu berawal saat Hughes masih berstatus pemain timnas sekaligus pesepakbola yang dipinjam FC Hollywood dari El Barca.

Ketika itu, jadwal pertandingan dari FIFA tidak sebagus saat ini sehingga bisa saja aganda klub dan timnas bentrok. Hughes dipanggil membela Wales menghadapi Cekoslovakia di Praha pada laga lanjutan Kualifikasi Euro 1988. Pertandingan dilangsungkan pada pukul 17.30 waktu Eropa Timur. Dia dipercaya bermain 90 menit. Tapi, The Dragons menyerah 0-2.

Hughes tidak punya banyak waktu untuk meratapi kekalahan tersebut. Dia harus segera kembali ke Jerman Barat untuk bermain pada putaran II DFL-Ligapokal melawan Borussia Moenchengladbach. Tenaganya dibutuhkan Jupp Heynckes untuk membawa Bayern ke fase selanjutnya.

Penerbangan dari Praha ke Muenchen dimungkinkan karena perbedaan waktu. Waktu di Jerman Barat (Eropa Barat) lebih lambat dari Cekoslovakia sehingga Hughes sampai di stadion beberapa menit setelah pertandingan dilaksanakan. Skor sementara Bayern tertinggal 0-1.

Namun, beda dengan laga Wales, Hughes memang tidak masuk starting line-up FC Hollywood menghadapi Gladbach. Dia baru masuk lapangan pada babak kedua saat menggantikan Ludwig Kogl. Bayern akhirnya lolos ke putaran selanjutnya setelah menang 3-2 di Olympiastadion.

Dalam wawancara dengan BBC Wales pada 1989, Hughes menjelaskan bahwa ide bermain di dua pertandingan itu diprakarsai oleh General Manager Bayern, Uli Hoeness. "Dia tahu saya bermain untuk Wales pada Rabu malam, malam yang sama dengan pertandingan piala itu (DFL-Ligapokal)," kata Hughes.

"Sepintas lalu dia bertanya tentangan waktu pertandingan saya (Wales). Saya menjawab sekitar 15.30 atau 14.00. Sejak saat itu dia membuat panggilan telepon dan kembali ke saya sambil berkata bahwa mungkin saya bisa bermain untuk Wales dan Bayern pada malam yang sama. Saya pikir dia hanya bercanda. Tapi, jelas dia serius. Jadi, dialah yang mengatur segalanya," ungkap Hughes.

Ketika tahu Hughes menjalani aksi konyol, Legenda Inggris yang sempat menjadi rekan setim di Barcelona, Gary Lineker, angkat suara. Saat itu, dia menghubungi Hughes untuk menanyakan kondisinya. Bahkan, kepada media Inggris, Lineker sempat marah dan tidak terima dengan perlakukan Bayern.

"Itu bukan profesional karena tidak mungkin melakukan hal gila. Mark (Hughes) itu hanya mencintai sepak bola dan dia rela melakukannya," ujar Lineker saat itu, dilansir These Football Times.

Lineker dan Hughes memang memiliki hubungan yang sangat dekat sebagai sesama pesepakbola dari Britania Raya yang merantau ke Spanyol. Pada masa itu, Hughes menemani Lineker merumput di Camp Nou. Tapi, nasib Hughes tidak sebaik Lineker lantaran harus dibuang ke Bayern karena dinilai kurang produktif.

"Saya tidak bisa (bicara) Bahasa Spanyol. Saya juga tidak punya mobil. Karena itu, saya hanya berada di Camp Nou selama enam bulan hingga akhirnya dipinjamkan. Itu berbeda dengan Gary yang memiliki gaya bermain lebih sesuai dengan kompetisi di Spanyol. Sedangkan gaya agresif saya tidak disukai wasit (di Spanyol)," ungkap Hughes menjawab hubungannya dengan Lineker.

Setelah selesai dengan peminjaman di Bayern, Hughes memutuskan kembali ke Inggris. Dia membela MU pada 1988 dan bertahan hingga 1995. Sir Alex Ferguson sendirilah yang meminta Hughes datang dan bermain di Old Trafford.

Bersama The Red Devils, Hughes cukup sukses. Dia membantu mempersembahkan trofi Liga Premier (1992/1993, 1993/1994), Piala FA (1984/1985, 1989/1990, 1993/1994), Piala Liga (1991/1992), Charity Shield (1990, 1993, 1994), Piala Winners (1990/1991), serta Piala Super Eropa (1991).

Baca Berita yang lain di Google News




  • 0%Suka
  • 0%Lucu
  • 0%Sedih
  • 0%Kaget

Opini

(500 Karakter Tersisa)

Artikel Pilihan


Daun Media Network