Kisah Penipuan Wanderley, "Pemain Indonesia" Pertama di Liga Uni Emirat Arab

"Orang Brasil, Wanderley justru tidak memiliki paspor bertuliskan "Republica Federativa do Brasil", melainkan "Republik Indonesia". Padahal bukan WNI. Kok bisa?"

Biografi | 04 January 2021, 13:18
Kisah Penipuan Wanderley, "Pemain Indonesia" Pertama di Liga Uni Emirat Arab

Libero.id - Pada 2016, Wanderley Santos Monteiro Junior tiba-tiba populer di Indonesia, meski belum pernah merumput di Liga Indonesia. Penyerang asal Brasil yang sedang bermain di Liga Uni Emirat Arab (UEA) menggunakan paspor Indonesia. Kok, bisa?

Lahir di Campinas, 11 Oktober 1988, Wanderley masih aktif menjadi pemain profesional di klub kampung halamannya, Ponte Preta. Berposisi sebagai penyerang, Wanderley juga mengawali karier di klub tersebut pada 2006. Dia menimba ilmu di Akademi Ponte Preta sejak usia 6 tahun.

Setelah tampil bagus untuk Ponte Preta, Wanderley dikontrak Cruzeiro 3 tahun pada 2008. Tapi, dia justru lebih banyak dipinjamkan ke Santo Andre, Sao Caetano, dan Gremio Barueri sebelum bergabung dengan Flamengo pada Januari 2011.

Hanya bertahan 6 bulan di klub elite Rio de Janeiro tersebut, Wanderley mendapatkan tawaran bermain di Timur Tengah. Pada 6 Juli 2011 diumumkan bahwa Wanderley telah menandatangani kontrak dengan tim Qatar, Al-Arabi, dengan bayaran USD2 juta. Dia diberi nomor punggung 33. Itu nomor yang sama dengan yang dia pakai di Flamengo.

Wanderley melakukan debut di babak grup Piala Sheikh Jassim 2011, 15 Agustus 2011, mencetak 2 gol dalam kemenangan 3-0 atas Al-Wakrah. Sembilan hari kemudian dia mencetak 2 gol lagi, saat timnya memenangkan final melawan Umm Salal.

Sayang, pada 17 September 2011, dalam pertandingan pertama Liga Qatar 2011/2012, Wanderley menderita cedera ligamen. Itu membutuhkan operasi sehingga harus absen selama sisa musim ini.

Wanderley bermain 3 musim di Qatar sebelum datang tawaran dari UEA. Dia kontrak dengan Al-Sharjah jelang musim 2014/2015. Dia bergabung dengan mantan pelatihnya di Ponte Preta, Paulo Bonamigo. Wanderley mengakhiri musim ini dengan 17 gol dan berada di posisi 3 daftar pencetak gol terbanyak 2014/2015.

Berhubung permintaan kenaikan gaji dua kali lipat tidak dikabulkan Al-Sharjah, Wanderley bergabung dengan Al-Nasr pada Juli 2016. Dia menandatangani kontrak 3 tahun. Tapi, berbeda dengan dua klub Arab sebelumnya, keputusan Wanderley bergabung dengan Al-Nasr salah. Kariernya hancur. Bukan karena cedera atau permainan yang buruk, melainkan penipuan administrasi.

Kesalahan fatal diambil Wanderley ketika menyerahkan paspor sebagai dokumen yang hendak didaftarkan Al-Nasr ke operator liga. Dia tidak menyerahkan paspor bertuliskan "Republica Federativa do Brasil", melainkan "Republik Indonesia".

Awalnya, hal itu tidak ketahui publik Asia, khususnya Indonesia. Hanya suporter dan manajemen klub asal Dubai tersebut  yang mengetahui bahwa Wanderley merupakan "pemain naturalisasi Indonesia".

Al-Nasr melakukannya agar Wanderley tetap bisa bermain di Liga UEA maupun Liga Champions Asia (LCA) 2016. Pasalnya, saat itu, kompetisi tertinggi UEA memang hanya memperbolehkan mengontrak 3 pemain asing dari luar Asia dan 1 dari Asia. Sementara Al-Nasr sudah memiliki 3 pemain asing, yang semuanya dari luar Asia. Dengan bangga, mereka memperkenalkan Wanderley sebagai pemain Indonesia pertama di Liga UEA.

Namun, penipuan itu terbongkar akibat postingan sebuah akun Twitter di UEA yang membahas sepakbola, @UAEKick, semuanya berubah. Akun itu memasang foto Wanderley berseragam A-Nasr dengan disertai bendera Indonesia dan tulisan dalam Bahasa dan Aksara Arab yang menjelaskan bergabungnya sang pemain ke Al-Nasr.

Sebelum dihapus dari lini masa, postingan itu ternyata menghebohkan dunia maya Indonesia. Protes dilancarkan. Akun media sosial sang pemain, Al-Nasr, Liga UEA, hingga AFC dihujani serangan dari warganet Indonesia. Bahkan, Imigrasi Indonesia segera melakukan penyelidikan. Hasilnya, tidak pernah ada paspor Indonesia atas nama Wanderley.

Akibat kesalahan itu sangat fatal. AFC memutuskan menangguhkan status Wanderley. AFC membatalkan kemenangan 3-0 Al-Nasr atas El Jaish (Qatar) pada pertandingan fase grup LCA. Saat itu, Wanderley mencetak 2 gol. Al-Nasr dianggap menggunakan pemain ilegal.

Hukuman dilanjutkan dengan larangan bagi Al-Nasr untuk berkompetisi di Asia selama 2 tahun hingga 2019. AFC menyatakan Al-Nasr sengaja memalsukan dokumen untuk mendapatkan keuntungan yang melanggar kode disiplin AFC.

Sebagai orang yang memalsukan identitas, Wanderley juga tidak luput dari hukuman. Dia mendapatkan skorsing 3 bulan larangan beraktivitas di sepakbola. Hukuman bertambah dengan larangan bermain 10 pertandingan di Liga UEA dari Asosiasi Sepakbola UEFA (UEA FA) setelah skorsing 3 bulan Wanderley berakhir.

Wanderley kembali dari larangan bermain pada 11 Maret 2017. Tidak lagi menjadi WNI, Wanderley kembali ke paspor lamanya, Brasil, dan langsung mencetak penalti pada menit akhir dalam kemenangan 4-0 atas Al-Shabab.

Pada musim 2017/2018, Wanderley memulai kompetisi dengan semangat untuk melupakan masa lalunya. Tapi, cedera lutut lainnya pada pertandingan ketiga liga melawan Al-Jazira membuatnya  absen selama beberapa bulan. Dia kembali bermain pertandingan pada Desember 2017 dan Januari 2018. Tapi, pada 14 Maret 2018, dia dilepas Al-Nasr.

Dari UEA, Wanderley kembali ke Brasil untuk bermain di Coritiba pada Divisi II 2019. Tapi, cedera menghambat kariernya. Lalu, pada 2020, dia kembali ke klub masa kecilnya, Ponte Preta. Saat ini Ponte Preta bermain di Divisi II.

Baca Berita yang lain di Google News




  • 0%Suka
  • 0%Lucu
  • 0%Sedih
  • 0%Kaget

Opini

(500 Karakter Tersisa)

Artikel Pilihan


Daun Media Network