Kisah Ivan Campo, Si Kribo Dicap Sebagai Preman Legenda Bolton Wanderers

"Ivan Campo justru tampil moncer bersama Bolton Wanderers setelah meninggalkan Real Madrid."

Biografi | 30 January 2021, 02:23
Kisah Ivan Campo, Si Kribo Dicap Sebagai Preman Legenda Bolton Wanderers

Libero.id - Saat berkarier di Liga Premier, Ivan Campo tidak terlihat seperti pemain pada umumnya. Pria yang kini berusia 46 tahun itu memiliki penampilan rambut yang dianggap cukup gila oleh sebagian besar orang.

Pria asal Spanyol bernama lengkap Ivan Campo Ramos ini mengawali karier di Liga Premier saat membela Bolton Wanderers. Campo membela The Trotters sebagai pemain pinjaman dari Real Madrid pada 2002.

Tapi, karena penampilan apiknya bersama Bolton, manajemen akhirnya merekrutnya setahun kemudian. Mantan bek tim nasional Spanyol dan Bosque ini memperkuat The Trotters hingga 2008 dengan sumbangsih 13 gol dari 171 penampilan.

Banyak pihak saat itu kagum dengan kinerja sosok kelahiran San Sebastian, 21 Februari 1974, tersebut. Tak jarang pula yang menyindir penampilan Campo. Salah satunya mantan komentator Sky, Rodney Marsh, yang menyebut Campo layaknya seorang badut.

Anggapan itu cukup realistis merujuk penampilannya saat itu. Dengan gaya rambut panjang kribo, Campo lebih sering dianggap seperti preman. Status itu makin melekat karena riwayat indisipliner Campo saat merumput di kompetisi terbaik Inggris tersebut.

Tapi, bagi sebagian besar penggemarnya di Bolton, Campo tetap dianggap sebagai seorang legenda. Anggapan itu sepertinya masih berlaku hingga hari ini.

Banyak berita yang menyebut dirinya sangat dihormati, apalagi dengan sederet penghargaan cemerlang bersama Bolton. Reputasi itu yang membuat namanya sempat dipergunakan oleh band indie dari Preston. Remaja yang tinggal di Horwich, London, saat itu tak sungkan menggunakan namanya di suatu tempat.

Yang jelas, Campo memulai karier sepak bolanya dari Segunda Division B, Alaves, pada 1993. Dia kemudian pindah ke Real Madrid lima tahun kemudian, di mana dirinya adalah pemain kunci saat El Real memenangkan Liga Champions dua tahun kemudian. Dua tahun setelah itu, mimpi itu berubah menjadi suram ketika Campo menjadi kambing hitam untuk masalah yang terjadi di klub pada saat itu.

Masalah itu mulai meredupkan cahayanya di Santiago Bernabeu hingga rela dipinjamkan ke Bolton. Kepindahan itu sebenarnya hanya bersifat sementara, tapi Campo sepertinya sudah jatuh cinta kepada Bolton. Sulit dipercaya bagi sebagian orang bahwa dirinya lebih suka Bolton ketimbang Madrid.

Tak hanya itu, Campo pernah dikabarkan menyebut Kota Lancashire memiliki pusat budaya lebih baik ketimbang Madrid. Dia menilai Bolton sebagai tempat yang modern.

Alasan itu yang membuatnya betah tinggal di Bolton. Apalagi, kehadiran Sam Allardyce, pelatihnya saat itu, turut membantu Campo mencapai puncak performa terbaiknya. Mereka membawa Bolton masuk posisi delapan besar berturut-turut antara 2003 dan 2007 dan sukses menempati posisi 32 besar Piala UEFA.

Di bawah tangan dingin Allardyce, Bolton disulapnya sebagai salah satu tim disegani. Itu tak lepas dari keberadaan figure para Legenda macam Youri Djorkaeff, Jay-Jay Okocha, hingga Nicolas Anelka. Belum lagi konsistensi Kevin Davies dan Kevin Nolan yang selalu dikenang seumur hidup oleh para penggemar The Trotters.

Allardyce juga menyulap Campo sebagai bek tengah mumpuni, meski Campo mendapat 46 kartu kuning dan dua kartu merah sepanjang kariernya di Bolton. Catatan itu tak menjadi masalah bagi para penggemar Bolton, karena mereka menganggap Campo adalah legenda yang memiliki kemampuan hebat dalam menjegal lawan dan mengoper bola.

Bagi sebagian besar orang yang belum mengerti, mungkin terasa aneh ketika bek tengah pemenang Liga Champions akan menukar kariernya yang gemilang di Bernabeu dengan kotoran dan pasir di Bolton. Yang lebih penting adalah ikatan yang dia miliki dengan para penggemar, di mana Campo akan selamanya menjadi pahlawan Basque untuk Bolton.

Baca Berita yang lain di Google News




  • 0%Suka
  • 0%Lucu
  • 0%Sedih
  • 0%Kaget

Opini

(500 Karakter Tersisa)

Artikel Pilihan


Daun Media Network