Kisah Pemain Baru Persela Melvyn Lorenzen, Saat Bingung Tentukan Timnas

"Dia memiliki hak membela tiga timnas: Jerman, Inggris dan Uganda."

Biografi | 14 April 2021, 02:45
Kisah Pemain Baru Persela Melvyn Lorenzen, Saat Bingung Tentukan Timnas

Libero.id - Melvyn Lorenzen mencuri perhatian saat Persela Lamongan menjalani pertandingan terakhir Piala Menpora 2021 versus Persik Kediri. Baru bergabung di laga kedua, pemain asal Uganda itu langsung mencetak 2 gol untuk membuat skor akhir imbang 2-2. Kini, masa depan Lorenzen di Liga 1 tergantung hasil evaluasi manajemen.

Penyerang, gelandang serang, atau winger berpostur 189 cm tersebut datang ke sepakbola Indonesia dengan curriculum vitae yang layak. Meski rehat sekitar 1,5 tahun karena pemulihan sejumlah cedera dan pembatasan sosial akibat pandemi Covid-19, jam terbang Lorenzen cukup bagus.

Tinggal di Jerman sejak kanak-kanak, Lorenzen bergabung dengan SpVgg Putlos dan Oldenburger SV untuk belajar teknik-teknik dasar sepakbola. Kemudian, pada usia 13 tahun, dia diterima bergabung dengan Akademi Holstein Kiel.

Holstein adalah klub Bundesliga 2 yang berbasis di Kiel dan terkenal melahirkan sejumlah pesepakbola papan atas Jerman masa lalu seperti Ottmar Walter, Andreas Koepke, Franz-Josef Hoenig, Andre Trulsen, hingga Andre Breitenreiter.

Setelah lulus, Lorenzen bergabung dengan Werder Bremen pada usia 19 tahun. Dianggap sebagai salah satu talenta berbakat, pesepakbola kelahiran 26 November 1994 tersebut menjalani debut Bundesliga pada 5 Oktober 2013 melawan VfB Stuttgart. Dia menggantikan Eljero Elia setelah 88 menit dengan hasil imbang 1-1 di Mercedes-Benz Arena.

Pada 13 Desember 2014, Lorenzen memainkan pertandingan Bundesliga pertama sebagai anggota starting line-up. Di pertandingan tersebut dia mencetak gol dalam hasil imbang 3-3 melawan Hannover.

Sayang, penampilan bagus Lorenzen pada 2014/2015 harus berakhir lebih cepat. Pada 28 Januari 2015, dia mengalami cedera cukup serius pada meniskus di lutut kanannya. Tim medis Bremen mengambil keputusan Lorenzen harus menjalani operasi, 2 hari kemudian.

Cedera tersebut ternyata harus membuat Lorenzen absen sekitar 9 bulan. Dia baru menjalani penampilan pertama pada musim 2015/2016 dalam kekalahan 0-1 dari Bayern Muenchen pada 17 Oktober 2015. Saat itu, dia bermain sejak kick-off dan diganti setelah bermain 59 menit.

Ternyata, dampak cedera lutut sangat besar bagi Lorenzen. Permainannya menurun drastis. Akibatnya, Bremen menempatkan Lorenzen di tim cadangan yang berkompetisi di 3.Liga (Divisi III). Kontraknya juga diputus Bremen setelah bermain untuk tim cadangan pada musim 2016/2017. Dia pergi dengan catata 14 laga Bundesliga dan 1 gol.

Dengan status free agent, Lorenzen pergi ke Belanda. Dia menjalani trial di ADO Den Haag dan lolos. Dia bermain di Eredivisie 2017/2018. Dengan kontrak 2 tahun, dia melakukan debut melawan FC Utrecht dengan kekalahan 0-3.

Selama 2 musim di Den Haag, penampilan Lorenzen cukup bagus. Dia mendapatkan kesempatan 42 kali bermain di Eredivisie dengan memproduksi 3 gol. Sayang, pada akhir musim 2018/2019, kontraknya tidak diperpanjang karena manajemen dan tim pelatih telah memiliki pemain pengganti yang dinilai lebih bagus.

Lorenzen akhirnya terdampar ke Ukraina demi membela Karpaty Lviv untuk musim 2019/2020. Tapi, akibat cedera yang kembali kambuh, kontraknya diputus pada Desember 2019. Setelah itu dia tanpa klub hingga tawaran membela Persela di Piala Menpora datang.

"Berada di lapangan lagi dan berkompetisi setelah istirahat selama 15 bulan adalah hal yang luar biasa. Terima kasih kepada Persela karena mengizinkan saya bergabung dengan tim untuk Piala Menpora 2021. Terima kasih," tulis Lorenzen di akun Instagram resminya, @melvynlo33.

Selain lamanya beristirahat, hal menarik lain dari Lorenzen adalah kewarganegaraan. Lorenzen lahir di London dari ayah yang berasal dari Uganda dan ibu asli Jerman. Dia tumbuh di Jerman dan nama belakangnya tidak berasal dari sang ayah, melainkan ibu. Sebab, nama ayahnya adalah Drake Mugisa.

Dengan status seperti itu, Lorenzen memiliki hak untuk membela tiga tim nasional. Ditambah sorot kamera yang tertuju padanya di usia 19, 20, 21 tahun, Lorenzen sempat menjadi rebutan Jerman, Inggris, dan Uganda.

Itu bukan keputusan mudah untuk diambil. Sebagai orang Jerman, ibunya meminta Lorenzo membela Der Panzer. Tapi, panggilan dari Joachim Loew tidak pernah didapatkan. Justru, Asosiasi Sepakbola Uganda (FUFA) yang menunjukkan keseriusannya. Masalahnya, itu terbentur izin sang ibu.

Tapi, sebagai profesional, Lorenzen tidak bisa menunggu terlalu lama surat dari Asosiasi Sepakbola Jerman (DFB). Dia juga sadar diri bahwa Der Panzer memiliki sangat banyak bakat hebat yang matang di banyak klub elite Eropa. Dia pesimistis akan bisa memperkuat Jerman di ajang internasional.

"Hati Melvyn Lorenzen hanya ada untuk Uganda. Saya tidak pernah terkejut jika pada akhirnya dia lebih memilih negara asal ayahnya," kata Pelatih Uganda pada 2013-2017, Milutin Sredojevic, dilansir BBC Sport.

Panggilan resmi akhirnya datang pada akhir musim 2015/2016. Lorenzen menjalani debut membela Uganda saat beruji coba melawan Zimbabwe, 31 Mei 2016. Sayang, pada pertandingan tersebut, The Cranes menyerah 0-2, meski Lorenzen bermain cukup bagus di lini serang.

"Kehadiran pemain ini memberi kami dorongan ekstra karena banyak pemain kami yang akan absen di pertandingan (Kualifikasi Piala Afrika). Jadi, saya senang dengan kehadirannya. Kini, kami akan berkonsentrasi pada apa yang saat ini kami miliki di tim untuk menyelesaikan misi kami," tambah Sredojevic saat itu.

Tapi, sama seperti karier di klub terdahulu, perjalanan Lorenzen di timnas juga tidak panjang. Hingga pindah ke Indonesia, dia baru memiliki 1 caps, yang didapatkan saat menjalani debut melawan Zimbabwe.

Baca Berita yang lain di Google News




  • 0%Suka
  • 0%Lucu
  • 0%Sedih
  • 0%Kaget

Opini

(500 Karakter Tersisa)

Artikel Pilihan


Daun Media Network