Libero.id - Ikon Barcelona itu secara resmi telah menandatangani kontrak dua tahun dengan Les Parisiens dan ia kemungkinan akan bersaing dengan Icardi,  Neymar dan Kylian Mbappe dalam perebutan trisula penyerang PSG.

Lionel Messi kini telah menjadi pemain Paris Saint-Germain.

Untuk pertama kalinya dalam karirnya, Legenda Argentina itu akan bermain untuk klub yang bukan Barcelona, ​​setelah meninggalkan Camp Nou dalam keadaan penuh emosional akhir pekan lalu.

Ini menandai satu kemunduran dalam karier Messi, namun satu lompatan besar bagi PSG karena mereka kembali sukses mendatangkan pemain kelas dunia yang transfernya bisa dibilang lebih besar daripada saat mereka mendatangkan Neymar dari Barca pada 2017 lalu dengan biaya sebesar 222 juta Euro.

Usai memenangkan penghargaan internasional pertamanya bersama Tim Tango di ajang Copa America 2021, Messi sekarang akan berusaha untuk membungkam apa yang banyak kritikus sepakbola katakan soal kariernya jika tidak bersama Blaugrana.

Tentu saja memenangkan gelar Ligue 1 tidak akan membantynya; ia harus memimpin PSG meraih gelar Liga Champions pertama mereka. Tapi bagaimana Mauricio Pochettino kini menggunakan kapten Argentina itu untuk mewujudkan impian besar Les Parisiens ? berikut tiga formasi idela untuk meletakan Messi.

Formasi 4-2-3-1

Pochettino dikenal sebagai pelatih yang suka menggunakan sistem formasi 4-2-3-1 dan itu terbukti dengan beberapa klub eropa yang pernah ia tangani, salah satunya adalah Tottenham Hotspur.

Messi mungkin memakai kaos No.30 tetapi ia akan beroperasi dalam peran No.10 dalam sistem ini, dengan Neymar yang akan bermain di kiri serta  Angel Di Maria beroperasi di kanan.

Sementara itu Kylian Mbappe akan memimpin lini depan PSG.

Empat penyerang all-star ini akan didukung oleh Gini Wijnaldum dan Marco Verratti, yang kemungkinan akan bermain sebagai gelandang bertahan.

Achraf Hakimi akan beroperasi di sebelah kanan dan akan memberikan banyak umpan silang dari posisinya sebagai  full-back, dengan Juan Bernat kemungkinan akan diminta untuk bermain dengan cara yang lebih defensif di sebelah kiri.

Formasi 4-3-3

Dalam formasi ini, Pochettino harus merelakan Di Maria keluar dari starting XI.

Sistem ini akan menawarkan permainan tengah yang lebih solid, dengan Idrissa Gueye ditempatkan di lini tengah. Mantan pemain Everton itu akan menjadi gelandang perebut bola, yang mana dalam formasi 4-2-3-1, ia terpaksa dikorbankan.

Formasi ini juga bisa menawarkan fleksibilitas yang lebih besar di antara tiga pemain depan.

Messi dan Mbappe dapat berganti peran tergantung pada keadaan pertandingan, menawarkan pemuda Prancis itu lebih banyak ruang lebar, di mana kecepatannya dapat dimanfaatkan dengan lebih baik. Messi, tentu saja, tidak pernah memiliki masalah bermain di ruang yang sempit.

Formasi 3-4-1-2

Sedikit variasi pada formasi sebelumnya dapat membuat PSG mengadopsi tiga bek, di mana Presnel Kimpembe bersama Sergio Ramos serta Marquinhos akan membentuk trio pertahanan.

Sementara itu, Hakimi dan Bernat sama-sama memiliki kebebasan untuk menyerang. Memang, keduanya diharapkan bisa memberikan servis kepada lini depan yang akan dipimpin oleh Messi dan Mbappe. Dengan formasi ini juga, Neymar akan sedikit ditarik ke belakang guna menghubungkan lini tengah dan lini depan Les Parisien, tentu saja aksi skill individual pria Brasil menjadi modal utama.

Lawan pasti akan mengurangi pengepakan pusat pertahanan mereka untuk melawan ancaman serangan ini, mengingat kualitas tiga pemain depan PSG, yang berarti lebih banyak ruang bagi Hakimi, khususnya, untuk mengeksploitasi sayap kanan.

Formasi ini sudah dianggap sebagai pilihan terbaik Pochettino, mengingat bisa dibilang menawarkan keseimbangan terbaik antara serangan dan pertahanan.

(muflih miftahul kamal/muf)