Bagaimana Kondisi Keuangan Barcelona Sebenarnya? Ini Jawaban Laporta

"Utang klub benar-benar berada dalam level membahayakan. Bisa bangkrut!"

Berita | 16 August 2021, 20:05
Bagaimana Kondisi Keuangan Barcelona Sebenarnya? Ini Jawaban Laporta

Libero.id - Meski sudah melepas Lionel Messi dan memotong gaji Gerard Pique, kondiri keuangan Barcelona benar-benar mengkhawatirkan. Jika tidak mendapat solusi cepat, El Barca bisa bangkrut. Salah satunya akibat utang menumpuk yang mencapai lebih dari 1,35 miliar euro (Rp22,8 triliun)!

Presiden Barcelona, Joan Laporta, kembali menegaskan dirinya dan manajemen yang dipimpinnya tidak puas kuasa untuk mempertahankan Messi karena masalah keuangan warisan Josep Maria Bartomeu. 

Laporta menunjukkan bukti laporan keuangan akhir tahun. Dalam catatan itu, Barcelona sudah merugi 481 juta euro (Rp8,1 triliun). Itu karena klub raksasa Katalunya tersebut hanya bisa mendapatkan pemasukan 655 juta euro ketika mengeluarkan biaya 1,136 miliar euro.

Karantina wilayah akibat Virus Corona dan pembatasan sosial yang sempat diberlakukan di Spanyol menghantam pemasukan klub dengan sangat telak. Diperkirakan, uang yang hilang mencapai nilai 91 juta euro. Karena itu, manajemen memastikan kesulitan membayar tagihan gaji pemain, yang mencapai 103% dari total pemasukan, sekitar 617 juta euro.

Angka-angka tersebut jauh lebih tinggi 25-30% dari para pesaing utama seperti Real Madrid dan Atletico Madrid. Belum lagi mereka punya total pemasukan yang negatif mencapai 451 juta euro. "Kami rugi 553 juta euro," ucap Laporta dalam sesi konferensi pers di Camp Nou, Senin (16/8/2021), dilansir situs resmi klub.

"Kami harus membayar 553 juta euro lebih banyak ketimbang tagihan kami tahun ini. Itu uang yang besar dan menggambarkan kondisi kami saat ini. Utang bank bahkan sudah meningkat jumlahnya menjadi 1,35 miliar euro. Kondisinya buruk sekali," tambah Laporta.

Tentu saja Laporta tidak mau disalahkan. Dia menyebut utang tersebut sebagai warisan dari era kepengurusan Bartomeu yang dipenuhi intrik dan korupsi. Laporan keuangan Barcelona banyak dimanipulasi oleh Bartomeu sehingga terlihat sehat. Padahal, sebenarnya ambyar.

Saat itu, Bartomeu sudah menggunakan uang Barcelona untuk kepentingan pribadinya, yang disebut sebagai Barcagate. Ada lagi banyak transfer mahal yang gagal di era Bartomeu seperti pembelian Philippe Coutinho, Ousmane Dembele, hingga Antoine Griezmann.

Karena itu, Laporta berani memastikan kepergian Messi tidak bisa dicegah. Meski banyak orang menyebut dirinya "Yudas" (pengkhianat), Laporta berani bersumpah bahwa sejak awal prioritas manajemennya adalah mempertahankan Messi.

"Kami akan selalu mencintai Messi. Dia luar biasa untuk klub ini. Perlahan menjelang akhir, hubungan itu memburuk. Kami ingin dua tahun lagi. Messi yang terbaik. Sulit menjelaskan perasaan saya melihat dia di PSG. Saya akan lebih suka Messi di sini. Tapi, saya yakin bahwa kami mengambil keputusan tepat. Tak ada siapa pun yang lebih besar dari klub. Tak ada pilihan lain," ungkap Laporta.

Tak hanya Laporta, tuduhan juga mengarah ke Jordi Alba. Dia dituduh tidak mau potong gaji sehingga membuat Messi hengkang. "Tidak ada yang menelepon saya sebelum Euro 2020. Kabar itu salah. Ketika klub berbicara dengan saya, saya bersedia. Saya dari sini, menghabiskan seluruh hidup saya di Barcelona. Bahwa komitmen saya dipertanyakan sangat menyakitkan saya," ujar Alba.

"Karena presiden belum berbicara secara khusus tentang ini, saya kira dia akan berbicara dan dia akan mengatakan yang sebenarnya. Pengacara saya telah berbicara dengan klub. Pique menjadi yang pertama. Semua kapten harusnya seperti itu," tambah Alba.

"Kebohongan dan fitnah itu mengganggu saya. Itu membuat saya lelah. Saya bisa bertahan dengan banyak hal, tapi saya menderita untuk keluarga saya dan hal-hal yang harus mereka dengar," pungkas mantan pemain Valencia itu.

(andri ananto/anda)

Baca Berita yang lain di Google News




  • 0%Suka
  • 0%Lucu
  • 0%Sedih
  • 0%Kaget

Opini

(500 Karakter Tersisa)

Artikel Pilihan


Daun Media Network