Libero.id - Hanya beberapa jam setelah memecat Ronald Koeman, Barcelona menunjuk Sergi Barjuan sebagai pelatih sementara sampai Xavi Hernandez benar-benar datang ke Camp Nou dari Qatar.
Bagi penggemar Barcelona, Sergi Barjuan Esclusa bukan nama asing. Lahir di Les Franqueses del Valles, Katalunya, dia merupakan produk La Masia. Dia belum tampil di La Liga ketika masuk skuad Johan Cruyff ke pertandingan tandang fase grup Liga Champions 1993/1994 melawan Galatasaray, pada 24 November 1993.
Sejak saat itu, Sergi menjadi pilihan pertama tim yang tak terbantahkan. Dirinya tidak pernah bermain kurang dari 31 pertandingan hingga 1999 sebagai bek kiri.
Bersama Barcelona, Sergi memenangkan tiga gelar La Liga, dua Copa del Rey, dan dua Supercopa de Espana. Dia juga menambahkan gelarnya dengan Piala Winners dan Piala Super. Sergi terkenal saat bermitra dengan Albert Ferrer di sayap pertahanan lulusan La Masia lainnya.
Sayang, kebersamaan indah Sergi dengan Barcelona berakhir saat Louis van Gaal datang. Masuknya gerbong Belanda membuat Sergi harus terbuang. Dia kemudian pindah ke Atletico Madrid. Di sana, dia bermain tiga musim sebelum gantung sepatu pada 2005.
Karier kepelatihan yang tak selalu mulus
Beberapa saat setelah pensiun, Sergi langsung mengambil kursus kepelatihan. Lalu, pada musim panas 2009, setelah beberapa tahun bekerja dalam pemasaran dan menjalankan kamp sepakbola untuk anak-anak, Sergi kembali ke Barcelona dan diberi peran pelatih Juvenil B (Barcelona U-16).
Pada tanggal 22 Mei 2012, Sergi menerima tantangan pekerjaan pertamanya di level profesional. Dia menandatangani kontrak tiga tahun dengan Recreativo Huelva di Segunda Division. Pada debutnya, 18 Agustus 20212, dia kalah 0-2 di kandang Xerez.
Tahun keduanya bersama El Decano, Sergi gagal mendapatkan tempat play-off di hari terakhir. Dia kemudian membatalkan kontraknya pada 30 Juni 2014 dan digantikan oleh Jose Luis Oltra.
Menganggur beberapa bulan, Sergi kemudian diangkat menjadi pelatih Almeria pada 6 April 2015. Dia menggantikan Juan Ignacio Martinez yang dipecat. Pertandingan pertamanya tercipta dua hari kemudian dalam kekalahan 0-4 dari mantan klubnya, Barcelona.
Pada 3 Oktober 2015, setelah bermain imbang 2-2 di kandang melawan Tenerife, Sergi dipecat dan menganggur cukup lama. Dia baru mendapat pekerjaan pagi pada April 2017 saat ditunjuk melatih Real Mallorca. Sayang, klub asal Kepulauan Balearic itu terdegradasi ke Segunda División B untuk pertama kalinya dalam 36 tahun.
Gagal dengan Mallorca, Sergi memutuskan pergi ke luar negeri. Pada 26 November 2017, dia ditunjuk melatih klub League One China (kasta kedua), Zhejiang Greentown, dengan kontrak dua musim. Dia kehilangan pekerjaannya pada 4 Juli 2019 setelah dua kemenangan dari 10 laga.
Dari China, Sergi kembali ke Katalunya. Pada Juni 2021, dia diangkat menjadi pelatih kepala Barcelona B untuk dua musim, menggantikan Xavi García Pimienta yang dipecat. Di tim satelit El Barca itu dia dibantu Albert Capellas, Felip Ortiz, Albert Peris, dan Carles Busquets (ayah Sergio Busquets).
Di tangan Sergi, Barcelona B bermain di Segunda B Grup 2 dengan hasil yang biasa-biasa saja. Untuk sementara, mereka ada di posisi 11 klasemen sementara dengan 13 poin dari sembilan pertandingan, tiga kemenangan, empat skor imbang, dan dua kekalahan. Di puncak klasemen ada Villarreal B dengan 25 poin.
Meski hasil Barcelona B tidak terlalu istimewa, Joan Laporta memutuskan menunjuk Sergi sebagai pelatih sementara pengganti Koeman. Tugasnya memimpin Memphis Depay dkk di laga akhir pekan nanti melawan Deportivo Alaves dan, jika administrasi Xavi belum beres, berlanjut versus Dynamo Kiev di Liga Champions.
Mengapa Sergi yang ditunjuk? Itu karena bukan hanya Koeman yang dipecat, melainkan juga seluruh asistennya. Mereka adalah orang-orang yang diminta Koeman membantu dirinya sejak musim lalu.
(andri ananto/anda)
Opini