Libero.id - Salah penyerang terbaik yang pernah dimiliki oleh Setan Merah, Ruud van Nistelrooy adalah salah satu pencetak gol paling ditakuti di Eropa hingga akhir karirnya setelah musim 2011/12. Van Nistelrrooy yang kini menjadi Pelatih PSV U-19  itu pernah menjadi sosok yang mampu menyebarkan ketakutan dan teror di garis pertahanan tim lawan.

Masa-masa tersebut pernah terjadi ketika ia bermain untuk Real Madrid di La Liga , kemudian di Jerman bersama Hamburg SV dan yang paling impresif adalah bersama Manchetser United, dimana ia mencetak 95 gol dalam 150 penampilan di seluruh kompetisi.

"Dia adalah pencetak gol yang sangat kejam dan hanya hidup untuk mencetak gol," ujar mantan rekan setimnya di United, Paul Scholes dalam bincang santai dengan podcast The Red Devils.

Obsesi mantan pemain PSV Eindhoven tersebut untuk mencetak gol dan menjadi yang terbaik membuat  Van the Man (julukan dari para fans MU) sudah tidak memikirkan apakah akan bisa menjuarai Liga Inggris, tetapi lebih kepada persaingan untuk pencetak gol terbanyak.

“Di dalam bus, dia (van Nistelrooy memeriksa apakah Thierry akan mencetak gol lagi hari ini,“ ujar Paul Scholes mengenai obsesi mencetak gol dari rival Kluivert di timnas Belanda tersebut.

Pada era 2000-an awal, Henry yang bermain untuk meriam London, Arsenal adalah pesaing terbesar van Nistelrooy dalam memperebutkan trofi pencetak gol terbanyak saat itu, dan dalam perjalananya, pemain Prancis tersebut keluar sebagai pemenang. Henry memperoleh penghargaan empat kali (2002, 2004, 2005, 2006) sementara van Nistelrooy hanya sekali (2003).

"Jika Henry berhasil, dia tidak akan berbicara kepada siapa pun tentang permainan di perjalanan pulang," tambah Scholes.

“Saya bermain dengan striker yang luar biasa; Dwight Yorke, Teddy Sheringham, Robin van Persie atau Ole Gunnar Solskjaer. Tetapi bagi saya, Ruud adalah yang terbaik,” pungkas mantan gelandang The Three Lions tersebut.